|
LOKAKARYA NASIONAL MANAJEMEN RISET DAN
PENGABDIAN KEPADA MASYRAKAT – LEMBAGA KOORDINADI PENGABDI MASYARAKAT NUSA
TENGGARA BARAT (LKPM – NTB)
|
Mataram,
04—05 April 2012
|
Daniel
S. Stephanus, SE., MM., MSA., Ak.
6 Juli 2012
|
Latar Belakang
Konsep Pemberdayaan
Masyarakat Berbasis Bale Langgaq Lembaga Koordinasi Pengabdi Masyarakat (LKPM)
Nusa Tenggara Barat: Pemberdayaan Potensi Masyarakat Dikelola oleh Kelompok
Masyarakat.
LKPM dibentuk melalui
pendayaan budi yang dilandasi oleh perilaku jujur beramal dalam melaksanakan
aktivitasnya. Pembentukannya diawali
dengan survey data dan informasi dengan menggunakan indicator yang terukur yang
menjadi dasar penyusunan program (action
plan). Pelaksanaan program di
lapangan dilakukan bersama dengan mitra kerja berbasis pengembangan model
partisipasi (bottom up planning process
model) yang mengutamakan aspirasi masyarakat. Sebagai contoh adalah pengelolaan bahan
material batu pertambangan di Desa Skotong, Desa Pemepek, dan desa Batunampar,
diawali dengan ujicoba lapangan oleh unsur mahasiswa, teknisi, dan masyarakat
yang hasilnya disampaikan kepada Pemerintah Daerah dengan harapan akan difasilitasi
supaya bermanfaat dan menguntungkan masyarakat petambang. Secara kelembagaan, para petambang
dikumpulkan dalam wadah koperasi yang terdiri dari 20—30 kepala keluarga yang
disebut dengan Bale Langaq. Dari model pengembangan ini diharapkan
Pemda setempat akan memberikan dukungan dalam aspek legal maupun finansial pada
para petambang yang tergabung dalam wadah koperasi tersebut.
Visi dari LKPM adalah:
“Mejadi Lembaga Koordinasi Pengabdi Masyarakat yang terkemuka dalam upaya
menghantarkan masyrakat Indonesia menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat, dan
sejahtera melalui penelitian dan pengabdian pada masyarakat untuk pengembangan
IPTEKS.”
Misi dari LKPM adalah:
“Membangun akses terhadap Catur Bhava Utama (Sumberdaya, Tenaga, Metoda, dan
Dana) pengabdi masyarakat melalui kemitraan serta memandu perkembangan dan
perubahan yang dilakukan masyrakat melalui kegiatan penelitian dan pengembangan
masyrakat yang inovatif, bermutu, dan tanggap terhadap perkembangan global dan
tantangan local.”
Motto dari LKPM adalah
“Toward prospering people through science, technology, and art”.
Tujuan dari LKPM
adalah: (1) memacu pembangunan masyrakat dengan meningkatkan kemampuan dan
kemandirian; (2) meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan dan pembelajaran;
(3) menerapkan hasil penelitian sesuai dengan kebutuhan masyrakat; (4)
memperoleh masukan bagi peningkatan mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian
pada masyarakat; dan (5) menjadi wahana kepakaran dan keunggulan bagi 4
universitas yang tergabung dalam LKPM.
Peran LKPM adalah: (1)
sebagai lembaga penghubung demand dan
supply, problem dengan solusinya,
masyarakat dan 4 universitas di LKPM; (2) sebagai lembaga pengabdi yang
melakukan kegiatan penelitian untuk kepentingan pengembangan keilmuan yang
langsung diterapkan di masyarakat; dan (3) sebagai lembaga yang mengembangkan
dan menerapkan hasil-hasil penelitian di masyrakat.
Produk dan layanan LKPM
adalah: (1) Penelitian, melakukan penelitian guna kepentingan keilmuan dan
penerapan langsung di masyarakat; (2) Pendidikan dan Pelatihan, melakukan
pendidikan dan kursus untuk meningkatkan kualitas SDM dalam rangkat menumbuhkan
motivasi mandiri serta memacu pembangunan masyarakat; (3) Jasa Konsultasi,
melakukan kegiatan konsultasi study, survey, investigasi, perencanaan dan perancangan,
pelaksanaan fisik dan jasa, dan manajamen dan supervise proyek; (4) Kemitraan,
mengembangkan jejaring serta menjembatani kepakaran 4 universitas di bawah
Yayasan Sangkareang dengan kebutuhan dari institusi pendidikan, pemerintah, dan
industry; (5) Manajemen HAKI, memberikan layanana konsultasi dalam pengelolaan
asset intelektual, menyelenggarakan pelatihan untuk para eksekutif perusahaan
dalam pengelolaan asset intelektual, dan memberi layanan yang menyeluruh dalam
menangani pengelolaan asset intelektual yang dimiliki suatu organisasi.
Arah pengabdi Masyrakat
LKPM adalah: (1) menciptakan suasana penelitian dan pengembangan IPTEKS
Universitas-universitas di bawah Yayasan Sangkareang; (2) menciptakan suasana
mewujudkan pengembangan potensi masyarakat dengan mendorong, memotivasi, dan
menyadatkan potensi yang dimiliki masyrakat; (3) memberdayakan masyarakat dalam
bentuk tindakan nyata berupa penyediaan dan penyebaran informasi serta peluang
pengembangan dan pemanfaatan IPTEKS; (4) memelihara keberlanjutan suasana
timbal balik yang beretika antar elemen masyarakat.
Model pendekatan yang
dipergunakan oleh LKPM adalah pendekatan bottom
up process melalui community life
competency process (CLCP), yaitu suatu metoda pendekatan yang memberdayakan
potensi masyarakat agar mampu dan kompeten menjalani dan mencukupkan kebutuhan
hidup sejahtera dengan kekuatannya sendiri.
Pelaksanaannya dilakukan dengan cara saling mengunjungi antar teman
secara berkelompok untuk berbagi, belajar, mendukung, menggali kekuatan, membangun
mimpi, dan menguatkan dengan tujuan yang baik untuk mengatasi masalah
masing-masing dan bersama.
Anggota LKPM adalah:
(1) IKIP Matram; (2) Universitas 45 Mataram; (3) Universitas Nusa Tenggara
Barat; dan (4) Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Yarsi Mataram.
Program-Program LKPM
adalah: (1) Program Bale Pinter, pola pembinaan dan pengembangan masyarakat
untuk memotivasi anak-anak dan anggota keluarga agar gemar membaca untuk
menambah pengetahuan dan wawasan, meningkatkan kecerdasan, serta meningkatkan
kemampuan di bidang agama; (2) Program Bale Sehat, pola pembinaan dan
pendampingan tentang pentingnya kesehatan, baik kesehatan jasmani dan rohani
dan kesehatan lingkungan (pengelolaan sampah rumah tangga dan sanitasi); (3)
Program Bale Kreatif, pola pembinaan dan pengembangan di bidang pertanian
terpadu, peternakan, kehutanan, ketrampilan, kerajinan, dan kesenian berbasis
sumberdaya local; (4) Program Bale Energi dan Pertambangan, pola pembinaan dan
pendampingan energy tepat sasaran dan berkelanjutan berbasis potensi local yang
berwawasan lingkungan; dan (5) Program Bale Usaha, pola pembinaan dan
pengembangan kewirausahaan masyarakat berbasis sumberdaya local yang dikelola
oleh masyrakat yang didampingi oleh kewirasusaan institute dan bekerjasama
dengan perusahaan mitra berdasar prinsip community
development.
Strategi pelaksanaan
kerja LPKM adalah dengan melakukan pilot
project pada suatu lokasi untuk dijadikan desa percontohan. LKPM bertanggungjawab secara penuh dalam
pengelolaan kegiatan yang meliputi pembimbingan, penjadwalan, control mutu,
coordinator, fasilitator, dan berbagai progam lain yang dilaksanakan. Tahapan pelaksanaannya adalah: (1)
pembentukan tim; (2) penyusunan MoU dan SOP seluruh aktivitas pengabdian dan
pemberdayaan yang akan dilaksanakan; (3) penentuan lokasi desa percontohan
melalui survey ilmiah dan bekerjasama dengan Pemda serta aspirasi masyarakat;
(4) penyusunan program berdasar potensi, masalah, adat, karakter, dan berbagai
aspek lainnya; (5) pembentukan kelompok pengelola kegiatan di tingkat
masyarakat, termasuk tim pembimbing; (6) pelatihan teknis dan metoda
pelaksanaan program bagi kelompok masyarkat; (7) pelaksanaan program; (8)
evaluasi program secara berkala; (9) laporan kegiatan pada setiap akhir
program.
Lokakarya ini dilaksanakan
untuk memperoleh masukan dari berbagai sumber, khususnya dari LPPM UGM untuk
kesempurnaan program kerja LKPM serta sarana untuk sosialisasi arti penting
forum atau lembaga pengabdi di berbagai provinsi di Indonesia. Lokakarya diikuti oleh utusan dari 21
provinsi di Indonesia.
Waktu, Tempat, dan Penyelenggara
Waktu:
04—05 April 2012
Tempat:
Hotel Lombok Garden, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat
Penyelenggara:
Lembaga Koordinasi Pengabdi Masyarakat Nusa Tenggara Barat
Rincian Kegiatan
Hari 1, 04 April 2012
1.
Pembukaan (Gubernur Nusa Tenggara
Barat)
2.
Kebijakan Riset Nasional Ditlitabmas
Dikti - Direktur DP2M Dikti
3.
Skim Penelitian Desentralisasi –
Prof Dr. Ir. Lukman Hakim – Universitas Brawijaya
4.
Kebijakan Pertambangan Rakyat
Pemprov NTB – Yuliardi – Dinas Pertambangan dan Energi Pemprov. NTB
5.
Manajemen dan Penguatan Kelembagaan
– R. Wisnu – UGM
6.
Manajemen Pengelolaan dan Penjaminan
Mutu Riset – Prof. Dr. Harno D.P. – UGM
7.
Manajemen Kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat – drh. Joko Prastowo, M.Si – UGM
Hari 2, 05 April 2012
1.
Klinik Penyusunan Proposal – Prof.
Harno D.P – UGM
2.
Tips and Trik – Prof. Nomo - UGM
Ringkasan Materi
1.
Pembukaan (Gubernur Nusa Tenggara Barat)
Meningkatkan
Peran Perguruan Tinggi dengan Tridharma Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Keunggulan NTB ada pada 2 sektor, (1) Sector Pertanian
dengan model Agro Kompleks dan (2) Sektor Pariwisata dengan Visit Lombok dan
Sumbawa 2012 dengan target 1 juta wisatawan pada tahun 2012.
Peran riset dalam pembangunan:
1)
SDM berperan lebih besar ketimbang
SDA, dibutuhkan keahlian dan riset.
Riset merupakan fondasi pembangunan yang berkelanjutan.
2)
Etika riset, yaitu riset yang
berbasis dan berpihak pada komunitas local.
3)
Menggali kebutuhan dan gagasan local
untuk kebermanfaatan masyarakat local.
“Percuma
publikasi internasional banyak tetapi tidak memberi manfaat bagi masyarakat
setempat!”
2.
Kebijakan Riset Nasional Ditlitabmas Dikti - Direktur DP2M
Dikti
Tugas DP2M: menyusun kebijakan, standar, bimbingan teknis,
dan evaluasi riset dan pengmas Universitas.
Indikator keberhasilan Universitas dalam bidang P&PM:
(1) jumlah dosen riset dan pengmas; (2) jumlah publikasi nasional dan
internasional (baik jumlah publikasi maupun jumlah dosen); (3) jumlah HAKI; (4)
implementasi riset dadlam pengmas.
“Sinergisme
Tridharma pad sebuah Perguruan Tinggi”
Catatan:
1)
MP3EI, kesempatan riset per koridor,
Rp200juta perproposal riset dan pengmas untuk masa 2 tahun, kuota 200 judul
proposal.
2)
LKPM NTB dapat menjadi contoh forum
periset dan pengabdi yang seharusnya ada di berbagai kota pendidikan.
3)
LKPM NTB mampu bekerjasama dengan
Pemda I dan II serta Dunia Usaha dan Industri.
3.
Skim Penelitian Desentralisasi – Prof Dr. Ir. Lukman Hakim –
Universitas Brawijaya
Merupakan pelimpahan tugas dan wewenang riset ke perguruan
tinggi dengan berbasis perencanaan penelitian yang disusun oleh Lembaga
Penelitian masing-masing Perguruan Tinggi.
Tujuan desentralisasi adalah menaikkan mutu proposal, keunggulan riset masing-masing
perguruan tinggi, daya saing, partitispasi dosen, dan kapasitas pengelolaan
riset.
Pemetaan perguruan tinggi telah dilakukan sejak tahun 2010,
dengan syarat: Rencana Induk Penelitian (RIP), Pedoman mutu penelitian,
Reviewer internal. Penelitian dosen
pemula hanya untuk PTS binaan. Dana
DP2M; 70% untuk 5 kluster perguruan tinggi (mandiri, utama, madya, binaan, dan
poltek) dan 30% untuk sentralisasi (hibah kompetitif nasional) seperti RAPID
dan STRANAS.
Ketentuan Umum:
1.
Ketua peneliti adalah Dosen Tetap
Perguruan Tinggi yang telah memiliki NIDN.
2.
Sistem penjaminan mutu oleh DP2M.
3.
Pemetaan berbasis boring dan RIP
ditambah dengan Panduan Umum dan Baku Mutu.
4.
Syarat tambahan: dana proporsional
dan wajib menyediakan dana penelitian internal dan pengelolaan yang baik.
Catatan:
1.
PTS yang masuk kluster utama:
Gunadharma, Binus, Trisakti, UM Solo, dan UII Yogyakarta.
2.
PHB: berupa produk (prototype atau
model) dan berdampak ekonomi (terapan).
3.
Fundamental: keilmuan dan tanpa
dampak ekonomi (riset murni).
4.
Luaran: artikel, jurnal, buku ajar,
HKI, dan teknologi tepat guna ditambah dengan manfaat bagi masyarakat dan stakeholder.
5.
Hibah Desertasi Doktor: (1) bantuan
dana riset; (2) mempercepat penyesuaian study; (3) naiknya jumlah publikasi;
(4) iklim akademik.
Kiat-Kiat Sukses:
1.
Diskusi tim yang mendalam.
2.
Koordinasi yang intensif.
3.
Topik sesuai kompetensi.
4.
Perhatikan format proposal.
5.
Lengkapi curriculum vitae tim
peneliti.
6.
Draft proposal siap review dan
seleksi.
7.
Sesuai panduan dan prosedur.
Proposal yang baik:
1.
Judul: singkat dan spesifik.
2.
Permasalahan: cermat, tajam, dan
jelas.
3.
Kajian Pustaka: revelan, baru, dan
asli.
4.
Hipotesis: berdasar teori.
5.
Tujuan: menjajagi, menerangkan,
membuktikan, menerapkan, membuat prototype.
6.
Metoda: tepat, rinci, dan sistematik
(contoh: teknik sampling dan analisis data).
7.
Anggaran: realistis, rinci, da nada
justifikasi.
8.
Jadwal: diagram palang.
9.
Sumberdaya Manusia: kualifikasi yang
memadai.
10.
Dibuat seawall mungkin.
4.
Kebijakan Pertambangan Rakyat Pemprov NTB – Yuliardi – Dinas
Pertambangan dan Energi Pemprov. NTB
Berdasar Undang-Undang No. 4/2009 tentang pertambangan
mineral dan batu bara (minerba):
Desentralisasi perijinan:
-
Bupati: untuk kota, kabupaten, dan
kurang dari 4 mil laut.
-
Gubernur: lintas kota dan kabupaten
dan lebih dari 4 mil laut.
-
Menteri: Lintas provinsi.
Tujuan:
-
Meningkatkan ekonomi dan
kesejahteraan.
-
Memperhatikan aspek kelestarian
lingkungan.
Kondisi NTB:
Lombok + Sumbawa dan Sumbawa Barat + Bima dan Dompu + Laut
Produk:
Emas, perak, tembaga, pasir besi, dan mangan.
Jenis perijinan:
-
Kontrak karya dengan Pemerintah
Pusat (2 kontrak).
-
Ijin eksplorasi dan pemanfaatan oleh
Gubernur (69 ijin)
-
Wilayah dan luas NTB 891.590 hektar
(terdiri dari hutan 53,75% atau 479.311 hektar dan luar hutan 46,25% atau
412.279 hektar) dengan wilayah pemanfaatan sebesar 44,24% (569.126%) dan ijin
yang telah diberikan seluas 28,24%.
-
Pada tahun 2010, Tambang dan Galian
menyumbang 36,47% dari PDRB NTB.
Tambang Rakyat (tanpa ijin):
-
Masalah lapangan kerja.
-
Komitmen penegakan hokum yang lemah.
o
Bisa diakomodasi menjadi pertambangan
rakyat.
o
Dapat dilakukan program kemitraan
usaha.
o
Memperoleh bimbingan teknis kelola
tambang mandiri.
Riset:
-
Inventarisasi hasil-hasil kegiatan
eksplorasi.
-
Tidak memiliki lembaga riset dan
keterbatasan biaya.
Kewajiban Kabupaten dan Kota:
-
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
-
Kelestarian lingkungan.
-
Reklamasi pasca tambang.
-
Komitmen Pemda II:
o
Perda yang memadai.
o
Bantuan teknis dan konsultasi.
o
Peningkatakan koordinasi dan
konsultasi.
o
Pembentukan dan penguatan lembaga
pengelolaan pertambangan rakyat.
o
Pengendalian Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan bahan kimia.
o
Pengendalian penjualan hasil tambang
yang seharusnya menguntungkan pelanggan, masyrakat, dan pemda.
5.
Manajemen dan Penguatan Kelembagaan – R. Wisnu – UGM
Reformasi
Kelembagaan dan Kebijakan Pengeloaan:
Kebijakan LPPM:
1.
Peningkatan kualitas berkelanjutan.
2.
Perluasan basis kerjasama.
3.
Penguatan kelembagaan.
4.
Pemenuhan tata kelola yang baik.
Note:
MP3EI (20/04/2012): total dana
Rp200juta perjudul, tahun jamak (2 tahun).
Judul penelitian dilakukan sesuai masing-masing koridor (6 koridor
dengan 22 bidang unggulan).
Kluster kelompok peneliti: Geo
Science dan Life Science (Sain dan Teknologi; Kesehatan dan Kedokteran; Sosial
dan Hukum; Agronomi dan Agroindustri).
Paradigma Baru Kuliah Kerja Nyata
dan Program Pengabdian Kepada Masyarakat:
Bukan charity (karikatif dan bakti
social) tapi empathy (berkerja bersama-sama mengatasi masalah social
kemasyarakatan):
1.
Bersifat bottom up.
2.
Work with community.
3.
Berbasis Thema.
4.
Melakukan pemberdayaan.
5.
Berkelanjutan.
è Community development
Pendanaan KKN – PPM:
1.
Forum Group Discusion.
2.
Excellent Marketing
3.
Local government meeting
4.
Attractive website (daya tarik bagi
lembaga donor internasional)
5.
Exhibitions and fairs.
6.
Pilot project development.
è Hibah KKN – PPM Dikti (15/04/2012): 20 Judul @ Rp100juta (1
tahun)
è Program Hibah Desa (13/07/2012): perjudul Rp100juta (1
tahun)
Roadmap LPPM
·
Potensi riset dan pengmas strategis.
·
Dikaitkan dengan MP3EI dan
sustainable development (EfSD).
·
KKN-PPM sebagai program wajib
(community outreach program)
·
Fund raising: lembaga donor
internasional (international COP) dan summer camp.
6.
Manajemen Pengelolaan dan Penjaminan Mutu Riset – Prof. Dr. Harno
D.P. – UGM
Surat Edaran Dikti 2050/E/T/2011: kebijakan unggah Karya Ilmiah dan Jurnal di
Portal Garuda/Universitas/Jurnal yang bersangkutan.
Desentralisasi: Kewajiban Perguruan Tinggi untuk
menyediakan:
1.
Rencana Induk Penelitian (RIP).
2.
Indikator Kinerja Penelitian (IKUP)
3.
Sistem Penjaminan Mutu
Skema Riset UGM:
1.
Hibah penelitian multidisiplin.
2.
Hibah penelitian pascasarjana.
3.
Hibah kerjasama antar institusi.
Sumberdana penelitian ekternal:
dalam dan luar negeri dengan satu team atas nama lembaga.
Note: Dosen peneliti di UGM kurang
lebih 25% saja.
Alur Manajemen Riset:
Input à Proses à Ouput
Dana Riset, Perguruan tinggi %
Dosen meneliti
Regulasi, sebagai %
publikasi
Kebijakan Penanggungjawab
Reformasi program:
Dikti: UGM:
·
10 skema à 4
skema saja
·
Berbasis individu à Research
group
·
Berbasis input dan proses à Output
dan jaminan mutu
·
Dosen dan mahasiswa terpisah à Konsolidasi
riset dosen dan mahasiswa
Konsep pembinaan:
Riset Mahasiswa à Dosen Pemula à Hibah Multitahun à Hibah kompetensi à Hibah Rusnas
PKM, Skripsi -
Strategis - Nasional
Thesis, Desertasi -
Kerjasama - Internasional
Penjaminan Mutu:
1.
Proposal
2.
Review internal
3.
Monev pelaksanaan
4.
Laporan akhir
5.
Luaran hasil
6.
Tindak lanjut
7.
Diseminasi
Sistem Penjaminan Mutu Riset dan
Pengmas:
1.
Input
a.
Proposal
b.
Manuskrip publikasi
2.
Proses
a.
Pengajuan proposal
b.
Ethical clearance
c.
Monev
d.
Laporan akhir
3.
Output
a.
Publikasi
b.
Paten
4.
Outcome
a.
Aplikasi
b.
Pemberdayaan
c.
Pengembangan ilmu
d.
Budaya meneliti
Mekanisma reviewer:
1.
Penyerahan proposal pada reviewer
2.
Penentuan pemenang hibah
3.
Pengumuman pemenang
4.
Penandatangan surat tugas
5.
Pencairan dana
7.
Manajemen Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat – drh. Joko
Prastowo, M.Si – UGM
Prinsip dan Strategi:
1.
Peningkatan mutu berkelanjutan
2.
Pengembangan basis jaringan dan
kolaborasi
3.
Penguatan institusi
4.
Tatakelola uang baik
Tridharma:
1.
Peningkatan mutu riset.
2.
Penguatan kompetitif pengajaran dan
pengmas berbasis riset
3.
SDM yang berkualitas dan
professional
·
Membatu memecahkan masalah social
kemasyarakatan.
·
Merupakan sarana promosi yang
terbaik, saat masyarakat merasakan langsung manfaat kehadiran Universitas.
Paradigma baru Pengabdian Kepada
Masyarakat:
1.
Masyarakat sebagai mitra.
2.
Sinergisma berkelanjutan.
3.
Dana investasi jangka panjang.
4.
IPTEKS yang bernilai strategis.
5.
Program/kegiatan dapat dijadikan
karya ilmiah.
6.
Sinergisma Tridharma.
7.
HKI dan Unit Jasa Industri.
8.
Terprogram dan masuk kurikulum (KKN
– PPM).
9.
Kerjasama kemitraan dengan
stakeholder dan lembaga-lembaga donor internasional.
10.
Program PPM internasional (Community
Outreach Program).
Tantangan:
1.
Otonomi daerah.
2.
Capaian pendidikan yang masih
rendah.
3.
Kebutuhan lapangan pekerjaan.
4.
Peningkatan IPTEKS di UMKM.
5.
Masalah kemiskinan dan lingkungan.
6.
Peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
7.
Keterbatasan sumberdaya alam.
8.
Globalisasi.
9.
Kerawanan bencana.
è Respon Perguruan Tinggi terhadap permasalahan masyarakat dan
pembangunan.
Kegiatan-kegiatan:
1.
Hibah Dikti: IBM, IBW, IBPE, IBIKK
2.
Penerapan IPTEKS di UMKM dan
Industri
3.
KKN – PPM
Prinsip Pelaksanaan KKKN – PPM:
1.
Aktivitas bertema, bersifat
co-creation, berkelanjutan, dan co-financing (in cash and in kind).
2.
Terukur hasil dan dampaknya
(pembelajaran dan pemberdayaan).
3.
Fleksibilitas tema, waktu, dan
mitra.
Prinsip Dasar Kemitraan (Pentahelix)
1.
Know your partners.
2.
Know your beneficiaries.
3.
Know your competences.
4.
Create community assets.
5.
Value your money.
Contoh-Contoh Program:
1.
Disaster reponse.
2.
Community waste treatement
3.
Votters education
4.
International Community Outreach
Program (bersama lembaga donor internasional)
5.
Desa Sejahtera (bersama SIKIB)
6.
KKN – PPM Posdaya (bersama Yayasan
Damandiri)
7.
Pemanfaatan dana CSR dan PKBL
(bersama BNI dengan dana Rp2Milyar/tahun)
Catatan dari Diskusi:
Jurnal Pengmas à jurnal ilmiah aplikatif atau teknologi tepat guna.
Jurnal internasional à syarat S3 UGM: 1 publikasi internasional dan 2 publikasi
nasional terakreditasi.
8.
Klinik Penyusunan Proposal – Prof. Harno D.P – UGM
Pemetaan Potensi
NTB
1.
Tambang Emas à 49 titik tambang
Contoh: Kelompok-kelompok petambang
di Gunung Prabu – Lombok Tengah: setiap kelompok penggali terdiri dari 2—5
orang dengan pendapatan rata-rata Rp2juta perbulan. Akan mendapatkan hasil yang lebih besar bilda
dikumpulkan dalam koperasi. Sudah ada 3
kelompok yang telah diarahkan menjadi pengolahan modern (Proses kimia dengan
sianida dan karbon yeng merusak lingkungan diminimalisir dan dengan pengolahan
limbah yang baik).
2.
Kebijakan Gubernur NTB à Pariwisata dan tanaman pangan.
Sebagai sarana wisata dan pendukung
wisata.
9.
Tips and Trik – Prof. Nomo – UGM
“Scientist are rated
by what they finish not by what they attempt.”
1.
Mencari Sumberdaya yang tepat:
“Always
try to find out exactly what the funder or organizations expects in a proposal
and do it.”
·
Masalah yang dibutuhkan mitra.
·
Kedekatan dengan donor.
·
Manfaatkan informasi penelitian atau
publikasi dari donor dan jaringannya.
2.
Strategi:
·
Menemukan informasi sumberdana
penelitian.
·
Mencermati petunjuk penulisan
proposal (peruntukan, tujuan, format, style daftar pustaka, dan jumlah dana).
·
Menentukan tim peneliti (multi
disiplin dan kompetensi).
·
Menulis proposal dengan cermat
(memperhatikan format pengesahan dan lainnya).
·
Mengirimkan proposal tepat waktu.
·
Catatan:
o
Menulis jurnal haruslah bersifat
scientific.
o
Menulis proposal haruslah bersifat
marketing.
o
Eye catching: memberikan tekanan
pada yang paling penting.
o
Memiliki bank proposal
3.
Proposal Riset:
·
Membantu untuk memikirkan
pelaksanaan riset dan memperkirakan kesulitan yang terjadi.
·
Meyakinkan orang lain pentingnya
penelitian. “How you present your ideas
to the people. Is just as important as what those ideas are.”
·
Lampirkan CV selengkap mungkin bila
perlu hasil-hasil publikasi yang berkaitan dengan proposal. Proposal memiliki batasan tetapi lampiran
tidak ada batasannya.
4.
Unsur Utama Proposal:
·
Diskripsi research question
·
Anggaran jelas dan pasti (beri
penjelasan untuk pengeluaran yang besar).
·
Diskripsi diseminasi hasil.
·
Penanggungjawab penelitian.
·
Pengembangan kapasitas penelitian.
·
Pernyataan etik (ethical statement).
·
Masalah yang mungkin muncul.
·
Output jelas (tentative kebijakan
atau jurnal yang disasar).
5.
Mempertemukan idealism dan keinginan
donor:
·
Intellectual and scientific merit
serta dampak yang lebih luas.
·
Capture the reviewers attention.
·
Pastikan kejelasan tujuan riset.
·
Kontekstual.
6.
Persiapan Penyusunan Proposal
·
Berpacu dengan tengat waktu.
·
Miliki waktu untuk menyusun
proposal.
·
Penuhi kriteria proposal:
o
Kosistensi bidang kajian (roadmap,
tujuan, dan manfaat).
o
Luaran yang dicapai.
o
Metoda penelitian (kemutakhiran,
inovasi, dan metoda).
o
Kelayakan usulan riset (biaya,
sumberdaya, peralatan, dan sumberdaya manusia)
7.
Penolakan
·
Kegagalan mendefinisikan
permasalahan.
·
Pendekatan dan metoda penelitian.
·
Kompetensi peneliti.
8.
Faktor-Faktor Lain
·
Persyaratan peralatan atau tenaga
yang tidak realistis.
·
Tidak tersedia waktu dan perhatian
pada riset.
·
Kurangnya dukungan kelembagaan.
·
Pengulangan riset.
Simpulan Pembelajaran
Tidak ada larangan untuk pejabat
structural menjadi ketua apalagi tim peneliti.
Pejabat structural harus mampu mengalokasikan dan mengelolah waktu dan
harus memberikan tekanan pada kompetensi sebagai anggota maupun tim peneliti.
Belajar
dari LPPM UGM
Tugas LPPM adalah sebagai berikut.
1. Memfasilitasi,
menggordinasikan, dan melakukan kegiatan riset dan pengabdian kepada
masyarakat.
2. Mengusahakan
peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan riset dan abdimas secara terus
menerus dan berkelanjutan.
3. Menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan multi disiplin dan atau kolaboratif dalam bidang riset dan
abdimas sesuai visi dan misi Universitas.
4. Pengelolahan
aktivitas dibagi dalam bidang-bidang:
1) Peningkatan
mutu penelitian;
2) Pengelolaan
database dan publikasi riset;
3) Pengembangan
dan layanan riset industry.
4) Pengelolaan
kerjasama dengan Lembaga Pemerintah dan internasional; dan
5) Pengelolaan
KKN-PPM, pengembangan UMKM dan pelayanan masyrakat.
a. Pengelolaan
KKN-PPM;
b. Pengembangan
UMKM;
a) One
stop service
b) Penerapan
prinsip technopreneurship
c) Usaha
yang lestari dan dinamis (dynamic sustainable enterprise)
·
Kelestarian dinamis produk (peningkatan
volume produksi dan diversifikasi produk).
·
Kelestarian dinamis proses produksi
(mampu mengurangi produk gagal, menerapkan pencatatan keuangan dan aliran
barang, dan mampu melakukan control kualitas).
·
Kelestarian sumberdaya (melakukan
aktivitas kompetensi tenaga kerja, melakukan peningkatan efisiensi konsumsi
bahanbakar, melakukan pengelolaan limbah).
·
Kelestarian dinamis peran strategis
(mengalami peningkatan asset, dan atau omset, dan atau tenaga kerja).
c. Pelayanan
masyarakat;
d. Regional
Center or Expertise; dan
e. Disaster
Early Response Unit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar