Selasa, 08 Februari 2011

PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM KREATIF MAHASISWA (PKM) BAGI DOSEN PENDAMPING

PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM KREATIF MAHASISWA (PKM) BAGI DOSEN PENDAMPING

Disusun Oleh:

Daniel S. Stephanus, SE, MM, MSA, Ak.

Latar Belakang

Dalam rangka Peningkatan Kualitas Mahasiswa khususnya Soft Skillnya dan salah satunya upaya bagaimana memperoleh Dana Program Kreatif Mahasiswa (PKM) Tahun 2010 dan penulisan proposal Program Kreatif Mahasiswa (PKM) agar sesuai dan lebih baik dibanding tahun 2009. Berdasarkan hal tersebut diatas, perlu diadakan pelatihane pnyusunan Pro posal PKM bagi Dosen Pendamping.

Waktu, Tempat, dan Penyelenggara

Hari : Selasa, 13 Juli 2010

Tempat : Gedung Amartha – Kopertis Wilayah VII Jawa Timur

Penyelenggara : Kopertis Wilayah VII Jawa Timur

Rincian Kegiatan

Pembukaan oleh Panitia (Kopertis Wilayah VII Jawa Timur)

Sesi 1: Memunculkan Ide Kreatif (Drs. Psi. Suroso MS. – Wakil Dekan Fakultas Psikologi Universitas Tujuh Belas Agustus – Surabaya)

Sesi 2: Teknik Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (Prof. Dr. drh. Wurlina Meles, MS. – Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga – Surabaya)

Sesi 3 : Hak Kekayaan Intelektual Terhadap Karya Program Kreativitas Mahasiswa (Prof. Dr. Suprapto, DEA – Jurusan Teknik Kimia Intitut Teknologi Sepuluh November – Surabaya; Ketua Tim Pakar Pengembangan HKI Perguruan Tinggi, DP2M, Ditjen Dikti, Depdiknas)

Sesi 4: Berbagai Pengalaman Mengelola Program Kreativitas Mahasiswa (drs. Joko Widodo, M.Si – Pembantu Rektor III Universitas Muhammadiyah Malang)

Ringkasan Materi

Pembukaan

Universitas Muhammidayah Malang merupakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang terbanyak dalam memperoleh Hibah PKM selama 6 (enam) tahun terakhir secara nasional.

Kopertis telah memberikan penghargaan berupa “Kampus Unggulan” dalam 7 (tujuh) tahun terakhir ini. Kampus unggulan dinilai dengan indicator (KPI): 1. Pembinaan Dosen, 2. Pembinaan Kemahasiswaan, dan 3. Pembinaan Kelembagaan.

KPI untuk “Pembinaan Kemahasiswaan” merupakan KPI yang nilai capaiannya selalu yang terendah (paling lemah dan kurang diperhatikan). Perlu perhatian lebih khusus dan lebih serius lagi dari para pimpinan Universutas dan Dosen-Dosen Pendamping.

Sesi 1: Memunculkan Ide Kreatif (Drs. Psi. Suroso MS. – Wakil Dekan Fakultas Psikologi Universitas Tujuh Belas Agustus – Surabaya)

Kreatif: Fleksibel dan luwes dalam mencari alternative. Selalu berubah untuk mengantisipasi perubahan jaman dan bukan sekedar mengikuti perubahan jaman. Thinking out of the box.

Ancaman (Threats): Inkonsistensi dan ketidakdisiplinan mahasiswa dan dosen pembimbing. PKM tidak terjadwal dan bersifat incidental.

Proses Kreatif: Setiap berhadapan atau bertemu dengan sesuatu haruslah:

1. Dapat menjelaskan dengan jelas pada orang lain.

2. Mampu mendiskripsikan sampai pada ciri-ciri khas.

3. Mampu memprediksi “sesuatu” berdasar ciri-ciri yang diketahui.

4. Mampu menyiapkan respon selanjutnya (antisipatif).

Jadi, semakin banyak diskripsi dari fungsi dan kegunaan sesuatu akan mempercepat proses kreatif.

Setiap manusia unik dan berbeda satu dengan yang lain, seharusnya mampu berfikir dan bertindak yang berbeda. Setiap manusia adalah independen tetapi sekaligus interdependen, sehingga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang berguna untuk saling mengisi dan menguatkan. Manusia yang berhasil adalah manusia yang mampu memanfaatkan setiap kesempatan yang datang dengan kompetensi yang dimilikinya.

Dilema pendidik:

1. Murid pandai tetapi tidak kreatif.

Hanya mengetahui (1) satu jalan saja, sehingga perlu diajak untuk mencari dunia atau alternative lain guna menumbuhkan kreativitasnya.

Dosen pembimbing harus mampu mengikuti dinamika mahasiswa dan mampu memberi soluis dan alternative.

2. Murid kreatif tetapi tidak pandai.

Terbiasa untuk keluar dari kebiasaan (pakem). Diarahkan untuk berjalan dalam real atau koridor yang seharusnya.

3. Murid pandai dan kreatif tetapi berada di tempat yang salah.

Diajak belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.

3 (tiga) kemampuan intelektual:

1. Sistesis, hubungan yang tidak lazim (kognitif atau to think)

2. Analitis, penilaian kritis untuk menghasilkan ide-ide yang lebih baik (afektif atau to feel)

3. Praktis, mengubah ide menjadi tindakan dan kenyataan (psikomotorik atau to act).

Membuka Kreativitas mahasiswa:

1. Plan – Do – Check – Action (PDCA).

2. Learning and acting.

3. Finding the opportunities and become problem solver.

4. Multi-perspectives.

5. Find multiple alternatives.

6. Dare to breaking the rules.

7. Think and aware.

8. Come out and play (crazy idea)

Bagaimana caranya membuka kreativitas mahasiswa:

1. Be a role model (belajar dari lingkungan).

2. Build self-efficacy (terlibat pada kepercayaan yang diyakini).

3. Questions assumptions (identifikasi posisi).


Hasil Diskusi:

1. Kreativitas versus lingkungan

Rutinitas menutrup proses kreatif, sehingga harus berani berbeda dan keluar dari zona nyaman.

2. Membongkar keterkungkungan pikiran (keseragaman dan keteraturan) yang sejak kecil tertanam melalui proses pendidikan di Indonesia.

Membuka wawasan dan menuangkan konsep dalam bentuk tulisan.

1) Kurangnya peran dosen pembimbing kemahasiswaan yang menjadi contoh (role model).

2) Berproses dan berani gagal (trial and error).

3. Membangkitkan ide kreatif dari mahasiswa sendiri.

1) Melibatkan mahasiswa dalam proses, mulai dari menelurkan ide, penulisan sampai dengan pencetakan, dan pengiriman proposal.

2) Memilih dan membina mahasiswa khusus untuk menjadi penggerak kawan-kawannya untuk menjadi kreatif.

Sesi 2: Teknik Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (Prof. Dr. drh. Wurlina Meles, MS. – Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga – Surabaya)

Menjadi contoh (hibah dan prestasi) yang telah diperoleh, serta memotivasi mahasiswa untuk penelitian dan pengabdian masyarakat dalam bungkus kewirausahaan.

PKM 2010 akan diluncurkan pada bulan Agustus 2010 dengan batas akhir pernyerahan proposal pada September 2010.

1 (satu) proposal dapat memperoleh banyak sumber pendanaan baik dari DIKTI, lembaga-lembaga terkatit dan sumber-sumber lainnya. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah “konsistensi masalah dan obyek penelitian, serta memiliki kontribusi nyata pada masyarakat”.

Kunci sukses proposal ada pada: luaran (outcome) yang jelas, terdokumentasi, dan terpublikasi dengan baik.

Hasil Diskusi:

Judul Proposal PKM:

Harus jelas, spesifik, dan langsung merujuk pada thema dan obyek (sasaran). Mampu menggambarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, dan luaran yang diinginkan pada sasaran (mitra).

Sesi 3 : Hak Kekayaan Intelektual Terhadap Karya Program Kreativitas Mahasiswa (Prof. Dr. Suprapto, DEA – Jurusan Teknik Kimia Intitut Teknologi Sepuluh November – Surabaya; Ketua Tim Pakar Pengembangan HKI Perguruan Tinggi, DP2M, Ditjen Dikti, Depdiknas)

Produk-produk unggulan PKM yang bahkan sampai dieksebisikan dalam PIMNAS tidak banyak yang dilindungi oleh paten atau hak cipta.

Padahal PKM seharusnya menghasilkan Hak Cipta dan bahkan PATEN (HKI).

Paradigma DIKTI telah mengarah pada HKI (Hak Cipta dan Paten), item pada nilai kum dosen dan institusi diperberat bobotnya pada perolehan HKI (Hak Cipta dan Paten). Khususnya pada penilaian Sertifikasi Dosen dan Akreditasi.

Patent first, paper later!!!

Hasil Diskusi

Karya tulis (hasil penelitian dan buku ajar) dilindungi oleh Hak Cipta (HKI).

Pendaftaran Hak Cipta:

1. Judul Ciptaan,

2. Dilampirkan bukunya,

3. Lembar pendafataran dapat diunduh pada www.dgip.go.id

Paten bukan mililk atau melindungi si penemu (pendaftar) tetapi pada produk yang diciptakannya.

Sesi 4: Berbagai Pengalaman Mengelola Program Kreativitas Mahasiswa (drs. Joko Widodo, M.Si – Pembantu Rektor III Universitas Muhammadiyah Malang)

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selama 4 (empat) tahun terakhir selalu masuk dalam 10 besar Perguruan Tinggi dengan jumlah PKM dan PIMNAS terbanyak.

Kecilnya animo mahasiswa dalam melakukan aktivitas penalaran (PKM) menjadi permasalahan tersendiri. Segala upaya dikerahkan untuk memperoleh mahasiswa yang kreatif, inovatif, produkitf, dan kompetitif.

Contoh Kasus: Perolehan Hibah PKM UMM

Seleksi 1 (pengumpulan proposal PKM dari mahasiswa) : 22.000 proposal

Seleski 2 (kelengkapan dan kesesuaian administrative) : 6.000 proposal

Seleksi 3 (Kelayakan untuk dikirim ke PKM) : 4.094 proposal

Lolos Hibah PKM : 343 proposal

Menerima hibah pendanaan : 111 proposal

Lolos PIMNAS : 11 Team

Kiat-Kiat meningkatkan perhatian mahasiswa pada PKM

1. Keseriusan dan keberanian untuk memulai dan bertindak.

2. Penalaran menjadi tradisi universitas (kebutuhan dan harga diri).

3. Menjadikan naskah Praktik Kerja Lapangan sebagai proposal PKM

4. Pembiasaan menulis dan peningkatan ketrampilan bahasa (listening à speaking à reading à writing).

5. Mewajibkan penerima bea siswa untuk menulis dan mengirimkan proposal PKM (struktur proposal sesuai dengan format PKM).

6. Melakukan kompetisi internal sebagai Bank Proposal.

7. Perhatian dan penghargaan pada penerima PKM dan peserta PIMNAS (mahasiswa dan Dosen Pembimbing).

8. Kaderisasi yang intensif (UKM Diskusi dan Penalaran).

9. Pembiasaan (membentuk tradisi)

1) Keseriusan dan kesungguhan dalam pelaksanaan,

2) Penyatuan pandang dan daya dukung,

3) Kompetisi regular dan tersistem.

10. Evaluasi diri terus menerus

1) Kurang percaya diri,

2) Input bukan yang terbaik,

3) Tidak berani bersaing,

4) Lingkungan yang tidak kondusif,

5) Dana yang terbatas,

6) Daya juang kurang,

7) Koordinasi lemah,

8) Non penalaran lebih menarik.

11. Membentuk tradisi

1) Membuka jalan kekompakan dan kepaduan,

2) Gali potensi-potensi unggul,

3) Membentuk kebiasaan untuk menciptakan tradisi,

4) Evaluasi diri dan pengembangan karakteristik institusi.

Keuntungan-keuntungan lain dengan terlibat aktif pada PKM:

1. Mampu menilai kemampuan diri sendiri.

2. Pengakuan terhadap prestasi yang dicapai.

3. Soft skill menulis baik di media masa dan publikasi dalam bentuk lain.

Meningkatkan kemampuan menulis, presesntasi, dan publikasi mahasiswa. Kuliah cepat dan meudah memperoleh pekerjaan atau mengembangkan usaha.

Catatan:

Universitas Ma Chung Malang mendapat apresiasi sebagai Universitas baru yang agresif dan progresif untuk mengembangkan penalaran sebagai basis prestasi dan kompetensi.

Hasil Diskusi:

1. Gagasan tulis dapat diperoleh dengan mengirim publikasi sebanyak-banyaknya di media masa.

2. Menyempurnakan teknologi tepat guna yang telah ada di masyarakat sebagai gagasan.

3. Kualitas program diatas kuantitas program, hanya mengirimkan yang layak dan berpotensi.

4. Pembinaan dilakukan oleh mahasiswa sendiri melalui UKM Forum Diskusi dan Penalaran Ilmiah.

Kesimpulan

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap Pergutuan Tinggi sebagai salah satu sarana pendidikan bagi mahasiswa untuk membentuk lulusan yang kreatif, inovatif, kompetitif, dan problem solver.

Pembiasaan diri untuk menuangkan ide dalam tulisan dan berkompetisi akan membentuk perilaku (habit) dan bila terus menerus terjaga akan menjadi suatu karakter, karakter kreatif, inovatif, kompetitif, dan problem solver.

Keseriusan Dosen Pembimbing dan dukungan dari Pimpinan Unviersitas, utamanya dengan menjadi contoh (role model) serta adanya penghargaan bagi peraih prestasi mutlak diperlukan untuk mendorong tumbuh kembangnya PKM di kalangan mahasiswa.

Perlunya dibentuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Diskusi dan Penalaran sebagai ajang berlatih dan sarana pembiasaan mahasiswa untuk melakukan aktivitas penuangan ide, menulis proposal, melakukan aktivitas penelitian dan pengabdian masyarakat, dan berbagai kegiatan kreatif lainnya.

Perlu adanya perhatian khusus dalam bentuk penghargaan (rewards) untuk setiap keberhasilan dalam PKM, PIMNAS, dan berbagai kompetisi dan hibah yang diperoleh baik bagi mahasiswa pelaksana dan Dosen Pembimbing.

Program-program internal yang mendukung proses pembiasaan diri untuk menggali potensi mahasiswa dan pengumpulan proposal sebanyak mungkin seperti program hibah dan kompetisi internal, mewajibkan penerima bea siswa untuk menyusun proposal PKM, dan berbagai kiat lainnya.

Pembinaan khusus bagi mahasiswa kreatif dan Dosen Pembimbing PKM sebagai satu gugus tugas tersendiri sehingga mendapatkan perhatian dan dukungan lebih dari Unviersitas.

Target untuk memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (Hak Cipta dan Paten) hendaknya menjadi puncak pencapaian PKM, yang akan menjadi pengangkat citra perguruan tinggi dan pribadi-pribadi yang memperolehnya.

Belajar bersama, bekerja bersama, dan berkarya bersama untuk menggapai prestasi tertinggi.

Malang, 19 Juli 2010

Salam prestasi,

Daniel S. Stephanus

20070029