PARAMITHA RIA CHRISTANTI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS
PERKULIAHAN METODOLOGI PENELITIAN
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
– FAKULTAS
EKONOMI
DAN BISNIS
UNIVERSITAS MA CHUNG –
KABUPATEN MALANG
2014
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dewasa ini alat transportasi mulai menjadi perhatian bagi setiap orang, hal ini disebabkan karena adanya kebutuhan akan trend gaya hidup yang saat ini sudah mulai
berkembang dalam masyarakat. Menurut Utomo (....), transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sedangkan menurut Sukarto (....), transportasi adalah perpindahandari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan (trip) antara asal (origin) dan tujuan (destination). Menurut Utamo (....), transportasi memiliki fungsi dan manfaat yang terklasifikasi menjadi beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan menunjang perkembangan pembangunan (the promoting sector). Sedangkan manfaat transportasi menjadi tiga klasifikasi yaitu: Manfaat dalam Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan
menciptakan manfaat.
Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis barang dan orang sehingga akan
menimbulkan adanya transaksi. Manfaat bidang sosial, transportasi menyediakan berbagai
kemudahan, diantaranya a) pelayanan untuk perorangan atau kelompok, b) pertukaran atau penyampaian informasi, c) Perjalanan untuk bersantai, d) Memendekkan jarak, e) Memencarkan penduduk. Manfaat di bidang poitis transportasi menciptakan persatuan,
pelayanan lebih luas, keamanan negara, mengatasi bencana, dan lain-lainnya. Manfaat di bidang
kewilayahan adalah
memenuhi kebutuhan penduduk di kota,
desa, atau pedalaman.
Alat transportasi sudah dianggap sebagai gaya hidup yang mencerminkan karakter
seseorang yang aktif dan sporty. Kebutuhan akan alat transportasi pada saat ini sangatlah
penting guna mendukung segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Sarana transportasi
yang sangat beragam membuat manusia dapat menentukan pilihan transportasi yang ia pergunakan sesuai dengan kebutuhannya. Biasanya jarak adalah alasan mereka untuk menentukan sarana transportasi yang dipilihnya. misalnya sarana angkutan darat dengan
menggunakan mobil untuk perjalanan dalam satu kota, sarana angkutan laut dengan menggunakan kapal laut untuk antar pulau, dan sarana angkutan udara dengan menggunakan pesawat terbang untuk antar pulau dan antar kota bahkan untuk ke luar negeri yang jaraknya lebih jauh. Biaya yang harus dikeluarkan
pun
biasanya
lebih besar.
Salah satu pilihan sarana angkutan darat yang paling digemari di Indonesia untuk mempermudah dan mempercepat jarak tempuh adalah dengan menggunakan sepeda motor. Hal ini dikarenakan sepeda motor memiliki harga yang tergolong menengah ke bawah. Disampil harganya lebih murah, motor juga lebih praktis dibandingkan dengan mobil mengingat jalan raya khususnya di ibukota Jakarta sangatlah padat dengan tingginya kemacetan. Permintaan masyarakat terhadap sepeda motor terus mengalami peningkatan
setiap tahunnya, hal tersebut membuat produsen motor untuk terus melakukan inovasi dari produk yang dihasilkannya. Desain-desain baru pun sering bermunculan dari berbagai merek
motor. Merk motor di Indonesia beragam ada merk honda, yamaha,
happy, dan lain-lainya. Salah satu
tujuan kegiatan pemasaran tentunya untuk mendapatkan hasil penjualan yang sesuai dengan
target perusahaan.
Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri
menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan BBM ini akan diikuti oleh
naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di masyarakat. Kenaikan harga barang dan jasa
ini
menyebabkan tingkat inflasi
di Indonesia mengalami kenaikan dan mempersulit
perekonomian masyarakat terutama
masyarakat yang berpenghasilan
tetap.
Jika terjadi kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat berpengaruh terhadap permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan adalah keinginan yang disertai
dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan (Rosyidi, 2009:291). Sementara penawaran adalah banyaknya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga dan waktu tertentu. Masalah lain yang akan muncul akibat dari kenaikan harga BBM adalah kekhawatiran akan menurunnya jumlah penjualan
kendaraan bermotor. Kenaikan tersebut pastinya akan menghambat perusahaan mendapatkan
laba sesuai dengan target yang di anggarkan. Permintaan masyarakat akan berkurang karena harga barang naik drastis. Begitu juga dengan penawaran, akan berkurang akibat permintaan dari masyarakat menurun.
Hal ini sesuai dengan hukum permintaan, “Jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun, dan sebaliknya jika harga barang turun, jumlah barang yang diminta akan bertambah” (Jaka,
2007:58).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan mengambil topik “Pengaruh Sesudah dan Sebelum Kenaikan
BBM
Terhadap Penjualan Kendaraan Bermotor Merk
Happy di Dealer HCM Singosari”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan permasalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh kenaikan BBM terhadap penjualan
motor segala merk di dealer HCM Happy singosari?
2. Bagaimana perilaku pasar ketika kebijakan
pemerintah memutuskan untuk menaikkan
BBM terhadap penjualan
motor
segala
merk di dealer HCM Happy singosari?
3. Sejauh apa hasil yang didapatkan atas penjualan motor
di dealer HCM Happy singosari
sesudah
kenaikan BBM
?
1.3 Tujuan Peneliti
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan oleh peneliti, tujuan atas penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh kebijakan BBM terhadap
penjualan
motor segala merk di dealer
HCM Happy
singosari,
2. Mengetahui perilaku pasar dan aksi pasar dalam pembelian motor segala
merk di dealer
HCM Happy singosari,
3. Mengetahui sejauh apa hasil yang didapatkan oleh penjual sesaat
setelah kenaikan bahan bakar
minyak di dealer HCM Happy singosari.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan yang diuraikan oleh peneliti, manfaat yang diharapkan
adalah sebagi berikut:
Bagi Peneliti
1. Mendapatkan informasi pengaruh kebijakan pemerintah dalm menaikkan BBM pada penjualan
motor
di HCM Happy
Singosari.
2. Lebih dapat memperluas informasi dan ilmu pengetahuan.
Bagi Dealer HCM
1. Informasi yang didapat akan mencadi acuan strategi
dalam pemasaran
setelah kebijakan BBM dipiutuskan.
2. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan.
Bagi Universitas
1. Sebagai bahan acuan pembelajaran kebijakan pemerintah akan memberikan
dampak bagi semua aktivitas dari semua segi pembelajaran.
2. Sebagai informasi dan ilmu pengetahuan.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Teori Kebijakan
Banyak defenisi yang dibuat oleh para ahli untuk
menjelaskan arti kebijakan. Kebijakan
publik membahas soal bagaimana isu-isu dan persoalan disusun (constructed) dan
didefinisikan dan bagaimana kesemuanya itu diletakkan dalam agenda kebijakan dan agenda
politik. Atau, seperti yang diungkapkan oleh Dye (....)
yang menyebutkan kebijakan
sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (whatever
government chooses to do or not to do). Sementara itu, istilah publik dalam rangkaian kata
public policy mengandung tiga konotasi: pemerintah, masyarakat, dan umum. Ini dapat
dilihat dalam dimensi subyek, obyek, dan lingkungan dari kebijakan. Dalam dimensi subyek,
kebijakan publik adalah kebijakan dari pemerintah. Maka itu salah satu ciri kebijakan adalah
”what government do or not do”. Kebijakan dari pemerintahlah yang dapat dianggap
kebijakan yang resmi dan dengan demikian mempunyai kewenangan yang dapat memaksa
masyarakat untuk mematuhinya. Dalam dimensi lingkungan yang dikenai kebijakan,
penegertian publik di sini adalah
masyarakat.
Anderson (....) mengemukakan beberapa
ciri dari kebijakan, seperti berikut :
1. Public
policy is purposive, goal-oriented behavior rather than
random or
chance behavior. Setiap kebijakan mesti ada tujuannya. Artinya, pembuatan suatu kebijakan
tidak boleh sekedar asal buat atau karena kebetulan ada kesempatan membuatnya. Bila tidak
ada tujuan, tidak perlu ada tujuan.
2. Public
policy consists of courses of action rather than separate, discrete
decision or actions performed by government officials. Maksudnya, suatu kebijakan tidak
berdiri sendiri, terpisah dari kebijakan lain, tetapi berkaitan dengan berbagai kebijakan dalam
masyarakat, dan berorientasi pada pelaksanaan, interpretasi dan penegakan hukum.
3. Policy
is what government do not what they say will do or what they intend to
do. Kebijakan adalah apa yang dilakukan pemerintah, bukan apa yang ingin atau diniatkan
akan dilakukan pemerintah.
4. Public
policy may be either negative or positive. Kebijakan dapat
berbentuk
negatif atau melarang dan juga dapat berupa pengarahan untuk melaksanakan atau
menganjurkan.
5. Public
policy is based on law and is authoritative. Kebijakan didasarkan pada
hukum, karena itu memiliki kewenangan untuk memaksa masyarakat untuk mematuhinya.
Sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sub-sistem atau elemen, komposisi dari
kebijakan dapat dilihat dari dua perspektif : dari proses kebijakan dan dari struktur kebijakan.
Dari sisi proses kebijakan, ada beberapa tahapan diantaranya: identifikasi masalah dan tujuan,
formulasi kebijakan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan. Sementara jika dilihat dari segi
struktur, terdapat lima unsur kebijakan. Unsur pertama, tujuan kebijakan. Seperti penjelasan
sebelumnya, suatu kebijakan dibuat karena ada tujuan yang ingin dicapai. Tanpa ada tujuan,
tidak perlu ada kebijakan.
Kebijakan yang baik mempunyai tujuan yang baik. Tujuan yang baik sekurang-
kurangnya memenuhi empat kriteria yaitu; diinginkan untuk dicapai, rasional atau realistis,
jelas, dan berorientasi ke depan. Unsur kedua, masalah. Masalah merupakan unsur yang
sangat penting dalam kebijakan. Kesalahan dalam menentukan masalah secara tepat dapat
menimbulkan kegagalan total dalam seluruh proses kebijakan. Dengan kata lain, jika suatu
masalah telah dapat diidentifikasikan secara tepat berarti sebagian pekerjaan dapat dianggap
sudah dikuasai. Unsur ketiga, tuntutan. Tuntutan muncul antara lain karena salah satu dari
dua sebab: Pertama, karena terabaikannya kepentingan suatu golongan dalam proses
perumusan kebijakan, sehingga kebijakan yang dibuat pemerintah dirasakan tidak memenuhi
atau merugikan kepentingan mereka. Kedua, karena munculnya kebutuhan baru setelah suatu
tujuan tercapai atau suatu masalah terpecahkan.
Unsur keempat yaitu dampak. Dampak merupakan tujuan lanjutan yang timbul sebagai
pengaruh dari tercapainya suatu tujuan. Seberapa besar dampak yang terjadi untuk tiap jenis
kebijakan sulit diperhitungkan karena : tidak tersedianya informasi yang cukup, dalam bidang
sosial pengaruh dari satu kebijakan sulit dipisahkan dari pengaruh kebijakan lain, proses
berjalannya pengaruh dari sesuatu kebijakan di bidang sosial sulit untuk diamati. Unsur
kelima, sarana atau alat kebijakan. Suatu kebijakan dilaksanakan dengan menggunakan
sarana yang dimaksud. Beberapa dari sarana ini antara lain : kekuasaan, insentif,
pengembangan kemampuan, simbolis, dan perubahan kebijakan itu sendiri.
Menurut Friedrik (2003:2)
“kebijakan adalah serangkaian tindakan yang diajukan seseorang, group, dan pemerintah dalam lingkungan tertentu dengan mencantumkan kendala-kendala
yang dihadapi serta kesempatan
yang memungkingkan pelaksanaan usulan tersebut dalam upaya
mencapai tujuan”.
Menurut Mustopadidjaja (2003:3)
“Kebijakan adalah keputusan suatu organisasi yang
dimaksudkan untuk mengatasi
permasalahan tertentu sebagai
keputusan atau untuk mencapai tujuan tertentu, berisikan ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan pedoman perilaku
dalam (1) pengambilan
keputusan
lebih lanjut, yang harus dilakukan baik
kelompok sasaran
ataupun (unit) organisasi
pelaksana
kebijakan,
(2) penerapan
atau pelaksanaan
dari suatu kebijakan yang telah ditetapkan baik dalam hubungan
dengan
(unit) organisasi pelaksana maupun dengan kelompok sasaran yang
dimaksudkan”.
2.2 Teori Penjualan
Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu pihak kepada
pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Penjualan juga merupakan
suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar penjualan maka semakin besar pula
pendapatan yang diperoleh perusahaan. Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama
perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik
maka secara langsung dapat merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena sasaran
penjualan yang diharapkan tidak
tercapai dan pendapatan
pun akan berkurang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari pengertian penjualan itu sendiri adalah sebagai berikut:
Menurut Simamora (2000: 24) dalam buku “Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis”
menyatakan bahwa:
“Penjualan adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas
barang
dan jasa”.
Pengertian penjualan menurut Marom (2002:
28) dalam buku “Sistem Akuntansi Perusahaan
Dagang” menyatakan bahwa : “Penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah
persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana
penjual menawarkan suatu
produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk
tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.
2.2.1 Klasifikasi Transaksi Penjualan
Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut La Midjan (2001;170) dalam
bukunya “Sistem Informasi Akuntansi 1” dapat
diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Penjualan Tunai
2. Penjualan Kredit
3. Penjualan Tender
4. Penjualan Ekspor
5. Penjualan Konsinyasi
6. Penjualan Grosir”
Menurut pengertian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Penjualan Tunai
Adalah penjualan yang bersifat cash dan carry pada umumnya terjadi secara kontan
dan dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap kontan.
b. Penjualan Kredit
Adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.
c. Penjualan Tender
Adalah penjualan ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memegangkan
tender selain harus memenuhi berbagai prosedur.
d. Penjualan Ekspor
Adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang
mengimpor barang tersebut.
e. Penjualan Konsinyasi
Adalah penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai
penjual.
f. Penjualan
Grosir
Adalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli,
tetapi
melalui
pedagang grosir atau eceran.
Dari uraian di atas penjualan memiliki bermacam-macam transaksi penjualan yang
terdiri dari: penjualan tunai, penjualan kredit, penjualan tender, penjualan konsinyasi,
penjualan ekspor, serta
penjualan grosir.
2.2.2 Dokumen-Dokumen Penjualan
Dokumen-dokumen penjualan menurut La Midjan (2001;183) dalam bukunya
yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi
1” antara lain sebagai berikut:
1. Order Penjualan Barang (Sales
Order)
2. Nota Penjualan Barang
3. Perintah Penyerahan Barang (Delivery Order)
4. Faktur Penjualan (Invoice)
5. Surat pengiriman Barang (Shipping Slip)
6. Jurnal Penjualan (Sales Journal)”.
Menurut pengertian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Order Penjualan Barang (Sales Order)
Merupakan penghubung antara beragam fungsi yang diperlukan untuk memproses
langganan dengan menyiapkan peranan penjualan.
2. Nota Penjualan Barang
Merupakan catatan atau bukti atas transaksi penjualan barang yang telah dilakukan
oleh pihak perusahaan dan sebagai dokumen bagi pelanggan.
3. Perintah Penyerahan Barang (Delivery Order)
Merupakan suatu bukti dalam pengiriman barang untuk diserahkan kepada pelanggan
setelah adanya pencocokan rangkap
slip.
4. Faktur Penjualan (Invoice)
Adalah dokumen yang menunjukan jumlah yang berhak ditagih kepada pelanggan
yang menunjukan informasi kuantitas, harga dan jumlah tagihannya.
5. Surat Pengiriman Barang (Shipping Slip)
6. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
Dapat disimpulkan bahwa dokumen-dokumen penjualan terdiri dari: Order Penjualan
Barang, Nota Penjualan Barang, Perintah Penyerahan Barang, Faktur Penjualan, Surat
Pengiriman Barang dan Jurnal Penjualan.
2.2.3 Bagian-Bagian Penjualan
Menurut Krismiaji (2002;275) dalam bukunya “Sistem Informasi Akntansi”
menyatakan
bahwa bagian-bagian penjualan
dibagi
menjadi
beberapa
bagian,
yaitu:
1. Bagian Penjualan
2. Bagian Kredit
3. Bagian Gudang
4. Bagian Pengiriman
5. Bagian Penagihan
Menurut pengertian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagian Penjualan
Adalah bagian penjualan menerima surat pesanan dari pihak pembeli dan membuat
surat order penjualan atas dasar surat pesanan tersebut.
2. Bagian Kredit
Adalah atas dasar surat pesanan dari pembeli yang diterima dibagian penjualan,
bagian ini memeriksa data kredit pelanggan yang selanjutnya memberikan persetujuan
terhadap surat pesanan tersebut dan memeriksannya
ke bagian
gudang.
3. Bagian Gudang
Adalah bagian gudang yang bertugas untuk menyimpan persediaan baran dagangan
serta mempersiapkan barang dagangan yang akan dikirim kepada
pembeli.
4. Bagian Pengiriman
Adalah bagian ini mengeluarkan surat order penjualan dan kemudian membuat nota
pengiriman atas barang yang
dipesan.
5. Bagian Penagihan
Adalah bagian ini bertugas untuk membuat faktur penjualan dan kemudian
didistribusikan kepada:
a. Rangkap pertama (asli) diberikan kepada pelanggan
b. Rangkap kedua diberikan
kepada bagian
piutang
c. Rangkap ketiga diarsipkan brdasarkan nomor urut bersamaam dengan surat order penjualan
Dapat disimpulkan bahwa bagian-bagian penjualan terdiri dari: Bagian Penjualan,
Bagian Kredit, Bagian Gudang, Bagian Pengiriman, dan Bagian Penagihan.
2.2.4 Tujuan Penjualan
Dalam suatu perusahaan kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting, karena
dengan adanya kegiatan penjualan tersebut maka akan terbentuk laba yang dapat menjamin
kelangsungan hidup perusahaan.
Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut Swastha (2005;404)
Dalam
bukunya “Manajemen Penjualan”,
yaitu:
1. Mencapai volume penjualan tertentu.
2. Mendapat laba tertentu.
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan umum perusahaan dalam
kegiatan penjualan adalah untuk mencapai volume penjualan, mendapat laba yang maksimal
dengan modal sekecil-kecilnya, dan menunjang pertumbuhan
suatu perusahaan.
2.2.5 Faktor-faktor Yang Memengaruhi Penjualan
Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor tertentu yang dapat meningkatkan
aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut
Swastha (2005) dalam buku
“Manajemen
Penjualan”
antara lain sebagai
berikut:
“1. Kondisi dan Kemampuan Penjual
2. Kondisi Pasar
1. Modal
2. Kondisi Organisasi Perusahaan
3. Faktor-Faktor Lain”.
Menurut pengertian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1.Kondisi dan Kemampuan Penjual
Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa
masalah
penting
yang
berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual adalah:
a. Jenis dan karakteristik barang atau jasa
yang ditawarkan
b. Harga produk atau jasa
c. Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman
2. Kondisi Pasar
Pasar sebagai kelompok penbelian atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan
dan dapat pula mempengaruhi kegiatan
penjualannya.
3. Modal
Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang dagangan
ditempatkan atau untuk membesar usahanya.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahan yang besar, biasanya masalah penjual ini ditangani oleh bagian
tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli di bidang penjualan.
5. Faktor-faktor lain
Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah
sering memengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya faktor-faktor
tersebut pembeli akan kembali membeli lagi
barang yang sama
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kegiatan penjualan, yaitu: kondisi dan kemampuan penjualan, kondisi pasar,
modal, kondisi organisasi perusahaan, dan faktor-faktor lain.
2.2.6 Proses Penjualan
Menurut Swastha (2005)
dalam buku “Manajemen Penjualan” menyebutkan beberapa
tahapan penjualan, yaitu:
“1. Persiapan Sebelum Penjualan
2. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial
3. Pendekatan Pendahuluan
4. Melakukan Penjualan
5. Pelayanan Sesudah Penjualan”.
Menurut pengertian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Persiapan Sebelum Penjualan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan tenaga penjual dengan
memberikan pengertian tentang barang yang
dijualnya, pasar yang di tuju, dan teknik-
teknik penjualan yang harus dilakukan.
2. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial
Dari lokasi ini dapatlah dibuat sebuah daftar tentang orang-orang atau perusahaan
yang secara logis merupakan
pembeli potensial dari produk yang ditawarkan.
3. Pendekatan Pendahuluan
Berbagai macam informasi perlu dikumpulkan untuk mendukung penawaran
produknya kepada pembeli, misalnya tentang kebiasaan pembeli, kesukaan, dan
sebagainya. Semua kegiatan ini dilakukan sebagai pendekatan pendahuluan terhadap
pasarnya.
4. Melakukan Penjualan
Penjualan dilakukan bermula dari suatu usaha untuk memikat perhatian calon
pembeli, kemudian diusahakan untuk menarik daya tarik mereka. Dan akhirnya
penjual melakukan penjualan produknya kepada pembeli.
5. Pelayanan Sesudah Penjualan
Dalam tahap akhir ini penjual harus berusaha mengatasi
berbagai macam keluhan atau
tanggapan yang kurang baik dari pembeli. Pelayanan penjualan ini dimaksudkan
untuk memberikan jaminan kepada pembeli bahwa keputusan yang diambilnya tepat
dan barang yang dibelinya
betul-betul
bermanfaat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan proses penjualan
bermula dari persiapan sebelum penjualan, penentuan lokasi pembeli potensial, pendekatan
pendahuluan, melakukan penjualan, dan berakhir pada pelayanan sesudah penjualan.
Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan, karenanya jika aktivitas
penjualan barang tidak dikelola dengan baik maka secara langsung akan merugikan
perusahaan. Hal ini disebabkan oleh sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan
pendapatan perusahaan pun berkurang, maka dari itu dalam melakukan aktivitas penjualan
pengendalian internal penjualan sangatlah
diperlukan.
2.3 Teori Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam
beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian,
dan setelah
pembelian. Pada tahap
sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan
jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap
setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja
produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau kegiatan-kegiatan individu
yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa
termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan
pada persiapan dan penentuan
kegiatan-
kegiatan tersebut.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki
peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator,
influencer, buyer, payer atau user. Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya
sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat
menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu
pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku. Perilaku konsumen
mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang
membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer
pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan
keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan
peran masing-masing.
Peran yang dilakukan tersebut adalah: (1) Initiator, adalah individu yang mempunyai
inisiatif pembelian barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan
dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang memutuskan
apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer,
adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User, yaitu individu
yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli. Banyak faktor yang memengaruhi
seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari
faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis. Alasan mengapa
seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan
merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk,
harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari
program pemasaran perusahaan.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
(1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha
memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap
suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana
kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari
pengeluaran yang sama untuk
beberapa produk yang lain;
(2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang
dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks
dalam menganalisis perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara
langsung;
(3) Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok
masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.
Pengertian Pemasaran menurut Stanton
(1997)
adalah
“suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan,
baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial”.
Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 8)
“pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal
ini pemasaran merupakan
proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana
masing-masing pihak
ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan,
menawarkan,
dan pertukaran”.
Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan
(needs), produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan,
pertukaran,
transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.
Perilaku Konsumen secara umum dibagi menjadi 2 yaitu Perilaku Konsumen yang bersifat
Rasional dan Irrasional.
Berikut ini beberapa ciri-ciri
dari
Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional:
1. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan
2. Barang yang dipilih konsumen memberikan
kegunaan optimal
bagi konsumen
3. Konsumen memilih barang
yang mutunya terjamin
4. Konsumen memilih barang yang harganya
sesuai dengan
kemampuan konsumen
Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen
yang bersifat Irrasional:
1. Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak maupun elektronik
2. Konsumen memiliki barang-barang
bermerk atau branded yang sudah
dikenal
luas
3. Konsumen memilih barang bukan berdasarkan
kebutuhan, melainkan gengsi atau prestise.
2.4 Hasil Penelitian Terdahulu
Berita yang sedang bergejolak pada desember ini adalah kenaikan BBM
memengaruhi beberapa dealer motor pendapatannya menurun drastis. Diakibatkan
menurunnya permintaan masyarakat atas pemebelian motor sebagai alat transportasi. Alat
transportasi sangatlah diperlukan dalam mendukung kegiatan sehari-hari. Namun adanya
kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM membuat konsumen melakukan suatu
aksi hingga pasaran motor sepi. Berikut cuplikan berita
yang mendukung penelitian ini :
Berita tanggal 02 Desember 2014
Newsth.com – Nampaknya
dampak kenaikan BBM juga mempengaruhi penjualan sepeda motor di Indonesia. Naiknya harga BBM ternyata membuat
pengunjung dan konsumen sudah mulai
jarang berkunjung
dan
melihat lihat motor
di dealer yang
ada. PT Astra Honda Motor (AHM)
menyadari hal ini
dan kini mulai
merasakan imbasnya. Oleh
karena
itu
kemungkinan akan
ada revisi target Honda
tahun
2014.
Hal ini dikatakan oleh Thomas Wijaya, Deputy General
Manager Sales
Division
PT Astra Honda Motor, yang menyatakan
Astra merevisi
target
penjualan mereka tahun ini,
“Akibat
kenaikan BBM, kami
merevisi penjualan di 2014,” ujarnya hari Sabtu
kemarin (29/11) kepada
media
di Uluwatu
Bali.
“Sebelumnya
kami menargetkan penjualan di 2014 mencapai 5,2 sampai 5,3 juta
unit. Karena
kenaikkan
BBM penjualan
di 2014, kami prediksi hanya mencapai 5 juta
unit,” tambahnya.
Fenomena penurunan penjualan
dan turunnya
animo masyarakat untuk membeli motor menjadikan
penjualan kendaraan sepeda motor menjadi
agak lesu, “Karena konsumen yang berkunjung ke diler sudah berkurang. Begitu juga saat
melakukan pameran konsumen agak
lesu.
Tapi sampai
Oktober 2014,
penjualan
kita
sudah mencapai 4,25 juta unit motor, bulan November 2014 kami perkirakan akan mencapai 400.000 unit,
di bulan depan (Desember 2014)
kita
bisa mencapai 300.000. Jadi bisalah
5 juta unit,” tambahnya.
(Jf)
Berita tanggal 03 Desember 2014
INILAHCOM, Bandung - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan inflasi sedikit banyak mempengaruhi penjualan sepeda motor.
Begitu juga yang dialami oleh
produsen sepeda motor Suzuki. Penjualan
Suzuki tidak
mencapai
target lantaran dua faktor tersebut.
Regional Office Heads PT Suzuki Indomobil Sales
(SIS) Jawa Barat Aceng
Ulumudin menuturkan
penjualan
sepeda motor Suzuki dari 2011-2013 terus mengalami
peningkatan.
Namun
pada
2014,
inflasi
dan kenaikan harga BBM memengaruhi penjualan.
Dari Januari-September 2014, rata-rata penjualan
Suzuki di Jawa Barat per bulan
2.600-2.700 unit. Padahal
target
di tahun ini
3.000
unit per bulan.
"Jadi ada loss sekitar 200-300 unit per bulan
akibat
inflasi dan kenaikan BBM. Kendati
demikian kami berupaya bisa mencapai target
36 ribu
sampai
Desember
nanti," kata Aceng usai acara Address
Race Media 2014
di Dealer
Suzuki Sanggar Mas Jaya,
Senin
(24/11/2014) sore.
Dia menambahkan, minat
masyarakat untuk
memiliki kendaraan roda dua masih tetap tinggi.
Dan motor hemat BBM yang
menjadi incaran
masyarakat.
Aceng menambahkan, penjualan di Jawa Barat
menyumbang 10%
dari penjualan
nasional. Dan
dari jenis
kendaraan, 62% masih dikuasai
motor
skutik.
Kemudahan dalam pengoperasian
atau
penggunaan skutik
menjadi
pilihan masyarakat terutama
yang tinggal di kota besar. Diprediksi, motor
skutik masih akan trend di 2015.
"Selain skutik, diprediksi
motor sport dan motor besar juga akan trend,
makin
digemari,"
pungkasnya.
(jul)
Penelitian ini di dukung oleh jurnal Irma
(2009) jurnal ISSN. Peneliti menganalisa kebijakan
pemerintah mengenai kenaikan bahan bakar membuat para konsumen pasar menurunkan
permintaannya terhadap barang jasa yang ditawarkan.
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang peneliti kemukakan sebagai landasan pengujian untuk penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Ho: Secara signifikan tidak ada perbedaan antara penjualan motor per unit sebelum dan
sesudah kenaikan BBM.
Ha: Secara signifikan ada perbedaan antara penjualan motor per unit sebelum dan
sesudah kenaikan BBM.
2.6 Rerangka Pikiran
Penjualan
Kebijakan
Pemerintah
& Perilaku Konsumen
Aksi Pasar
Dalam rerangka pikiran, disebutkan bahwa suatu kebijakan pemerintah dalam
menaikkan harga BBM berpengaruh terhadap suatu permintaan masyarakat yang berdampak
pada penjualan motor yang menurun drastis. Penjualan motor yang menurun drastis
memberikan suatu gambaran perilaku konsumen dalam aksi pasarnya. Akibatnya adanya sutu
aksi demo, aksi diam dalam masyarakat. Jika dilihat dari sisi penjualan motor akan
menurunnya demand masyarakat atas supply yang ada. Adamya inflasi di Indonesia ini
membuat pemeruntah harus memutuskan suatu kebijakan yang berdampak bagi perusahaan
barang dan jasa khususnya peneliti meneliti penjualan
motor
happy
di Singosari.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang
digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis
mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupak an suatu penyelidikan yang sistematis
untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan
terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat
penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian
untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya
dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara
umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan
manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi
motivasi untuk melakukan penelitian.
Adapun tujuan Penelitian adalah penemuan, pembuktian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
1. Penemuan. Data yang diperoleh dari penelitian merupakan data-data yang baru yang
belum pernah diketahui.
2. Pembuktian. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk membuktikan
adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
3. Pengembangan. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperdalam
dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Kegunaan penelitian dapat dipergunakan untuk memahami masalah, memecahkan masalah,
dan mengantisipasi masalah.
1. Memahami masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya diketahui.
2. Memecahkan masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
meminimalkan atau menghilangkan masalah.
3. Mengantisipasi masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
mengupayakan agar masalah tersebut tidak
terjadi.
4. Metode penelitian
adalah suatu cara
atau prosedur
yang dipergunakan
untuk
melakukan penelitian sehingga
mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan
penelitian. Beberapa pandangan metode penelitian secara umum menurut
para
ahli :
1. Nasir (1988:51)
Metode penelitian merupakan cara utama
yang
digunakan peneliti untuk
mencapai
tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.
2. Sugiyono (2004: 1)
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan
tujuan dan
kegunaan tertentu.
Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah
untuk mengumpulkan
data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Menurut Sugiyono
(....) , metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
.Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik,
ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional,
karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode
untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada
filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini
telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan
sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat
ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif
karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik.
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value
free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip
objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telãh
diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi
sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan
nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif
akan jauh dari kaidah-kaidah
teknik ilmiah yang sesungguhnya (Sudarwan Danim, 2002: 35).
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:117)
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Populasi untuk penelitian ini adalah penjulan motor happy HCM di singosari.
Penjualan motor diambil 15 hari sebelum dan sesudah kenaikan BBM. Dari populasi dapat
diambil sampel penelitian. Menurut Sugiyono (2010:118), sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan metoda purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu.
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah penjualan motor tanggal 2 November
2014 sampai 3 Desember 2014.
3.4 Data Penelitian
3.4.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data yang
digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer
disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk
mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang
dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara,
diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner. Data diperoleh
dari data asli perusahaan melalui wawancara secara langsung pada 02 Desember 2014 pukul
14:00 WIB di dealer happy HCM Singosari.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai
sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. Data
sekunder yang diambil dalam penelitian ini adalah melalui laporan keuangan HCM singosari.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah metoda
wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara
sumber atau sumber
data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi
pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden,
sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul
data (umumnya penelitian
kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur
dan tidak terstruktur.
1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah
mengetahui dengan pasti apa informasi
yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara
sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo,
dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2. Wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara bebas, yaitu
peneliti
tidak
menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara
spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.
Wawancara yang dilakukan peneliti adalah mengunjungi dealer dengan bertanya
penjualan per unitnya 15 sebelum dan sesudah kebijakan pemerintah memutuskan bahwa
BBM dinaikkan.
3.5 Analisis Data
Pengujian ini menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences
(SPSS) 21.0. Ghozali (2011) menjelaskan bahwa uji normalitas dilakukan dengan alat uji
Kolmogorov Smirnov. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah jika nilai signifikansi
lebih kecil daripada 5%, maka data terdistribusi tidak normal, tetapi jika signikansi lebih
besar daripada 5%, maka data terdistribusi
normal.
Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data normal
ataukah tidak normal dan data abnormal return dan Trading Volume Activity terdistribusi
normal atau tidak. Bila data abnormal return terdistribusi normal, maka peneliti
menggunakan alat uji One Sample t-Test. Namun, bila data tidak terdistribusi normal, maka
peneliti menggunakan alat uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Bila data Trading Volume
Activity terdistribusi normal, maka peneliti menggunakan alat uji Paired Sample t-Test.
Namun, bila data tidak terdistribusi normal, maka peneliti menggunakan alat uji Wilcoxon
Signed Ranks Test. Dalam penelitian ini menggunakan
uji
T-test dan Paired
T-test.
3.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut :
a) Untuk menguji hipotesis pertama, yaitu terdapat perbedaan abnormal return secara
signifikan apakah terdapat perbedaan yang menonjol pada tanggal sebelum dan sesudah
kenaikan bahan bakar mesin (BBM) pada tahun 2014, maka digunakan alat uji One
Sample t-Test karena data terdistribusi normal. Hipotesis statistik pengujian yang akan
digunakan adalah sebagai berikut.
H0: Secara signifikan tidak ada perbedaan antara penjualan motor per unit sebelum dan
sesudah kenaikan BBM.
Ha: Secara signifikan ada perbedaan antara penjualan motor per unit sebelum dan
sesudah kenaikan BBM.
Jika thitung ≤ ttabel atau Sig. > 0.05, maka H0 diterima. Jika thitung > ttabel atau Sig. < 0.05,
maka H0 ditolak.
b) Untuk menguji hipotesis yang kedua, yaitu melihat perbedaan rata-rata penerimaan
penjualan di dealer Happy. Untuk melihat perbedaan antara 2 variabel ini, digunakam iji
Paired Sample T-test. Hipotesisnya
sebagai berikut :
H0: μsebelum - μsesudah = 0
Ha: μsebelum - μsesudah ≠ 0
Jika Sig. > 0.05, maka maka H0 diterima. Jika Sig. < 0.05, maka
H0 ditolak.
3.7 Tahapan Penelitian
Tahapan Penelitian peneliti
adalah sebag berikut :
1. Langkah
pertama adalah memasukkan
data yang telah
diperoleh peneliti dalam
Variabel View.
2. Kemudian mengisi Data View sesuai dengan yang telah
didapatkan
3. Analyze – Non Parametric
Test –
Legacy Dialogs
– dan pilih 1 sample KS.
4. Masukkan kedua variabel, lalu optios pilih
descriptiv,
ok
5. Kemudian peneliti melihat data
normal
atau tidak.
Setelah data normal
lanjut dengan
uji yang kedua yaitu Paired Sample T-test.
6. Pilih analyze – Compare Means – Paired
Sample Test.
7. Masukkan ke 2
variabel
dan
ok.
8. Selain
2 uji ini,
peneliti menggunakan uji Volatilitas menggunakan
Microsoft Excel.
DAFTAR PUSTAKA
Dye,Thomas.2002. Kebijakan Pemerintah.Surabaya: CV Atmahadi
Friedrik .2003:2. Perilaku Masyarakat Akibat Kebijakan Pemerintah.Jakarta:Universitas
Atmajaya.
Simamora ,Henry..2000:24. Teori Penjualan. Yogyakarta:
BPFE.
Marom, Chairul.2002:28. Teori Penjualan Menurut Para Ahli. Jakarta.
Krismiaji.2002:275. Klasifikasi Penjualan.Jakarta.
Basu Swastha.2005:406. Beberapa Teori Penjualan dan Klasifikasinya.Jakarta : Manajemen Penjualan.
Maslow.2009.Teori Hierarki Kebutuhan Maslow.Jakarta.
Utomo.2010.Teori dan kebijakan pemerintah.Jakarta
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.f
Sukarto,Wiryo.2009. Kebutuhan Akan Transportasi.
Surabaya: PT Jaya Karya.
Imron, Ali. 2002. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Staton,Statler.2007.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Merek Honda.
Management Analysis Journal: 1-5.
Nazir.2008.Penelitian Kuantitatif dan Metode Dalam Aplikasinya.Surabaya.
Sugiono.2008.Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta
Jaka.2007:58. Hukum Permintaan.Surabaya:Managemen Controling System
Rosyidi.2009:291. Kenaikan BBM Mempengaruhi Permintaan Konsumen.Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar