MARIA CLARETTA SINTA AYUNA LOREN & DANIEL SUGAMA STEPHANUS
MAKALAH PENNGAUDITAN
PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG
2022
1. LATAR BELAKANG
Dalam dunia bisnis suatu perusahaan
sangat membutuhkan ringkasan dari proses akuntansi berdasarkan transaksi –
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan selama tahun buku yang merupakan
proses akhir dari suatu pencatatan atau yang lebih dikenal dengan pelaporan
keuangan. Proses akuntansi atau siklus akuntansi bersifat akuntable serta harus
dipertanggungjawabkan isinya karena disusun dengan kaidah dan prinsip akuntansi
(Rahmah, 2022). Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2015), tujuan utama dari
pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang ditujukan kepada pihak
yang membutuhkan baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan sebagai
sarana pengambilan keputusan. Oleh karena itu, laporan keuangan sangat penting
bagi perusahaan untuk meyakinkan penggunanya bahwa perusahaan tersebut memiliki
akuntabilitas, reliabilitas laporan keuangan serta laporan keuangan yang
relevan. Untuk memenuhi karakteristik tersebut diperlukan jasa pihak ketiga,
yaitu pihak yang dinilai independen untuk memberi jaminan bahwa laporan
keuangan tersebut relevan dan dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan.
Jasa akuntan publik dinilai memiliki
peranan penting karena salah satu tugas jasa akuntan publik adalah untuk
menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen sehingga
keakuratan laporan keuangan perusahaan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Menurut
Natawidnyana (2009), kegiatan peninjauan ulang biasa
disebut sebagai proses audit. Proses audit dapat diartikan sebagai kegiatan
evaluasi terhadap organisasi, sistem, proses, hingga produk dalam sebuah bisnis
atau perusahaan. Proses ini harus dilakukan oleh auditor yang memiliki
pemahaman seputar audit sehingga menghasilkan opini yang objektif dan jujur.
Proses audit akan menghasilkan suatu data yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk menjadi dasar dan bahan pertimbangan dalam menentukan sebuah keputusan.
Oleh karena itu, data yang akurat akan sangat memengaruhi segala keputusan yang
dapat diambil oleh bisnis atau perusahaan. Data yang tepat pada akhirnya juga
akan membuat laporan keuangan dalam kebijakan ke depan menjadi lebih tepat atau
akurat.
Maksud dan
tujuan penulis menyusun makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk
mengetahui proses akuntansi dan proses audit dalam perusahaan.
2. Untuk memeriksa seluruh konsep yang penting
dalam laporan keuangan.
1. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat
dari penulisan makalah ini adalah agar dapat menambah wawasan serta ilmu bagi
pembacanya, serta memberikan kemudahan bagi pembaca sehingga dapat memahami
hal-hal terkait dengan proses akuntansi dan proses audit dan manfaat yang tidak
kalah penting adalah makalah ini dapat digunakan sebagai bahan pengajaran di
bidang pendidikan maupun bidang penelitian berbasis audit tingkat dasar.
2. Manfaat Praktis
Sebagai masukan
bagi pihak-pihak yang terkait agar dapat lebih memahami hal-hal yang terkait
dengan proses akuntansi dan proses audit pelaporan keuangan.
2.
LANDASAN TEORI
2.1.1 Standar
Akuntansi
Menurut
Budihardjo & Nurjanah (2021), terdapat beberapa standar akuntansi yang
berlaku di Indonesia, antara lain sebagai berikut:
a. Standar
Akuntansi Keuangan Umum konvergensi IFRS
Standar ini umum
digunakan untuk bisnis. Efektif sejak 1 Januari 2015, secara garis besar PSAK
telah terkonvergensi dengan International Financial Reporting Standards
(IFRS). Namun, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK
IAI) juga menerbitkan PSAK dan ISAK yang merupakan produk non-IFRS antara lain,
seperti PSAK 28 dan PSAK 38, ISAK 31, ISAK 32, ISAK 35 dan ISAK 36.
b. Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)
Standar ini
disusun dengan bentuk pengaturan yang lebih sederhana yang sebagian besar
menggunakan konsep biaya historis. Standar ini ditujukan untuk entitas yang
tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi
pengguna eksternal (pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan
usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit).
c. Standar
Akuntansi Keuangan Syariah (SAS)
Standar ini
disusun mengacu pada fatwa MUI dan ditujukan untuk entitas yang melakukan
transaksi Syariah, baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non Syariah.
Terdiri dari PSAK 100 sampai dengan PSAK 106 yang mencakup kerangka konseptual;
penyajian laporan keuangan syariah; akuntansi murabahah; musyarakah;
mudharabah; salam; istishna.
d. Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (EMKM)
Standar ini
ditujukan untuk entitas mikro, kecil, dan menengah dengan definisi yang mengacu
pada Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tidak atau belum mampu memnuhi persyaratan
akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP. SAK EMKM berlaku efektif tanggal 1 Januari
2018 dan penerapan dini dianjurkan.
2.1.2 Prinsip
Dasar Akuntansi
Prinsip dasar
akuntansi menurut Rahmah (2022) dikenal juga dengan sebutan Prinsip Akuntansi
yang Berterima Umum (PABU) adalah pedoman berupa tata cara dan dijadikan
standar penyusunan informasi keuangan yang juga diatur oleh IAI.
a. Prinsip
Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Pencatatan
informasi akuntansi pada prinsip ini didasarkan pada catatan biaya sesungguhnya
yang dikeluarkan suatu perusahaan untuk memperoleh barang atau jasa.
b. Prinsip
Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Pendapatan
merupakan aliran dana atau aset yang masuk (aktiva). Dalam prinsip ini setiap
pendapatan harus dicatat sebagai pendapatan umumnya ketika terjadi aktivitas
usaha misalnya penjualan barang atau jasa tertentu.
c. Prinsip
Mempertemukan (Matching Principle)
Sederhananya,
prinsip ini mempertemukan antara biaya yang diterima perusahaan dan biaya yang
dikeluarkan. Tujuan prinsip ini yaitu memperoleh besar nominal keuntungan
bersih yang diperoleh pada suatu periode.
d. Prinsip
Konsistensi (Consistency Principle)
Prinsip ini
tidak melarang adanya perubahan metode. Akan tetapi, jika terdapat penggantian
metode, selisih terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan
keuangan, tergantung dari sifat dan perilaku terhadap perubahan metode atau
prinsip tersebut.
e. Prinsip
Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
Lewat prinsip
akuntansi ini, penyajian informasi keuangan dilaporkan dengan lengkap dan
penuh. Tujuannya tak lain untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan dalam
mengambil keputusan. Apabila informasi yang disajikan tidak lengkap, laporan
keuangan tersebut dapat mengakibatkan kerugian bagi para pemakainya.
f. Prinsip
Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle)
Setiap
perusahaan merupakan kesatuan usaha yang berdiri sendiri dari entitas ekonomi.
Maka prinsip dasar ini menunjukkan perlunya pemisahan aset perusahaan dan aset
pribadi. Selain itu, setiap transaksi yang dilakukan perusahaan harus dipisah
dengan laporan akuntansi pribadi.
g. Prinsip
Periode Akuntansi (Period Principle)
Prinsip dasar
akuntansi ini mengadopsi prinsip waktu, artinya laporan keuangan memiliki
batasan berupa periode waktu tertentu. Tujuan prinsip dasar akuntansi ini yaitu
menjadikan laporan keuangan lebih terukur, efisien dan mudah untuk diketahui.
h. Prinsip
Kesinambungan Usaha (Going Concern)
Berdasarkan
prinsip kesinambungan usaha, suatu usaha ekonomi dapat berjalan
berkesinambungan secara konsisten jika tidak ada peristiwa khusus yang
berdampak pada penghentian bisnis.
i.
Prinsip Materialitas
Prinsip ini
dapat menentukan standar pengkoreksian laporan keuangan. Selain itu, laporan
keuangan merupakan pengukuran informasi akuntansi secara nominal atau material
sehingga memiliki nilai tertentu.
j.
Prinsip Satuan Moneter
Pada prinsip ini
disebutkan bahwa transaksi keuangan dicatat, dinyatakan, dan diukur dalam
bentuk mata uang. Maka laporan keuangan tidak menggunakan konsep kualitatif
berupa kinerja, prestasi, mutu kerja, dan lainnya yang tidak bisa diukur dengan
mata uang.
2.1.3 Jenis-Jenis
Laporan Keuangan
Menurut Ikatan
Akuntansi Indonesia (2015), hasil (output) dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan. Menurut PSAK 1, berikut adalah jenis-jenis laporan keuangan.
a. Laporan
Laba Rugi (Income Statement)
Laporan ini
berfokus pada tiga hal yakni pendapatan, biaya, dan untung-rugi. Sesuai
namanya, laporan ini membantu anda mengetahui apakah perusahaan atau bisnis
anda untung atau rugi. Laporan laba rugi kerap disebut sebagai laporan kinerja
keuangan perusahaan atau bisnis. Dalam laporan ini, Anda juga akan mendapatkan
informasi pendapatan, pengeluaran, dan beban pajak. Informasi ini, dapat
membantu anda dalam mengambil kebijakan atau keputusan terkait langkah
selanjutnya dalam bisnis atau perusahaan.
Pendapatan:
Mengacu pada keuntungan penjualan barang atau jasa dalam periode tertentu.
Biasanya pendapatan yang disajikan dalam laporan adalah pendapatan yang
dihasilkan dari penjualan tunai dan kredit.
Beban: Beban
adalah biaya operasional yang terjadi di entitas dalam periode tertentu. Contoh
dari beban adalah gaji, transportasi, anggaran pelatihan, utilitas, hingga
pajak.
Laba rugi:
Mengacu pada laba bersih setelah dikurangi biaya dari pendapatan. Semakin
tinggi angka pendapatan dibanding beban, maka keuntungan juga tinggi begitupun
sebaliknya.
b. Laporan
Neraca (Balance Sheet)
Neraca bisa
disebut juga sebagai Laporan Posisi Keuangan. Jenis laporan keuangan ini
menyajikan informasi seputar aset, kewajiban, dan modal dalam satu periode
secara menyeluruh dan terperinci. Sederhananya, laporan neraca berfungsi
sebagai penunjuk kondisi dan informasi keuangan perusahaan. Informasi aset,
kewajiban, dan modal adalah elemen penting dalam laporan neraca. Untuk
mengetahuinya, dapat menggunakan rumus persamaan akuntansi: Aset = Kewajiban +
Modal.
Aset/aktiva: Aset
adalah sumber daya perusahaan yang terdaftar secara hukum dan bernilai ekonomi.
Misalnya bangunan, tanah, mobil, dan uang. Aset terbagi menjadi dua kategori
yaitu, aset lancar atau jangka pendek dan aset tak lancar.
Kewajiban:
Kewajiban adalah utang perusahaan yang harus dibayarkan kepada pihak lain.
Contoh kewajiban adalah pinjaman bank, pajak, piutang, pinjaman ke institusi
finansial, dan overdraft.
Modal: Modal
adalah harta kekayaan perusahaan yang dimiliki oleh pemilik perusahaan. Modal
akan bertambah seiring dengan bertambahnya investasi ke dalam perusahaan. Yang
termasuk dalam modal adalah pendapatan tetap, modal saham, dan sebagainya.
c. Laporan
Perubahan Modal
Dalam perjalanan
operasional perusahaan, modal awal dapat mengalami perubahan sesuai kinerja
perusahaan. Laporan perubahan modal dibuat untuk mengetahui seberapa besar
perubahan modal yang terjadi beserta penyebab perubahannya. Data yang
diperlukan untuk membuat laporan adalah modal awal, pengambilan dana dari
periode yang diinginkan, dan total laba rugi bersih yang diperoleh. Namun,
laporan perubahan modal hanya dapat dibuat setelah laporan laba rugi telah
dikerjakan lebih dulu.
d. Laporan
Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan ini
membantu memahami perputaran arus uang perusahaan yang masuk dan keluar. Selain
itu, laporan arus kas juga berfungsi sebagai indikator prediksi arus kas pada
periode yang akan datang. Arus kas masuk dapat dilihat dari hasil kegiatan
operasional dan kas pendanaan atau pinjaman. Sedangkan arus kas keluar dilihat
dari seberapa banyak biaya operasional atau investasi yang dikeluarkan
perusahaan. Laporan arus kas terbagi dalam 3 jenis, yakni aktivitas operasi,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
Aktivitas
operasi: Laporan kegiatan yang berkaitan dengan penjualan, pembelian, dan
pengeluaran operasional perusahaan, meliputi penjualan produk atau jasa,
pembayaran bunga dan pajak pendapatan, pembayaran sewa, gaji dan upah.
Aktivitas
investasi: Berkaitan dengan aktivitas arus kas yang dihasilkan dari penjualan
atau pembelian aktiva tetap. Contoh, pembelian atau penjualan properti, pabrik,
peralatan, dan aset tidak lancar lainnya dan aset keuangan lainnya.
Aktivitas
pendanaan: Merupakan aktivitas kas yang berasal dari penambahan modal
perusahaan. Untuk menghitungnya, Anda dapat menambahkan atau mengurangi nilai
kas dari kewajiban jangka panjang dan ekuitas pemilik.
e. Catatan
Atas Laporan Keuangan (CaLK)
Catatan atas
laporan keuangan disusun berdasarkan penjelasan rinci terkait jenis laporan
keuangan neraca, laba rugi, perubahan modal, dan arus kas perusahaan. Hal ini
dilakukan agar perusahaan memiliki pemahaman baik terkait pengelolaan dana
secara menyeluruh. Catatan atas laporan keuangan ini biasanya dibuat oleh
perusahaan berskala besar guna pengungkapan informasi laporan keuangan yang
memadai.
f. Laporan
Keuangan Komparasi
Laporan keuangan
komparasi hanya diterbitkan apabila perusahaan menggunakan metode-metode
pelaporan akuntansi yang berbeda dengan yang digunakan pada periode sebelumnya.
Laporan keuangan komparasi dimunculkan dalam bentuk pemaparan kembali data-data
laporan keuangan dari periode sebelumnya, menggunakan metode akuntansi yang
telah diubah sehingga mampu menunjukkan signifikansi perubahan metode akuntansi
baru yang diterapkan dengan memberikan perbandingan data laporan keuangan
periode bersangkutan dengan periode sebelum diadakan perubahan kebijakan
akuntansi.
2.2
Audit Berbasis Risiko (Risk
Based Audit)
2.2.1 Pengertian
Risk
Based Audit adalah pendekatan audit yang
dimulai dengan proses penilaian risiko audit, sehingga dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan auditnya lebih difokuskan pada area-area penting
yang berisiko terjadinya penyimpangan atau kecurangan. RBA tidak hanya memusatkan
perhatian pada catatan akuntansi dan penyiapan laporan keuangan, namun juga
memusatkan perhatian pada proses akuntansi, pemilihan dan pencatatan data,
pengidentifikasian indikator risiko kegagalan
Konsep Risk
Based Audit: (1) Identifikasi area dalam laporan keuangan yang memiliki
risiko salah saji material yang lebih
besar dan membutuhkan perhatian audit yang disebabkan oleh adanya risiko bawaan
(inherent risk) dan risiko pengendalian (control risk); (2)
Identifikasi area-area lain yang memiliki risiko yang lebih rendah untuk
menentukan prosedur yang lebih ringan.
2.2.2 Latar Belakang Perubahan
Pendekatan Risk
Based Audit timbul karena adanya hal-hal berikut:
a. Adanya
permintaan dan tekanan untuk melakukan reformasi dalam pengelolaan perusahan (good
corporate governance)
b. Adanya
keinginan stakeholders agar perusahaan dikelola secara lebih efektif
c. Adanya
keinginan dari manajemen untuk memperoleh saran-saran perbaikan dalam kegiatan
operasinya.
Sasaran yang
ingin dicapai dengan diterapkannya Risk Based Audit antara lain:
a.
Mengidentifikasi risiko
kegagalan, kekeliruan, dan kecurangan, serta memberikan rekomendasi bagi
auditee untuk perbaikan operasinya.
b.
Memberikan dasar yang
kuat bagi tim audit dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan dengan
mempertimbangkan risiko salah saji yang terkait dengan risiko kegagalan,
kekeliruan, dan kecurangan.
c.
Kerangka untuk
meningkatkan efisiensi (menekan biaya audit dengan mengurangi tes substantif),
efektivitas (mengindentifikasi dan fokus pada area-area yang beresiko), dan
kualitas audit (menekan kesalahan audit).
2.2.3
Keuntungan Penerapan Risk
Based Audit
Bagi Kantor
Akuntan Publik:
a. Proses
audit dapat dilaksanakan dengan lebih efisien
b. Mengurangi
risiko pelaksanaan audit.
c. Memberikan
pendekatan audit sitematis dan unggul yang terfokus pada pengurangan risiko
d. Meningkatkan
kemampuan auditor (sebagai auditor sekaligus konsultan yang terpadu dalam GCG).
e. Membantu
pemahaman yang lebih baik atas operasi klien.
f. Membantu
auditor untuk dapat menjadi konsultan yang dapat dipercaya oleh klien.
Bagi Auditee:
a. Memberikan
tingkat jaminan yang lebih tinggi atas proses dan hasil audit.
b. Membantu
meningkatkan proses manajeman dalam pengelolaan risiko dan proses pengendalian
risiko perusahaan.
c. Memberikan
nilai tambah bagi jasa audit melalui rekomendasi/saran yang terkait dengan
peningkatan kinerja organisasi dan bagaimana mengelola risiko operasi.
3. PEMBAHASAN
3.1 PERBEDAAN
AKUNTANSI DAN AUDIT
Secara umum,
berikut merupakan perbedaan antara akuntansi dan audit yang disajikan dalam
bentuk tabel:
Tabel
1. Perbedaan Akuntansi dan Audit
Perbedaan |
Akuntansi |
Audit |
Definisi |
Proses pengolahan catatan keuangan
guna membantu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. |
Evaluasi laporan keuangan untuk
memastikan keandalan dan keabsahannya. |
Standar Penerapan |
PSAK - IFRS |
SA (Standar Auditing) atau Standar
Profesi Akuntan Publik (SPAP) |
Tujuan |
Memberikan pandangan yang akurat
danwajar ataslaporan keuangan kepada berbagai pengguna. |
Menghasilkan opini audit untuk
memverifikasi bahwa sebuah laporan keuangan sudadisusun dengan benar, jujur,
dan sesuai dengan standar yang berlaku. |
Jenis dan Cakupan |
·
Akuntansi Keuangan ·
Akuntansi Manajerial ·
Akuntansi Biaya ·
Akuntansi Syariah ·
Akuntansi Pemerintah |
·
Audit Internal ·
Audit Eskternal |
Pelaku Pekerjaan |
Pemegang pembukuan (bookkeeper) dan akuntan. |
Auditor beserta timnya. |
Keterampilan yang Dibutuhkan |
·
Pengetahuan tentang standar akuntansi ·
Kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat waktu dan terukur ·
Kemampuan menyeimbangkan risiko ·
Pemahaman akan mode pendapatan yang berbeda-beda ·
Kemampuan untuk menafsirkan laporan keuangan, memberikan saran berharga
berdasarkan pengalaman dan pengetahuan. |
·
Pengetahuan tentang standar audit dan akuntansi ·
Memiliki kemampuan analisis ·
Memiliki pemahaman akan ·
Kerangka kerja akuntansi dalam organisasi ·
Mampu mengidentifikasi area risiko ·
Mampu menginterpretasikan laporan keuangan dan pengaruh transaksinya
terhadap perusahaan. |
Level Tanggung Jawab |
Bertanggung jawab dalam menyajikan
pandangan yang benar dan adil tentang posisi keuangan perusahaan kepada
pihak-pihak yang kepentingan, seperti pemilik dan pemegang saham. |
Tingkat tanggung jawab auditor lebih
tinggi sebab laporan yang dikeluarkan oleh auditor merupakan verifikasi dari
pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan. |
Titik Awal |
Pembukuan |
Setelah laporan keuangan sudah
selesai disusun oleh akuntan. |
Periode |
Akuntansi adalah kegiatan yang
“selalu” berlangsung. Laporan keuangan memang dapat disiapkan secara triwulan
bahkan tahunan, tetapi pencatatan entri jurnal dan fungsi akuntansi lainnya
merupakan proses yang berkelanjutan dan dilakukan terus-menerus. |
Untuk audit, periode pengerjaannya
dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan perusahaan. Sebagian besar
ada yang memilih audit tahunan, tetapi ada juga yang memilih untuk melakukan
audit triwulanan. |
DAFTAR
PUSTAKA
Budihardjo,
O., & Nurjanah, R. M. (2021, September 8). Standar Akuntansi Keuangan
yang Berlaku di Indonesia. Retrieved from
https://konsultanpajaksurabaya.com/:
https://konsultanpajaksurabaya.com/standar-akuntansi-keuangan-yang-berlaku-di-indonesia
Ikatan Akuntan
Indonesia. (2015, Januari 1). PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan.
Retrieved from iaiglobal.or.id:
http://www.iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-7-psak-1-penyajian-laporan-keuangan
Ivana. (2022, Januari
7). Akuntansi vs Audit: Apa Bedanya? Retrieved from konsultanku.co.id:
https://konsultanku.co.id/blog/akuntansi-vs-audit--apa-bedanya-
Natawidnyana, I. R.
(2009, Januari 7). Overview Risk Based Audit.
Rahmah, A. (2022,
April 26). Ini 10 Prinsip Dasar Akuntansi dalam Menyusun Laporan Keuangan.
Retrieved from detik.com:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6051648/ini-10-prinsip-dasar-akuntansi-dalam-menyusun-laporan-keuangan#:~:text=Prinsip%20dasar%20akuntansi%20adalah%20pedoman,ini%20dilakukan%20oleh%20para%20akuntan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar