JESSICA NOVIA KRISTANTI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS
PERKULIAHAN
METODOLOGI PENELITIAN DAN EKONOMETRIK
PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG
2014
ABSTRAK
Banyak faktor yang memengaruhi seorang investor dalam menanamkan modalnya di perusahaan. Perusahaan yang kian berkembang dan menjamur salah satunya adalah perusahaan di sub sektor hotel, pariwisata dan restoran. Semakin terbukanya peluang
dalam menamkan modal maka investor akan semakin selektif. Rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis yang digunakan. Ada
beberapa rasio yang fundamental yang perlu diperhatikan dalam menganalisis laporan keuangan yaitu Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On
Asset. Analisis untuk melihat seberapa pendapatan yang diperoleh investor dalam setiap lemabr sahamnya dihitung dengan rasio Earning Per Share. Current
Ratio, Debt to Equity
Ratio, Total Asset Turnover dan Return On
Asset diuji pengaruhnya terhadap Earning Per Share menggunakan uji statistic
memanfaatkan fasilitas SPSS versi 21
Kata-kata kunci: Current Ratio, Debt to Equity
Ratio, Total Asset Turnover Return On Asset, Earning Per
Share, statistik.
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin berkembangnya jaman, sudah pasti perekonomianpun berkembang. Berkembangnya
perekonomian juga
diikuti oleh perkembangan
bisnis. Perusahaan berlomba-lomba
untuk menjadi yang terbaik. Terbaik disini bukan hanya dilihat
dari segi laba
tetapi juga
dari segi nilai perusahaan.
Tujuannya tentu saja untuk menarik banyak investor yang masuk ke perusahaan
tersebut. Nilai perusahaan tidak dapat hanya dilihat di laporan keuangan biasa. Perlu ada perbanding antar akun-akunnya dan di analisa tiap tahun untuk mengetahui bagaimana perkembangan
keuangan suatu perusahaan
tersebut. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan
sektor industri rata-rata 8 persen per tahun untuk periode 2005—2009. Selain itu, ditetapkan empat kelompok industri prioritas,
yaitu industri berbasis pertanian atau
agro (pengolahan kelapa sawit, pengalengan ikan, karet, kayu, cokelat, dan lain-lain),
industri alat-alat transportasi (kendaraan
bermotor, perkapalan, dan kedirgantaraan), industri telematika (informasi dan telekomunikasi)
dan manufaktur (tekstil, alas
kaki, keramik, elektronik, konsumsi kertas,
dan ban). Namun, faktor utama yang menentukan kapasitas produksi
suatu
industri adalah modal investasi awal, perkembangan industri, ketersediaan SDM,
teknologi sumber daya alam, dan sektor-sektor pendukung (Ulupui:2002).
Sektor pendukung yang penitng bagi perusahaan adalah mendapatkan dana. Dana perusahaan dapat diperoleh dari menjual saham di bursa efek. Bursa efek
merupakan tempat bertemunya investor dan perusahaan. Dimana jual beli saham terjadi. Sebanyak 113 perusahaan yang terdaftar pada Sektor Perdagangan Jasa dan Investasi, 21 diantaranya adalah perusahaan yang termasuk dalam sub sektor hotel, pariwisata dan restoran.
Penulis memilih perusahaan
dari subsektor ini adalah karena Penulis melihat sangat
besar peluang bagi investor
untuk menanamkan modalnya pada jasa perhotelan, pariwisata
dan restoran yang tengah marah di Indonesia. Dalam setiap kegiatannya, masyarakat
tidak mungkin tidak
menyempatkan diri sejenak untuk berisitirahat
dan menikmati hidangan.
Terutama di bagian-bagian tertentu
di Indonesia seperti di Bali, Jakarta, Lombok, dan kota-kota lainnya.
Sektor ini sedang menjamur di Indonesia. Peluang bagi para investor menanamkan modalnya
pun sangat besar. Tetapi apa yang menjadi pertimbangan
investor dalam menanamkan modalnya? Akankah rasio-rasio fundamental dapat menjadi acuan
mereka dalam mengira-ira berapa keuntungan yang didapat saat membeli saham
perusahaan?
Oleh karena itu Penulis melakukan analisis mengenai “PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER DAN RETURN ON ASSET TERHADAP EARNING PER SHARE” pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sub sektor hotel, pariwisata dan restoran periode 2007-2013.
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan mengenai latar belakang penelitian ini maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset mempengaruhi Earning Per Share?
2. Seberapa besar tingkat pengaruh/ non pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset terhadap Earning Per Share?
3. Bagaimana Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset dapat berpengaruh/tidak berpengaruh terhadap Earning Per Share?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan
masalah tersebut maka tujuan
penelitian
ini adalah:
1. Mengetahui bahwa Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset mempengaruhi/ tidak memengaruhi Earning Per Share.
2. Mengetahui besar tingkat pengaruh/tidak berpengaruhnya Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset terhadap Earning Per Share.
3. Mengetahui bagaimana Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset dapat berpengaruh/tidak berpengaruh
terhadap Earning Per Share.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan Penelitian yang berjudul “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset terhadap Earning Per Share pada Perusahaan yang Listing di BEI Sub Sektor Hotel, Pariwisata dan Restoran Periode 2007-2013” Penulis berharap dapat memberikan informasi yang tepat mengenai pengaruh rasio-rasio fundamental bagi Earning Per Share perusahaan.
Bagi dosen pengampu Penulis berharap makalah ini dapat dijasikan bahan ajar untuk mata kuliah Metodologi Penelitian dan Ekonometrik. Bagi Universitas Ma Chung Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawansan, ilmu pengetahuan, literature tambahan dan bahan pustaka bagi Universitas Ma Chung
Bagi Penulis sendiri, Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan media untuk mengembangkan kemampuan menganalisis dan berfikir terutama di bidang pembuatan makalah (skripsi dan jurnal) dan ekonomterik.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pasar Modal
2.1.1 Pengertian Pasar Modal
Menurut Ahmad (1996) dalam Primandoko (2005) pasar modal adalah
pasar abstrak sekaligus pasar konkret dengan barang diperjualbelikan adalah dana
yang bersifat abstrak, dan bentuk konkretnya adalah lembar surat-surat berharga di
bursa efek.
Pasar Modal dipahami sebagai pasar tempat perdagangan instrument utang
jangka panjang (yakni yang jatuh tempo lebih dari satu tahun) (Cahyono, 2010:19).
Undang-Undang Pasar Modal dalam Cahyono (2010) mendefenisikan pasar modal sebagai
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek. Selanjutnya, UUPM mendefenisikan efek
sebagai surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka efek,
dan setiap derivatif dari efek.
2.1.2 Instrumen Pasar Modal
Dalam melakukan transaksi di pasar biasanya ada barang atau jasa yang
diperjualbelikan. Begitu pula dalam pasar modal, barang yang diperjualbelikan
kita kenal dengan istilah instrument pasar modal (Kasmir, 2008: 208). Jenis
instumen pasar adalah sebagai berikut:
a. Saham: Merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Artinya si
pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang
dimiliknya, maka semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut.
Keuntungan yang diperoleh dari saham dikenal dengan nama deviden.
Pembagian deviden ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
b. Obligasi: Surat berharga
obligasi merupakan
instrument utang bagi
perusahaan yang hendak memperoleh modal. Keuntungan dari membeli
obligasi diwujudkan dalam bentuk kupon. Berbeda dengan saham, maka
obligasi tidak memunyai hak terhadap manajemen dan kekayaan perusahaan
2.2 Laporan Keuangan
Setelah melakukan transaksi dan pencatatannya, perusahaan akan membuat
sebuah laporan untuk pertanggungjawaban dan untuk menggambarkan kondisi
keuangan perusahaan yang sebenarnya dalam suatu perioda.
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu, adapun jenis laporan
keuangan yang lazim dikenal adalah neraca atau laporan laba rugi atau hasil usaha,
laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan (anonymousa;2010).
2.2.1 Macam-macam Laporan Keuangan
Berdasarkan buku Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia (2008:22-27),
laporan keuangan dibagi menjadi 5 jenis antara lain:
1. Laporan laba rugi: laporan yang menyajikan pendapatan dan beban untuk
suatu perioda waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan yang
disebut juga konsep pemadaan. Laporan laba rugi juga menyajikan
selisih lebih pendapatan terhadap beban yang terjadi.
2. Laporan ekuitas pemilik: laporan yang menyajikan perubahan dalam
ekuitas pemilik untuk suatu waktu tertentu. Laporan ini dibuat setelah
laporan laba rugi karena laba bersih atau rugi bersih perioda harus
dilaporkan dalam laporan ini.
3. Neraca: laporan yang menyajikan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas
perusahaan dalam satu perioda. Hasil dari laporan ekuitas pemilik
dilaporkan dalam neraca.
4. Laporan arus kas: laporan arus kas terdiri dari 3 bagian:
a. Arus kas dari aktivitas operasi: melaporakan penerimaan dan
pembayaran kas dari aktivitas operasi misalnya penerimaan dari pelanggan.
b. Arus kas dari aktivitas investasi: melaporkan transaksi kas untuk
pembeliaan dan penjualan dari aset yang sifatnya permanen mencakup
tanah, gedung, fasilitas pabrik dan perabotan kantor.
c. Arus kas dari aktivitas pendanaan: melaporkan transaksi kas yang
berhubungan dengan investasi kas oleh pemilik, peminjaman, dan
penarikan kas oleh pemilik.
5. Catatan atas laporan keuangan: memuat informasi lain yang tidak tertera
di dalam empat laporan di atas. Catatan atas laporan keuangan biasanya
memuat penjelasan mengenai perubahan aset tiap tahun, kebijakan
perusahaan dalam pembagian dividend dan lain-lain.
2.3 Analisis Laporan Keuangan
Hanya berdasarkan dari laporan keuangan tidaklah cukup untuk melihat
apakah perusahaan memiliki masalah selama perusahan beroperasi, atau apakah
perusahaan sudah baik dalam pengelolaan aktiva lancar dan persediaannya. Hal-
hal tersebut tidak terlihat di laporan keuangan. Oleh karena itu perlu adanya
sebuah alat lagi untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan yang tidak
terdapat di dalam laporan keuangan, yaitu analisis laporan keuangan. Dengan
adanya analisis laporan keuangan dapat memaksimalkan informasi yang masih
sedikit terdapat di laporan keuangan menjadi lebih akurat dan jelas.
Terdapat lima alat penting analisis menurut buku Analisis Laporan
Keuangan oleh Subramanyam (....) yaitu:
1. Analisis laporan keuangan komparatif.
2. Analisis laporan keuangan common-size
3. Analisis rasio
4. Analisis arus kas
5. Penilaian
2.3.1 Analisis Laporan Keuangan Komparatif
Dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba rugi, atau laporan
arus kas yang berurutan dari satu period eke perioda berikutnya. Analisis ini
meliputi penelaahan perubahan saldo tiap- tiap akun dari tahun ke tahun atau
selama beberapa tahun. Informasi terpenting yang didapat dari analisis laporan
keuangan komparatif adalah kecenderungan atau tren. Dua teknik komparatif
yang popular adalah:
1. Analisis perubahan tahun ke tahun merupakan perbandingan laporan
keuangan selama perioda yang relatif pendek-dua atau tiga tahun-
biasanya dilakukan dengan analisis perubahan tahun ke tahun dalam
tiap-tiap pos. Analisis ini memiliki keunggulan penyajian perubahan
dalam angka absolute maupun persentase.
2. Analisis tren angka indeks, merupakan alat analisis yang memerlukan
pemilihan tahun dasar untuk seluruh pos yang biasanya diberi angka
indeks 100. Untuk analisis tren angka indeks, kita perlu menganalisis
setiap pos dalam laporan keuangan.
2.3.2 Analisis Rasio
“Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat
dari analisis laporan keuangan sedangkan dari sudut pandang manajemen,
analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu
mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan maupun yang lebih penting
lagi sebagai titik awal untuk melakukan perencanaa langkah-langkah yang
akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang.” (Brigham&
Houston; 2009:94)
Dari kutipan Brigham & Houston (2009) jelas dikatakan dibutuhkan analisis rasio dalam
mengetahui kondisi keuangan sesungguhnya dalam suatu perusahaan. Analisis
rasio dirancang untuk membantu perushaan mengevaluasi suatu laporan keuangan
perusahaan. Sebuah perusahaan yang memiliki banyak utang belum tentu artinya
kinerjanya baik dan perusahaan yang memiliki banyak aktiva belum tentu kinerja
buruk. Hal-hal ini yang dihitung melalui analisis rasio.
2.3.2.1 Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukan hubungan antara kas dan
aktiva kancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya
(Brigham & Houston; 2009:95). Likuiditas diartikan sebagai kemampuan untuk
menjual aset guna mendapatkan kas pada waktu singkat (Brealey Myers Marcus;
2007:77).
Rasio likuididtas yang digunakan dalam penelitianadalah rasio lancar
(current ratio): dihitung dengan cara membagi aset lancar dengan kewajiban
lancar suatu perusahaan. Rasio ini memiliki tujuan yang sama dengan rasio modal kerja.
2.3.2.2 Rasio Solvabilitas
Karena utang meningkatkan pemngembalian bagi pemegang saham dalam
masa-masa baik dan menguranginya dalam masa-masa buruk, utang tersebut
dikatakan menciptakan leverage keuangan. Rasio leverage mengukur seberapa
besar leverage keuangan yang ditanggung perusahaan (Brealey Myers Marcus;
2007:75).
Rasio yang digunakan dalam peneltiian ini adalah rasio total utang terhadap
ekuitas untuk mengukur seberapa beasr perusahaan dibelanjai pleh pihak kreditor.
Semakin besar rasio ini berarti semakin besar dana yang di ambil dari luar.
2.3.2.3 Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur kecepatan dan keefektivitasan perusahaan dalam
mengelola aset. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Asset
Turniver. Rasio ini menunjukan efektivitas penggunaan seluruh assets perusahaan
dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan beberapa rupiah
penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam
bentuk harta perusahaan. Jika perputaranya lambat, ini menunjukan bahwa aktiva
yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual
(anonymousc;2010).
2.3.2.4 Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas untuk mengetahui sampai seberapa jauh aktiva perusahaan
dimodali oleh modal pinjaman. Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang
perusahaan terhadap modal maupun assets,
atau dengan kata lain kemampuan suatu
perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya, baik utang jangka panjang
(anonymousb;2010).
Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset. Rasio
ini
mengukur kinerja
perusahaan dengan rasio laba bersih terhadap total aset (Brealey
Myers Marcus; 2013:80).
2.3.2.5 Rasio Pasar
Rasio nilai pasar akan menghubungkan harga saham perusahaan pada laba,
arus kas, dan nilai buku per lembar sahamnya. Rasio ini dapat memberikan
indikasi kepada manajemen mengenai apa yang dipikirkan oleh para investor
tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan di masa mendatang. Rasio yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Earning Per Share. Eaarning Per Share
menjelaskan berapa keungutngan yang didapat dalam satu lembar saham.
2.4 Penelitian Terdahulu
Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan refrensi dan
perbandingan dalam penelitian antara lain sebagai berikut:
Penelitian dilakukan oleh Aziz (....) yang berjudul Pengaruh Return On
Asset, Debt to Equity Ratio, Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Inflasi terhadap
return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2010.
Variabel dependen yang digunakan adalah return saham sedangkan variabel
independennya adalah Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Tingkat
Suku Bunga dan Tingkat Inflasi. Metode yang digunakan adalah regresi linier
berganda. Hasilnya adalah ada pengaruh dari faktor internal (ROA dan DER) dan
faktor eksternal (Tingkat suku bunga dan Tingkat Inflasi) terhadap return saham
sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh grafik dari
masing-masing variabel yang keseluruhannya mengalami fluktuasi yang juga
terjadi pada return saham sektor perbankan pada tahun 2003-2010. A
Analisis regresi berganda, menunjukkan secara parsial faktor internal (ROA
memiliki pengaruh yang positif signifikan dan DER memiliki pengaruh yang negatif
tapi tidak signifikan) dan eksternal (tingkat suku bunga dan tingkat inflasi sama-sama
memiliki pengaruh yang negatif signifikan). Dan secara bersamaan (simultan) semua
variabel (internal dan eksternal) memiliki pengaruh yang signifikan.
Adapun penelitan oleh Ulupui (....) yang berjudul Analisis Pengaruh
Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham
(Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang
Konsumsi di BEJ). Variabel independen yang digunakan adalah Current Ratio
mewakili Rasio Likuiditas, Debt to Equity Ratio mewakili Rasio Leverage, Total
Asset Turnover mewakili Rasio Aktivitas, dan Return On Asset mewakili Rasio
Profitabilitas. Sedangkan variabel dependennya adalah Return Saham. Hasil uji
hipotesis menjelaskan bahwa dalam penelitian ini variabel independen secara
versama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham satu tahun ke depan.
Secara keseluruhan hasil penelitian ini, variabel independennya berpengaruh
terhadap variabel dependennya meskipun ada yang tidak signifikan.
Penelitian lainny adalah penelitian yang dilakukan oleh Hamzah (....) dengan
judul Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas. Solvabilitas dan
Investment Opportunity Set dalam tahapan siklus kehidupan perusahaan
manufaktir yang terdaftar di BEJ tahun 2001-2005. Variabel independennya
adalah Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas. Solvabilitas dan Investment
Opportunity Set. Sedangkan variabel dependennya adalah siklus kehidupan
perusahaan manufaktur.
Hasilnya adalah dari pengujian dengan regresi berganda antara variabel-
variabel independen berupa rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan
solvabilitas terhadap variabel dependen berupa investment opportunity set (IOS)
berpengaruh secara signifikan pada tahap pendirian (start-up) dan ekspansi awal
(initial expansion), sedangkan pada tahap ekspansi akhir (final expansion),
kedewasaan (mature), dan decline tidak berpengaruh secara signifikan.
2.5 Hipotesis
Dengan mengacu pada rumusan masalah, landasan teori dan beberapa
peneltian terdahulu maka hipotesis yang diajukan adalah:
1. Hipotesis Null: Diduga ada pengaruh Current Ratio, Debt to Equity
Ratio, Total Asset Turnover, dan Return On Asset terhadap Earning Per
Share pada perusahaan yang litsitng di BEI sub sektor hotel, pariwisata
dan restoran.
2. Hipotesis Alternatif: Diduga tidak ada pengaruh Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Total Asset Turnover, dan Return On Asset terhadap
Earning Per Share pada perusahaan yang litsitng di BEI sub sektor hotel,
pariwisata dan restoran.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Cresswell (2003),
penelitian kuantitatif adalah metoda-metoda untuk menguji teori-teori terntentu
dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel yang diukur menggunakan
instrument-instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri dari angka dapat
dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan adalah variabel terikat (dependen) dan variabel
bebas (independen). Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan Current Ratio,
Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset sebagai variabel
independen dan Earning Per Share sebagai variabel dependen.
3.2.1 Current Ratio
Current Ratio dihitung dengan cara membagi aset lancar dengan kewajiban
lancar suatu perusahaan. Tujuannya adalah untuk melihat potensi cadangan aset
lancar perusahaan secara keseluruhan dalam menutupi kewajiban lancarnya
(Brealey Myers Marcus:2007). Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus:
Current Ratio = ……………………………...........(1)
3.2.2 Debt to Equity Ratio
Rasio ini untuk mengukur seberapa beasr perusahaan dibelanjai pleh pihak
kreditor. Semakin besar rasio ini berarti semakin besar dana yang di ambil dari
luar (Brealey Myers Marcus:2007)
Rasio ini
dapat dihitung dengan rumus:
Debt to Equity Ratio = ………………………….(2)
3.2.3 Total Asset Turnover
Rasio ini menunjukan efektivitas penggunaan seluruh assets perusahaan
dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan beberapa rupiah
penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan
dalam bentuk harta perusahaan. Jika perputaranya lambat, ini menunjukan bahwa
aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk
menjual (anonymousc;2010). Total Asset Turnover dapat dihitung menggunakan
rumus berikut :
Total Asset Turnover Ratio = …………………(3)
3.2.4 Return On Asset
Rasio ini mengukur kinerja perusahaan dengan rasio laba bersih terhadap
total aset (Brealey Myers Marcus,2013:80). Dapat dihitung dengan rumus:
ROA = ………........................................................(4)
3.2.5 Earning Per Share
Rasio ini menunjukan bagian laba pada tiap lembar sahamnya
(Dwiatma:2011). Dapat dihitung dengan rumus:
EPS = ……….............................................(5)
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
No |
Variabel |
Definisi |
Cara Perhitungan |
Skala |
Variabel Dependen |
||||
1 |
Earning Per Share (EPS) |
menunjukan bagian laba pada tiap lembar
sahamnya |
EPS = |
Rasio |
Variabel Independen |
||||
2 |
Current Ratio |
melihat potensi cadangan aset lancar perusahaan
secara keseluruhan dalam menutupi kewajiban lancarnya |
Current Ratio = |
Rasio |
3 |
Debt to Equity Ratio (DER) |
mengukur seberapa besar perusahaan
dibelanjai pleh
pihak kreditor |
DER = |
Rasio |
4 |
Total Asset Turnover |
menunjukan efektivitas penggunaan seluruh assets perusahaan dalam rangka menghasilkan
penjualan |
TAT = |
Rasio |
5 |
Return On Asset
(ROA) |
mengukur kinerja perusahaan
dengan rasio laba bersih terhadap total aset |
ROA = |
Rasio |
Sumber: dikembangkan untuk penelitian
Tabel 3.2 Variabel, Dimensi, Indikator dan Skala Pengukuran
Variabel |
Dimensi |
Indikator |
Skala Pengukuran |
Rasio Keuangan (Y) |
Laporan Keuangan |
Earning Per Share |
Rasio |
Likuiditas (X1) |
Laporan Keuangan |
Current Ratio |
Rasio |
Solvabilitas (X2) |
Laporan Keuangan |
DER |
Rasio |
Aktivitas (X3) |
Laporan Keuangan |
TAT |
Rasio |
Profitabilitas (X4) |
Laporan Keuangan |
ROA |
Rasio |
3.3 Penentuan Sampel dan Populasi
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi merupakan sekumpulan data yang mengidentifikasi sebuah
fenomena. Populasi merupakan keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau
beberapa karakteristik yang sama. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan
adalah perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Sub Sektor Hotel,
Pariwisata dan Restoran.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel dapat diidentifikasikan sebagai sekumpulan data yang diambil atau
diseleksi dari suatu populasi.
Metode dalam pengumpulan sample pada penelitian ini adalah dengan
metode purposive sampling. Metode ini menciptakan kriteria-kriteria tertentu
yang digunakan sebagai metode pengumpulan sample. Kriteria tersebut adalah:
1. Perusahaan harus telah melakukan IPO mulai tahun 2000 hingga 2007.
2. Perusahaan harus menerbitkan laporan keuangan yang mencantumkan
akun-akun yang membantu menghitung rasio untuk variabel.
3. Memiliki laporan keuangan dari tahun 2007 hingga 2013
4. Tahun buku pelaporan keuangan adalah 31 Desember.
Berdasarkan kualifikasi di atas maka perusahaan yang dapat dijadikan
sampel dalam penelitian ini berjumlah 5 (dari 21 perusahaan
dikurangi perusahaan
yang melakukan IPO di bwah tahun 2000 dan diatas 2007), seperti yang
ditampilkan dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No. |
Nama Perusahaan |
Kode |
1 |
Island Concepts Indonesia Tbk. |
ICON |
2 |
Indonesian Paradise Property
Tbk. |
INPP |
3 |
Panorama Sentrawisata Tbk. |
PANR |
4 |
Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. |
PGLI |
5 |
Pembangunan Jaya Ancol Tbk. |
PJAA |
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berjenis data. Data sekunder dapat
diartikan sebagai data peneliti yang diperoleh secara tidak langsung oleh Peneliti.
Data sekunder biasanya didapatkan dari publikasi-publikasi dan data dokumenter
yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan.
Data yang dibutuhkan oleh Penulis untuk penelitian ini adalah rasio-rasio
keuangan yang bersumber dari perhitungan atas laporan keuangan tahun 2007-
2013 yang ada di Pojok Bursa IDX.
3.5 Metoda Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metoda studi
pustaka. Dalam metoda studi pustaka Penulis berusaha memahami literatur-
literatur yang berkaitan dengan pembahasan dengan cara melakukan klasifikasi
dan pengkategorian bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.
Data dikumpulkan juga melalui jurnal, penelitian terdahulu, literature
pustaka yang berkaitan dan materi-materi yang bisa didapatkan melalui internet.
3.6 Metoda Pengolahan Data
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menjelaskan bagaimana data dikumpulkan dan diringkas
pada hal-hal yang penting di data tersebut. Kegiatan yang berhubungan dengan
statistic deskriptif seperti menghitung mean, median, modus, mencari mediasi
standar, melihat kemiringan
distribusi
data dan sebagainya (Singgih:2012)
3.6.2 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
3.6.2.1 Uji Normalitas
Model regresi digunakan untuk melakukan prediksi terhadap nilai variabel
independen. Karena sebuah prediksi, tentu saja dapat terjadi kesalahan (error).
Besar kesalahan adalah selisih antara nilai riil dengan nilai yang diprediksi.
Walaupun prediksi pasti tidak sempurna, namum error yang dihasilkan, yang
jumlahnya adalah sebesar jumlah data, seharusnya memunyai distribusi normal
atau dapat dianggap normal. Hal ini lah yang akan diuji menggunakan uji
normalitas data (Singgih:2012)
Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan SPSS versi 21 untuk menguji
normalitas. Tepatnya menggunakan 1-Sample Kolomogrof Smirnof Test. Untuk
melihat normal tidaknya sebuah model regresi , dapat dilihat dari angka Asymp-
Sig pada tabel Kolmogrof Smirnof. Jika lebih dari 0,05 atau 5% maka model
regresi terdistribusi normal (Singgih:2012)
3.6.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variabel independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen
(Ghozali, 2009). Model regresi yang baik adalah model dengan semua
variabel independennya tidak berhubungan erat satu sama lain. Tujuan uji
multikolinearitas adalah menguji apakah pada sebuah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar-variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan
terdapat problem Multikolinearitas (Singgih:2012)
Sebuah mdoel regresi dikatakan tidak terjangkit Multikolinearitas jika
model regresi tersebut mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai
angka tolerance mendekati 1.
3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji asumsi ini adalah ingin mengethaui apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaann varians pada residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satu pengamat ke pengamat yang
lain tetap maka disebut Homoskedastisitas. Jika varians tersebut berbeda maka
disebut Heteroskedastisitas. Sebuah model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi
Heteroskedastisitas (Singgih:2012).
Dasar paling mudah untuk melihat adanya Heteroskedastisitas adalah
melalui scatter plot. Jika scatter plot hasil uji tidak berbentuk pola dan menyebar
maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Jika scatter plot hasil uji membentuk pola
tertentu maka model regresi terjangkit Heteroskedastisitas. Dasar lain untuk
melihatnya adalah dengan Glejser Test. Uji ini cukup melihat nilai signifikansi
pada tabel hasil uji. Jika diatas 0,05 atau 5% maka tidak terjangkit
Heteroskedastisitas.
3.6.2.4 Uji Autokorelasi
Tujuan uji ini adalah ingin mengetahui apakah dalam sebuah model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem Autokorelasi.
Autokorelasi banyak ditemukan pada data yang bersifat time series. Model
regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjangkit Autokorelasi.
Untuk melihat apakah model regresi tejangkit autokorelasi atau tidak
dengan cara melihat nilai Durbin-Watson. Secara umum standar Durbin Watson
adalah sebagai berikut:
a. Bila angka DW terletak antara batas atas (DU) dan (4-DU), maka
koefisien autokrelasi sama dengan nol atau tidak terjangkit Autokorelasi.
b. Bila angka DW lebih rendah daripada batas bawah (DL), koefisien
korelasi autokrelasi lebih besar daripada nol, artinya terjangkit
autokrelasi positif.
c. Bila nilai DW lebih besar dari (4-DL) maka koefisien autokrelasi lebih
kecil daripada nil, berarti ada autokrelasi negative.
3.7 Pengujian Hipotesis
Pada penelitian ini, Penulis menggunakan uji regresi berganda untuk
menguji hipotesis. Uji ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam sebuah model regresi ada hubungan linier antara sebuah variabel
independen dengan variabel dependen. Seharusnya ada hubungan yang bersifar
linier antara kedua variabel tersebut. Model persamaa nalaisis regresi dalam
penelitian ini adalah sebagai beikut:
Y=a+bX1+cX2+dX3+eX4+e
Keterangan:
Y= Variabel Earning Per Share (EPS)
X1=Variabel Current Ratio (CR)
X2=Variabel Debt to Equity Ratio (DER)
X3=Variabel Total Asset Turnover (TAT)
X4=Variabel Return On Asset (ROA)
e = error
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa . 2010. http://digilib.unpas.ac.id/files/disk1/39/jbptunpaspp-gdl-
naisgayatr-1920-2-babii.pdf. Diakses tanggal 13 Desember 2013.
Anonymousb.
2010.
http://repository.maranatha.edu/27/1/Analisis%20Laporan%20Keuangan%2
0untuk%20Menilai%20Kinerja%20Keuangan%20pad.pdf. Diakses tanggal
13 Desember 2013.
Anonymousc. 2010.
http://repository.maranatha.edu/27/1/Analisis%20Laporan%20Keuangan%2
0untuk%20Menilai%20Kinerja%20Keuangan%20pad.pdf. Diakses tanggal
13 Desember 2013
Ardi Hamzah. 2010. Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, Solvabilitas dan IOS Dalam Tahapan Siklus
Kehidupan
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEJ tahun 2001-2005. Jurnal
Akuntansi Univeristas Trunojoyo . Madura.
Ariyadi Primandoko. 2005. Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Bank Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Brigham, Eugene F., et al. (2009). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Jakarta :Salemba
Empat.
I D.K.A Ulupui. 2011. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi
pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri barang Konsumsi di BEJ) . Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Bali.
Kasmir. 2008. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Marcus, Myers, Brealey. (2008). Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid 2. Jakarta : Penerbit
PT
Gelora Aksara Pratama.
Nini Safitri Aziz. 2012. Pengaruh Return on Asset (roa), Debt to Equity Ratio (DER), Tingkat Suku Bunga
dan Tingkat
Inflasi
terhadap
Return Saham Sektor Perbankan
di Bursa Efek
Indonesia (Periode 2003-2010). Skripsi Universitas
Hasanuddin. Makasar
I D.K.A Ulupui. 2011. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi
pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri barang
Konsumsi di BEJ) . Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Bali.
LAMPIRAN
DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BEI SUB SEKTOR
HOTEL, PARIWISATA DAN RESTORAN PERIODE 2007-2012
Nama Perusahaan |
Kode Saham |
PT Island Concepts Indonesia Tbk. |
ICON |
PT Indonesian Paradise Property Tbk. |
INPP |
PT Panorama Sentrawisata Tbk. |
PANR |
PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. |
PGLI |
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. |
PJAA |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar