Tingginya permintaan akan mobil baru menjadikan pabrikan mobil berlomba2 untuk mengeluarkan mobil dengan varian2 baru yang menjadi tren permintaan terkini. Pabrikan mobil dari Jepang menjadi pabrikan yang paling terdepan berlomba2 mengeluarkan produk2 barunya. Sehingga, tidak perlu heran kalau jalanan di Jawa Timur akan dipenuhi oleh kuda besi dar Jepang. Seluruh pabrikan mobil Jepang mengenjot produksi dan penjualannya karen dilaporkan penjualan selama tahun 2014 selalu meningkat dari bulan per bulan. Kesempatan yang tidak mungkin disia2kan begitu saja. Berbagai varian produk baru akan ditawarkan pada tahun 2015 ini tentu saja dengan berbagai varian harga yang akan disesuaikan dengan masing2 permintaan dan masing2 kelas konsumen. Varian produk mulaui yang disebut mobil murah (walau berharga diseputaran 100jutaan), mobil multivungsi seharga sekitar 200jutaaan, sampai kelas premium dikisaran harga 400juta sampai 500jutaan, dan bahkan mobil mewah untuk para hartawan senilai 1milyar keatas.
Pabrikan dari negara lain seperti pabrikan dari Korea juga memanfaatkan masa panen penjualan di Jawa Tmur. Walau hanya menangguk pasar sekitar 10% tidak menjadikan mereka keder. Segala daya upaya diusahakan untuk sedikit demi sedikit merangsek menjadi mobil yang menjadi pilihan masyarakat. Sedangkan pabrikan dari Eropa dan Amerika walau kecil pangsa pasarnya tidak goyah karena memiliki konsumen khusus, konsumen eksklusif dari kelas atas.
Bertambahnnya jumalah kendaraan bermotor secara signifikan tidak diiringi dengan pertumbuhan panjang dan luas jalan, akibatnya bisa diapstikan, akan ada kemacetan panjang ditahun2 mendatang. Data yang diungkapkan oleh Direktur Lantas Polda Jatim menyatakan bahwa total panjang jalan di Jatim adalah 5000km sedangkan jumlah kendaraan bermotor yang melintasinya 13.446.859 untuk yahun 2014, naik 5,84% dari tahun 2013 yang "hanya" 12.662.191 buah kendaraan bermotor. 13,4juta lebih kendaraan bermotor terdiri dari 910.132 buah mobil penumpang, 408.894 mobil barang, 12.086.820 sepeda motor, 10.523 kendaraan khusus. Jumlah yang tidak sedikit untuk 5000km jalan di Jawa Timur.
Ruang jalan termacet yang terdeteksi adalah ruas jalan waru (sidoarjo) sampai A.Yani (surabaya) dwngan kemacetan yang mencapai 5km. Jalan lain yang menjadi titik kemacetan adalah ruas jalan Arjosari sampai Lawang (Poros Malang Surabaya) dengan panjang jalur 24,5km yg bisa ditempuh 3 sampai 5 jam dalam kondisi macet. Survei menunjukkan jalan Arjosari-Singosari-Lawang adalah jalan termacet di Jawa Timur. pada jam kerja di hari kerja diperkirskan ada 3.360 sampai 5.040 mobil dan 2.100 sampai 3.360 sepeda motor yang melintas. Sedangkan pada akhir pekan tercatat 4.620 sampai 7.140 mobil dan 5.880 sampai 11.760 sepeda motor yang melintas setiap harinya. Anacaman kemacetan yang semakin nampak jelas di depan mata, terutama ditingkahi oleh pertumbuhan penjualan mobil dan sepeda motor. Belum lagi di perkotaan seperti di Surabaya dan Malang yang pertumbuhan pertahunnya puluhan ribu mobil dan puluhan ribu sepeda motor baru bertambah, belum mobil dan motor bekas atau mutasian dari daerah yang masuk ke kota. Kemacetan yang sudah menjadi kesehairan di Jakarta dan Bandung pasti akan terjadi di Surabaya dan Malang.
Selain masalah kemacetan, tentu saja masalah lain yang muncul seperti angka kecelakaan dan permasalahan parkir pasti akan menjadi permasalahan tersendiri. Semakin macet swmakin orang tidak sabar semakin meningkat pula kecerobohan dan perilaku seenaknya di jalan raya. Akibatnya, kemungkinan kecelakaan pasti akan meningkat drastis. semakin banyak orang bepergian, entah bekerja, berusaha, dan kegiatan lain menggunakan kendaraan sendiri pasti akan menimbulkan masalah parkir. luasan lahan parkir yang tidak betambah scara signifikan akan menibulkan masalah seperti pemanfaatan ruang publik sebagai tempat parkir. Sebagai akibatnya banyak ruang publik bahkan ruang terbuka hijau yang akan berubah fungsi menjadi parkir liar.
Masalah sosial lain juga akan muncul dengan semakin banyaknya kendaraan bermotor khsusnya sepda motor. Angka kriminalitas seperti pencurian dan penodongan untuk merebut sepeda motor juga akan semakin meningkat. Banyaknya motor yang menjadi kebutuhan transportasi juga akanberimbas pada pencurian karena juga banyak sepeda motor diparkir di tempat2 liar tanpa pengawasan yang memadai. Demikian pula penodongan karena banyaknya motor yang bersliweran di jalan. Belum lagi kriminalitas ringan seperti banyaknya motor bodong tanpa surat karena motor hasil kriminal akan menjadi hal lumrah. Belum lagi ketakdisiplinan warga terhadap aturan karena dapat dipastikan akan semakin banyak pengendara kendaraan bermotor tanpa Surat Ijin Mengemudi (SIM), baik karena enggan mengurus atau karena memang belum waktunya atau belumcukup umur mengendarai kendaraan bermotor.
Permasalahan besar lyang pasti akan muncul adalah semakin cepat dan mendekatnya krisis Bahan Bakar Minyak atau sumber Energi Fosil. JumlH kendaraan motor yang menungkat pasti akan meningaktkan konsumsi BBM dRi fosil yang semakin terbatas jumlahnya. Belum lagi ditingkahi oleh semakin panjang dan lamanya kemcetan yang akan semakin banyak membakar dan mengonsumsi BBM yang tidak produktif. Pada akhirnya, karena jumlah yang semakin terbatas, harga BBM pasti akan melam ung tinggi yang aksn mrnimbulkan masalah baru. Semakin langkah dan semakin mahal harga BBM akan memicu krisis baru yang bukan hanya bersifat ekonomi tetapi juga bersifat sosial dna politik.
Banyak hal yang mungkin akan terjadi baik yang berimbas secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya, serta tentu saja lingkungan yang semakin tercemar oleh asapkendaraan bermotor dan buangan oli bekas. Masalaha hukum yang akan semakin banyak karena tragedi kecelakaan bermotor dan kriminalitas yang semakin tinggi akibat keterbatasan parkir dan banyaknya motor berseliweran di jalanan. Serta berbagai bentuk masalah lain yang akan semakin tumpang tindih dan kait mengait satu dengan yang lain. Keberadaan alat transportasi yang akan menjadi kebutuhan tidak dapat dipugkiri karena merupakan keniscayssn sejarah, tetapi bila kebutuhan sudah bergeser menjadi keinginan apalagi menjadi alat gengsi dan. pengangkat harga diri tentu permasalahannya akan menjadi berbeda.
Pembatasan jumlah penjualan atau pembatasan jumlah kepemilikan bukan kebijakan yang begitu saja fibuat apalagi diterapkan. Bahkan mungkin bisa menjadi masalah karena pasar yang sudah terlanjur liberal seperti saat ini. Berbagai kiat seperti pajak progresif kepemilikan kendaraan bermotor juga tidak berpengaruh banyak, karena orang tetap berani membayar untuk memiliki kendaraan bermotor. Edukasi terhadap masyarakat juga terus dilakukan bahkan berbagai kiat seperti pmbatasan lewat, anglutan umum gratis tidak juga menjadikan keinginan untuk memiliki dsn menaiki kendaraan bermotor menurun. Entah cara apa yang dapat dilakukan untuk menekan jumalah kepemilikan dan jumlah kendarasn yang mengaspal setiap harinya. Mungkin bila terjadi krisis dengan melambung tingginya BBM atau karena terbatasnya BBM yang dapat menekan keinginan orang untuk berlomba2 mengoleksi kendaraan bermotor sebanysk yang dimaui. Entahlah...!!!
Mendadak galau dihari Minggu siang nan panas, 11 Januari 2015 di Teras rumah Omah Sumberjo, Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar