Disarikan dari
Researh Week Universitas Ma Chung 2017, 01—03 Agustus 2017-10-03
PEMBUKAAN OLEH REKTOR
UNIVERSITAS MA CHUNG
Riset adalah tuntutan dari Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti). Bukan saja untuk
kemajuan bangsa tetapi juga untuk peningkatan kesejahteraan dosen serta
penilaian kinerja dosen untuk karier.
Perlu kolaborasi antar Dosen bahkan dengan lembaga lain untuk
meningkatkan daya saing riset dan publikasi.
Kinerja Riset akan menjadi salah satu pilar kinerja kampus.
PERAN PERGURUAN
TINGGI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA MELALUI PENELITIAN (Dr. Tatas –
Universitas Ma Chung)
Indeks daya saing indonesia di posisi 41 dunia yang dinilai
berdasar 12 pilar inovasi. Terdiri
antara alin: (1) publikasi dan paten; (2) sumberdaya manusia; (3) porduk; (4)
kolaborasi perguruan tinggi dan industri; (5) kolaborai industri dengan lembaga
riset; (6) dan lain-lainnya.
Arah Kemenristekdikti
Terkait dengan Daya Saing
Akademisi dan Periset harus dapat berelasi dengan dunia
usaha. Indikasi keberhasilan riset (1)
publikasi; (2) hak kekayaan intelektual; (3) prototype (laboratoium dan
industri).
Rerangka kerja logis dan program kemenristekdikti:
Teaching University à
Research University à
Entrepreneur University.
Menyiapkan mahasiwa menjadi entrepreneur yang kreatif dan inovatif.
Jumlah Dosen dan Periset di Indonesia saat ini 151.055
orang, seharusnya jumlah publikasi tinggi. Pusat Unggulan IPTEK di Indonesia
saat ini telah ada 20 PUI dan PUI di Universitas Ma Chung adalah satu-satunya
PUI di Perguruan Tinggi Swasta.
Rencana Induk Riset
Nasional (RIRN)
Sesuai dengan Permenku 106, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Riset terdiri dari 7 bidang riset yang diturunkan menjadi 10 Bidang Fokus. Standar Nasional Penelitian sebagai indikator
kinerja penelitian Perguruan Tinggi terdiri dari 8 standar, yang antara lain
adalah (1) standar hasil; (2) standar pengelolaan; (3) standar sarana dan prasarana;
(4) dan standar-standar lainnya.
Hal-Hal yang Harus
Diperhatikan oleh Periset
1.
Perhatikan pada Panduan Edisi XI dan PMK 106.
2.
Kualitas Proposal dan luaran.
3.
Track
Record (research profile).
4.
Peta jalan penelitian (focus of your record).
5.
Belajar berkolaborasi.
6.
Membentuk kelompok riset.
7.
Belajar pada yang berpengalaman.
PERAN PERGURUAN
TINGGI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA (Chandra
A.A., ST., MT. – Ketua LPPM Universitas Widya Gama)
Kampus harus melaksanakan Tri Dharma (Pengajaran,
Penelitian, dan Pengabdian) secara berimbang sesuai dengan Undang-Undang
20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususunya pada Pasal 20 Ayat
2. Tri Dharma bukan saja dilaksanakan
oleh lembaga tetapi juga seluruh Dosen sesuai dengan Undang-Undang 14/2005
tentang Guru dan Dosen, khususnya Pasal 60.
Landasan filosofis Tri Dharma adalah (1) tanggung jawab
akademik. Sosial, dan etik; (2) sejahtera, bermartabat, dan beradab. Khususnya Pengabdian masyarakat yang dapat
berdampak langsung pada masyarakat.
Pemahaman Pengabdian Pada Masyarakat (PPM):
1.
PPM pada masa lalu: (1) masih dikonotasikan dengan tanpa pamrih
dan menjadikan masyarakat sebagai obyek; (2) bukan investasi produktif; (3)
kurang penghargaan; (3) kegiatan parsial seperti penyuluhan, pendampingan, dan
pembangunan fisik.
2.
PPM pada saat ini: (1) masyarakat sebagai mitra;
(2) sinergi berkelanjutan; (3) dana invstasi jangka panjang; (4) gabungan
inovasi; (5) insentif publikasi; (6) peluang bagi mitra untuk investasi seperti
BUMDes.
3.
PPM pada masa depan haruslah (1) mendukung
kemandirian bangsa; (2) sinergi implementasi Tri Dharma; (3) nilai tambah
luaran berbagai PPM; (4) peluang kerjasama nasional dan internasional.
Prinsip dasar PPM:
1.
Berbasis kewilayahan.
2.
Berdasarkan permasalahan, kebutuhan, dan
tantangan masyarakat.
3.
Sinergi, multi disiplin, dan bermitra.
4.
Kegiatan terstruktur, target luaran jelas, dan
terstruktur.
5.
Berkelanjutan dan tuntas.
Permasalahan dalam PPM:
1.
Angka kredit PPM kecil, hanya 10%
2.
Rendahnya minat dosen melakukan PPM, kurang dari
5% dosen se Indonesia.
3.
Belum ada standarisasi media atau wahana diseminasi
hasil PPM.
Jumlah dosen se Indonesia lebih dari200.000 orang, PPM yang
terdanai hanya sekitar 3.000 orang pertahun.
Kluster Perguruan Tinggi Pelaksana PPM:
1.
Unggul
2.
Sangat Bagus
3.
Memuaskan
4.
Kurang (Marjinal)
Rasio Riset dan PPM pada tahun 2016
1.
Jumlah Proposal: 15.000 proposal riset
berbanding 3.000 proposal PPM.
2.
Jumlah Anggaran: 1 Trilyun berbanding dengan 180
Milyar.
Panduan Edisi XI (2017)
1.
Ikuti format dalam panduan
Review administrasi di LPPM untuk memastikan kelengkapan.
2.
Mitra harus jelas (komunitas, UMKM, dan
lain-lainnya). Minimal 2 mitra.
3.
Data Mitra (kuantitatif dan analisis situasi).
80% proposal mitra yang didanai adalah kelompok usaha (UMKM). Menceritakan kondisi mitra sedetail mungkin
dan dilengkapai dengan data kuantitatif.
4.
Lengkapi dengan foto terbaru (mitra, mitra
dengan pengusul, dan produk).
5.
Permasalahan dan solusi minimal 2 bidang (proses
produksi dan manajemen).
6.
Permasalahan yang benar-benar muncul di mitra.
7.
Solusi permasalahan dengan skala prioritas.
8.
Target luaran terukur dan terkuantifikasi dengan
spesifik.
9.
Jenis kepakaran tim pengusul (rinci dan
tertabulasi).
10.
Metode pelaksanaan dengan tahapan yang
sistematis sesuai dengan target.
11.
Biaya dan jadwal yang sesuai dengan rencana.
Tahapan pembuatan proposal:
1.
LPPM dan fakultas mendistribusikan data mitra
sebagai calon mitra.
2.
Dosen membuat proposal.
3.
Proposal di-review
substansinya oleh reviewer internal.
4.
Proposal di-review
administrasi oleh LPPM.
5.
Proposal diunggah (upload) secara lengkap.
Kinerja LPPM tertera di website
DP2M, terdiri dari:
1.
Publikasi ilmiah.
2.
Publikasi media massa.
3.
Laporan Teknologi Tepat Guna.
4.
Produk terstandarisasi (sertifikasi, SIUP, dan
lain-lainnya).
5.
Buku.
6.
Jumlah Dosen yang terlibat.
VALIDITAS PENELITIAN
(Prof. Solimun – Universitas Brawijaya)
External & Internal Validity
Referensi Fraendel & Wallen (1993); Davis & Cosenza
(1993); dan Sastroasmoro & Ismael (1995)
Bila hasil penelitian berbeda dengan teori, harus mencari
informasi tambahan dan penjelasan tambahan untuk menemukan pembenaran
kontekstual. Teori tetap berlaku tetapi
kondisi anonali bisa menjadi peluang untuk memunculkan teori baru melalui confirmatory research.
Penelitian (re-search)
dilakukan untuk menemukan (1) konsep & teori; (2) metode (cara &
prosedur); (3) teknologi; (4) informasi.
Riset berawal dari ide (gagasan baru) yang memenuh kaidah-kaidah sebagai
berikut:
1.
Novelty
(state of the art): originality & scientific content.
2.
Usefulness:
kontrinusi pada perubahan keilmuan.
3.
Methods:
validity & reliability.
4.
Parsimony
(mudah): literatur review; data collecting, data processing.
Filasat Ilmu dalam Penelitian
1.
Kegiatan konstruksi melalui penelitian
kualitatif.
2.
Kegiatan rekonstruksi melalui penelitian
kuantitatif.
3.
Kegiatan dekonstruksi melalui penelitian kritis.
Penelitian yang baik bukanlah penelitian yang rumit tetapi
penelitian yang memenuhi kaidah-kaidah riset, murah (tidak menghabiskan sumber
dana yang besar), serta sumberdaya waktu yang memadai.
Jenis-Jenis
Penelitian
1.
Eksploratori: menggali informasi dan
memaparkannya.
2.
Deskriptif: menggambarkan karakterisik dan
fenomena.
3.
Eksplanatori: menganalisis sifat hubungan atau
perbedaan antar kelompok untuk dijelaskan sengan penggujian hipotesis.
Latar belakang masalah untuk menemukan research gap atau research
problem:
1.
Fenomena: data kuantitatif.
2.
Konteks: paparan kualitatif.
3.
Keunikan dan keprihatinan.
4.
Keingintahuan.
Ranah Penellitian
Menyidik + eksplorasi + ekspalanasi dari perilakukan sistem.
Kuantitatif ditetapkan di awal sebagai latar belakang, Kualitatif
untuk dicari dan dirumuskan. Unsur atau
karakteristik akan menjadi variabel atau konsep. Relasi menjadi hipotesis atau proposisi. Tujuan menjadi model penelitian.
Research Gap atau Research Problem
Ketertarikan dan Keunikan
Analisis Teori Anomali,
pengujian empiris, ketaksonsitenan
Vaiabel Hubungan antar vaiabel Model/teori/konsep
Ekploratori/Deskriptif Konfirmatori/Eksploratori Konfirmatori/Modifikasi
Penelitian
|
|
Kualitatif
|
Kuantitaif
|
Eksploratori & Deskriptif
|
Konfrimatori & Eksplanatori
|
Konteks
|
Teori
|
Mengonstruksi dan mendeskripsikan teori
|
Hasil penelitian empiris
|
Memperbaiki konstruksidan menambah perspektif teori
|
Menjelaskan konsep
|
Note:
Fenomena (empirical
problem) menjadi dasar dari lahirnya research
problem yang memunculkan fokus, tujuan, dan manfaat penelitian. Juga menjadi dasar dari keterbaruan (novelty) penelitian dan efek disrupsi. Efek disrupsi adalah, bahwa riset bersifat
peramalan sehingga tidak boleh terjebak pada masalah, hipotesis, dan teori
saja.
Penelitian untuk
Strata 1
Merupakan ajang latihan penelitian (research training).
Sehingga, hal yang terpenting adalah pada proses (1) prosedur
penelitian; (2) memilih model penelitian dengan benar; (3) melakukan penelitian
dengan tahapan yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar