Kamis, 20 Juli 2017

PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)



Disarikan dari Cocotan Sang Pendekar Cocot Kencono "Kak Demsi Danial"


Pengantar
PRA adalah Metode pendekatan pemberdayaan dengan partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pembangunan.  PRA menyediakan ruang dokumentasi visual yang kaya untuk partisipasi.
Penilaian à Perencanaan à Pelaksanaan à Monitoring dan Evaluasi.
PRA menjadikan pemberdayaan berpusat pada masyarakat (people center development).
Keterlibatan à Kemandirian à kekuatan internal masyarakat.
Amanat Undang-Undang Desa, tahun 2015 untuk pelatihan sedangkan tahun 2016 untuk pembangunan.
PRA adalah pengembangan dari Rapid Rural Appraisal (RRA), metode pemehamanan cepat kondisi masyarakat.  RRA masih dipergunakan untuk Tanggap Darurat (Emergency Response – ER), sedangkan PRA untuk Rencana Tindak Lanjut (RTL).

PRA dan RRA (Chambers, 1996)
RRA dikembangkan dan banyak digunakan oleh perguruan tinggi untuk menilai pengetahuan masyarakat sebagai sebuah metodologi untuk penggalian pengetahuan.  Dimanfaatkan untuk memperkaya pembelajaran dari masyarakat yang nantinya akan digunakan untuk perencanaan pengajaran, pengerjaan proyek, dan publikasi.
PRA dikembangkan dan dipergunakan oleh organisasi non profit untuk menilai kemampuan dan potensi masyarakat.  Dipergunakan sebagai dasar pendampingan dan fsilitasi yang bersifat partisipatif untuk pemberdayaan masyarakat.  Menghasilkan kelembagaan dan tindakan masyarakat berkelanjutan.
Dasar PRA adalah belajar bersama masyarakat dengan melakukan eksplorasi dan adaptasi.  Dilakukan dengan menerima dan mendengar langsung dari masyarakat dan tidak boleh menggunakan asumsi.  Informasi harus difahami dan kemudian dilakukan silang pendapat dan silang pendekatan dengan prinsip triangulasi.
Kegiatan: transect à live in à tinggal bersama
Penerapan PRA yang serampangan di lapangan dengan tujuan yang tidak jelas akan merusak pendampingan dan pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan.


Pedampingan bukan penyuluhan!
Pendampingan adalah penggalian yang mendalam permasalahan masyarakat dan kemudian berimprovisasi dengan dokumentasi dan teknologi untuk menyusun kegiatan berkelanjutan dan berkesinambungan untuk pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan membutuhkan diskursus lintas disiplin ilmu.  Harus bersifat fleksibel dan multi disiplin, memanfaatkan multi media (audio visual) untuk saling belajar dan berbagai pengalaman dan pengetahuan bersama masyarakat.
PRA menekankan pada pengakuan dan kepercayaan pada rakyat.  Pengakuan terhadap pengetahuan dan kemampuan memecahakan masalah sendiri.  Keterlibatan seluruh anggota kelompok dengan menghargai perbedaan.  Harus homogenitas dan egaliter,  Harus memperhatikan lebih pada kelompok paling sedikit atau akses paling terbatas.
Triangulasi diperlukan untuk memperoleh kedalaman informasi berdasar cek dan recek.  Berperspektif multi disipliner dan multi perspektif.
Optimalisasi hasil diperoleh dengan alokasi waktu yang memadai, narasumber yang kompeten, kualitas dan akurasi informasi yang baik.
Orientasi dilakukan untuk menyusun pemecahan masalah dan pengembangan program.  Lebih baik perkiraan yang hampir salah ketimbang kesimpulan yang hampir benar.

Keberlanjutan program
Program yang digerakkan oleh masyarakat sendiri dan harus berkelanjutan.  Percepatan dapat dilakukan dengan menyusun kurikulum lokal, dokumentasi lokal dan dipresentasikan sendiri oleh masayarakat.
Mengutamakan yang terabaikan dengan memberikan peran.  Keberpihakan perlu dilakukan untuk mencapai keseimbangan perlakuan. Menggutamakan golongan yang paling miskin.

Pemberdayaan dan penguatan masyarakat
Orang luar (fasilitator) berproses bersama sebagai anggota masyarakat.  Kegiatan PRA tidak boleh menganggu kegiatan rutin masyarakat.  Harus berprinsip keterbukaan.  Melakukan perbaikan konsep dan pemikiran serta merancang teknik-tenik baru.

Siklus
1.       Pengenalan masalah atau kebutuhan dan potensi.
2.       Perumusan masalah dan penetapan prioritas.
3.       Identifikasi alternatif pemecahan masalah atau pengembangan gagasan.
4.       Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling tepat.
5.       Perencanaan penerapan gagasan dengan pemecahan masalah yang kongkrit.
6.       Penyajian rencana kegiatan.
7.       Pelaksanaan dan pengorganisasian masyarakat.
8.       Pemantauan dan pengarahan kegiatan.
9.       Evaulasi dan rencana tindak lanjut.

Teknik PRA
Alat visual dan media belajar bersama.  Dipergunakan untuk menyusun (1) penjagagan kebutuhan; (2) perencanaan kegiatan; (3) monitoring dan evaluasi kegiatan.
1.       Teknik Penelusuran Sejarah Desa
Historis kritis desa (latar belakang sejarah, masalah, dan potensi) serta hubungan sebab akibat kejadian dan sejarah kehidupan.
Harus bersifat runut waktu (kronologis) peristiwa-peristiwa masa lalu sampai saat ini.  Mengaji perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dan menganalisis sebab – akibatnya. Menyusun bagan kecenderungan dan perubahan.
2.       Analisis perubahan keadaan, kejadian, dan kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu
Kecenderungan umum yang akan berlanjut ke masa depan.  Mengenali perubahan terpenting, mengaji hubungan antar perubahan, memfasilitasi masyarakat untuk membaca perkiraan aarah perubahan (visualisasi bagan dan grafik), kecenderungan kegiatan atau musim (sosial, agama, dan masyarakat) untuk menyusun jadwal kegiatan.

Tidak ada komentar: