Selasa, 16 Januari 2018

PENGEMBANGAN KOMUNITAS DENGAN MODEL HIST



PENGEMBANGAN KOMUNITAS DENGAN MODEL HIST
Disarikan dari Modul Pelatihan Humanitarian International Services Group (HISG)

Pengenalan Terhadap Pengembangan Komunitas
1.       Aktivitas Kelompok: Setiap peserta berpikir sejenak dan merumuskan kalimat definisi pengembangan komunitas.
2.       Tugas Kelompok: Dengan mempergunakan definisi masing-masing, mencoba mengumpulkan data dari gambaran komunitas yang ditampilkan dalam gambar (slide).  Masing-masing kelompok memilih komunitas yang ditampilkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
(1)    Gambarkan komunitas yang dipilih.
(2)    Bagaimana situasinya?
(3)    Apa yang akan kita lakukan?

Definisi Pengembangan Komunitas
Pengembangan komunitas adalah pendekatan terpadu dan komprehensif yang memampukan perubahan komunitas secara meluas dengan cara meningkatkan kapasitas dasar komunitas sehingga mampu menopang diri sendiri untuk menyediakan martabat dan keadilan untuk setiap anggota komunitas tersebut.
Sebuah Ilustrasi: Ada berapa banyak buah mangga dalam sebuah biji mangga?
Kita bisa menghitung jumlah biji mangga dalam buah mangga, tetapi siapa yang bisa menghitung jumlah mangga dalam sebuah biji mangga?
Sebuah biji mangga memiliki banyak potensi.  Saat kita melihat komunitas, bagaimana cari kita menilai potensinya? Apakah kita bisa melihat masalah mereka? Apakah kita bisa membantu membangkitkan dan memperbesar potensi komunitas tersebut?

Aspek-Aspek yang Memengaruhi Pemgembangan Komunitas
Cara Pandang dan Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan akan memengaruhi cara pandang kita.  Setiap kita memiliki seperangkat lensa pengamatan yang kita pakai untuk menerjemahkan dunia di sekitar kita.  Berdasarkan dari apa yang kita lihaat lewat lensa tersebut, kita menciptakan sistem kepercayan untuk hidup kita.  Sistem kepercayaan itu yang akan menjadi cara pandang kita terhadap dunia.  Kita mengevaluasi hidup dan budaya kita, dan mengambil keputusan sesuai dengan cara pandang kita.
Formasi sistem kepercayaan yang membentuk sistem kepercayaan kita.  Dalam kehidupan kita, ada beberapa orang dan beberapa sumber yang memegang peranan kunci dalam membentuk atau paling tidak memengaruhi kita.  Orang-orang dan sumber-sumber itulah yang akan memengaruhi dan membentuk sistem kepercayaan dan cara pandang kita. Orang-orang atau sumber-sumber tersebut adalah orangtua, teman, media, guru, budaya, persekolahan, dan beberapa orang atau sumber lainnya.  Cara pandang dari individu-individu, secara bersama akan membentuk cara pandang dan budaya sebuah komunitas.
Dasar Pengembangan Komunitas
Setiap cara pandang memunyai akarnya, sebuah sistem kepercayaan tertentu.  Sistem kepercayaan berasal dari nilai-nilai yang memimpin perilaku dan pada akhirnya memunculkan hasil atau tindakan.  Dengan kata lain, ide dan nilai kita akan menghasilkan perilaku dan gaya hidup.  Bila ide dan nilai dipegang oleh sebuah komunitas akan mementuk budaya dan perilaku serta tindak tanduk komunitas.
Ilustrasi: Pohon sebagai gambaran cara pandang
Akar adalah sistem kepercayaan, batang adalah nilai, ranting adalah perilaku, sedangkan daun dan buah adalah hasil atau tindak-tanduk.
Pendekatan dalam pengembangan komunitas dipengaruhi bukan saja oleh cara pandang saja, tetapi juga dasar dan metoda pengembangan.  Cara pandang sebagai cara pandang yang membentuk tindakan dan gaya hidup komunitas.  Dasar adalah pondasi atau nilai yang dijadikan dasar pengembangan komunitas serta respon terhadap tantangan yang dihadapi komunitas.  Metode adalah cara untuk memperluas cara pandang untuk membentuk budaya dan perilaku komunitas yang berkembang.
Dasar apakah yang akan kita letakkan untuk membangun dan mengembangkan komunitas? Dasar-dasar yang diletakkan haruslah yang memiliki nilai-nilai mulia seperti pengetahuan dan hikmat, hubungan yang sehat, kebebasan, kebenaran, kejujuran, dan berbagai nilai-nilai mulia lainnya.

Metode Pengembangan Komunitas
Pengembangan komunitas harus berfokus pada sebuah permasalah besar, kemiskinan.
Dalam kontinum sosial, di mana letak komunitas yang akan kita kembangkan di tangga sosial?
Pauperisme  à  Miskin  à Mampu Bertahan Sendiri à Kaya
Ketergantungan                               à                           Harga Diri 
Catatan: Pauper adalah individu atau komunitas yang sangat miskin tanpa dukungan keluarga atau tetangga dan hanya bergantung pada bantuan orang lain.
Cara pandang dunia dan responnya terhadap kemiskinan.  Ada 3 cara pandang yang menggabungkan beberapa ide dari sistem kepercayaan utama dan menawarkan pendekatan  untuk mengatasi kemiskinan: Animistik, Humanistik atau Materialistik, dan Holistik
Animistik
Animistik adalah kepercayaan pada kekuatan supernaural yang mengatur dan menghidupkan alam semesta.  Tenaga pengatur di dunia sebagai roh yang terpisah.
Sistem kepercayaan dan nilai animisme adalah kepercayaan pada penyebab dari luar, kemiskinan, kelaparan, banjir, gempa bumi, sakit penyakit merupakan manifestasi dari kekuatan adikrodrati di luar daya manusia.  Takdir dan kemurkaan Sang Kuasa tidak bisa dibendung dan tak bisa dilawan.  Sehingga, akan menjadi sikap dan perilaku untuk selalu menyenangkan Sang Kuasa, menjaga hidup selalu harmoni dengan alam dan Sang Kuasa.  Bertahan pada siklus kemiskinan dan bencana tiada henti karena percaya tidak ada solusi yang bisa menghentikannya.  

 Humanistik atau Materialistik
Humanisme adalah sebuah doktrik, sikap, atau cara hidup yang terpusa pada kepentingan atau nilai dari manusia.  Filosofi yang biasanya menolak supernaturalisme dan menekankan pada martabat individu dan kelayakan kapasitas untuk menyadari diri sendiri melalui kemampuan berfikir.
Materialisme adalah teori yang menyatakan bahwa material adlah satu-satunya hal yang eksis, bahwa semua benda terdiri dari material dan semua fenomena serta kesadaran adalah hasil interaksi dari materi yang dapat dirasakan oleh indera manusia.
Humanisme merupakan bentuk dari materialisme.  Materialisme mengaanggap semua hal adalah impersonal.  Kemiskinan dan kelaparan disebabkan oleh ketidak adilan distribusi sumberdaya.  Sehingga, manusia harus berbagi secara adil untuk menjaga kelangsungan hidup.  Humanisme mengharuskan membangun pondasi kesadaran tentang manusia sebagai pusat kehidupan dan berkehidupan.  Humanisme mendorong evolusi manusia untuk selalu berkembang dan naik ke level yang lebih tinggi untuk mengatasi masalah kemanusiaan dan sosial.
Humanisme adalah cara atau pendekatan yang paling lazim dipergunakan dalam pengembangan masyarakat, khususnya untuk melawan kemiskinan.  Selalu berusaha untuk melawan dan memperbaiki sistem yang ada serta mendikotomi antara dunia materi dan dunia immaterial.  Selalu berusaha untuk menyeimbangkan masalah populasi dan ketersediaan sumberdaya serta ketidakadilan.
Cara pandang humanisme terhadap permasalahan kemiskinan (1) Kemiskinan Materi karena kurangnya aset; (2) Kerentanan karena kurangnya perlindungan, pilihan, dan mudah dipaksa; (3) Kurang Kuasa karena kurang pengaruh, kekuatan sosial, dan eksploitasi oleh kekuasaah; (4) Isolasi karena kurangnya pendidikan dan dikeluarkan dari sistem; (5) Kelemahan Fisik karena terlalu banyak bergantung dan kurangnya kekuatan.
Nilai-nilai humanisme menekankan pada kemampuan manusia yang memiliki sumberdaya fisik dan alam.  Selalu berusaha keras untuk mengatasi sifat natural manusia yang mementingkan diri sendiri dengan selalu bebuat baik pada sesama.  Menghargai pemberian (amal) dengan harapan distribusi kekayaan akan menjadikan dunia lebih adil dan individu semakin berdaya.
Perliaku humanisme akan selalu mengedepankan kemampuan diri sendiri untuk melawan nasib.  Selalu berusaha untuk merubah arah hidup orang lain dan masyarakat secara luas serta distribusi kekayaan dengan adil.
Humanisme tidak melepaskan diri dari ketergantungan karena masih berhadap pada distribusi kekayaan dan investasi sumberdaya manusia secara besar-besaran.  Sebagai contoh adalah program donor dari negara kaya ke negara miskin.
Sebagai contoh, Amerika Serikat menggunakan pendekatan humanistik untuk melawan kemiskinan.  Orang-orang miskin akan ditunjang kehidupannya oleh keluarga, tetangga, gereja, bahkan negara.  Tetapi sejak 1870 bergeser dengan selalu memotivasi setiap warga negara untuk bekerja dengan menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya.  Sehingga, sejak 1900, Amerika Serikat selain tetapi memberikan bantuan (jaminan sosial) pada orang miskin sebagai bentuk distribusi kekayaan juga mendorong pembukaan lapangan pekerjaan seluas-luasnya melalui berbagai lembaga dan agensi.  Tetapi akibatnya, ketergantungan tetap menjadi momok.  Ketergantungan orang miskin pada lembaga atau agensi sosial, sedangkan pengelola (lembaga dan agensi sosial) bergantung pada distribusi dari orang kaya (korporasi) dan negara.  Dalam jangka panjang, kemiskinan secara fisik berkurang tetapi kemiskinan mental (ketergantungan) menjadi semakin tinggi dan meluas. 
 Holistik
Holistik adalah pendekatan terpadu yang berfokus pada sistem yang lengkap dan penuh, yang sementara dan yang kekal, menghargai tubuh, jiwa, pikiran, dan roh.
Pendekaran holistik merupakan dasar baru bagi pengembangan masyarakat dan komunitas dengan cara menata kembali hubungan yang positif, mereformasi nilai-nilai, dan mengubah paradigma serta cara pandang yang holistik.
Pendekatan holistik mendefinisikan alam semesta sebagai sistem yang terbuka, memfokuskan masalah kemiskinan sebagai masalah internal manusia.  Kemiskinan bukan hanya masalah kekurangan sumberdaya tetapi sudah mengakar menjadi suatu budaya.  Kemiskinan adalah ide korporat yang mengakibatkan perilaku tertentu, perilaku yang membentuk budaya, kemiskinan.
Nilai-nilai pendekatan holistik menekankan pada pengelolaan sumberdaya yang penuh tanggung jawab, memperbarui sumberdaya yang dapat diperbarui, menggunakan pendekatan yang kreatif untuk memublikasikan hasil pembelajaran secara ekspansional.  Membogkar cara pandang yang menyakatan bahwa kemiskinan disebabkan oleh kurangnya sumberdaya apalagi nasib atau takdir melainkan disebabkan oleh relasi yang rusak.
Kemiskinan merupakan akibat dari (1) hubungan yang tidak harmonis dengan Sang Kuasa; (1) manusia menjadi semakin egois dan merusak relasi antar manusia; (3) penindasan, ketiadaan akses, kerusakan moral, karena eksploitasi oleh sekelompok manusia pada manusia lainnya; (4) eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan untuk menimbun kekayaan; (5) dominasi, rasisme, dan kekerasan untuk mempertahankan dominasi; (6) sistem sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang tidak adil.
Perilaku pendekatan holistik menekankan pada pengembangan komunitas berbasis aset.  Mendorong individu dan komunitas untuk membangun model sosial konstruktif yang memulihkan martabat dan nilai individu dan komunitas.  Melatih individu dan komunitas untuk menjadi agen perubahan yang aktif dan pembawa pesan positif pada masyarakat luas.  Membangun relasi yang sehat dan setara antar individu, antar komunitas, dan komunitas dengan penguasa (ekonomi, sosial, dan politik).
Agen perubahan harus mampu membangun hubungan yang sehat dan setara secara individu dengan individu lain dalam komunitas.  Mampu menjadi katalis perubahan dalam komunitas.  Mampu memelihara komunitas secara strategis menuju perubahan.  Mampu menciptakan perubahan secara simultan dan multi aspek dalam komunitas.
Peubahan holistik akan menghasilkan perubahan yang berkelanjutan dan masyarakat yang adil dan setara.  Perubahan baik secara pribadi, sosial, aset, sumberdaya baik kemampuan, kapasitas, kuantitas, maupun kualitas.  

Model HIST (Holitic, Integrated, Sustainable, Tranformative)
Holistic (Holistik)
Perubahan secara utuh pada semua aspek dan seluruh sektor dalam masyarakat.
 Integrated (Terintegrasi)
Perubahan yang diterima dan menjadi bagian dari masyarakat.
Sustainable (Berkelanjutan)
Perubahan dalam jangka panjang, berkesinambungan, dan dapat diulang.
Tranformative (Transformatif)
Peruabahan yang utuh, menyeluruh, dan mampu mengubah paradigma dan pemikiran komunitas.

Pengembangan Masyrarakat Berbasis Aset (Aset Based Community Development - ABCD)
Merupakan pengembangan masyarakat berbasis aset, berfokus pada komunitas.  Melihat ke dalam untuk mencari jawaban dari permasalahan komunitas.  Perubahan yang digerakkan oleh relasi yang sehat dengan pendekatan yang menyeluruh pada pengembangan nilai individu dan komunitas secara multi dimensional.  Melakukan perubahan menyeluruh pada setiap aspek dan sektor dalam komunitas secara simultan dan berkelanjutan.  Pengembangan perilaku berdasarkan kapasitas, kemampuan, dan aset lokal.
Pengembangan komunitas dapat berjalan dengan signifikan bila komunitas termobilisasi sepenuhnya, berkomitmen pada investasi pada diri sendiri dan sumberdaya-sumberdaya sosial yang dimiliki.  Terdapat 12 sektor pengembangan utama (primer) dalam pengembangan masyarakat HIST:
1.       Pertanian dan Peternakan (manajemen lingkungan, manajemen irigasi, teknik-teknik pertanian dan peternakan terkini)
2.       Kesenian dan Budaya (kesenian, rekreasi, dan olahraga)
3.       Pengembangan Ekonomi (usaha mikro, kecil, dan menengah, koperasi, perdagangan yang adil, ketenagakerjaan)
4.       Teknologi Informasi dan Komunikasi (komuinasi pribadi, komunikasi massa, internet)
5.       Pendidikan (administrasi, pengembangan kurikulum)
6.       Dukungan Ke;uarga (konseling pernikahan, pemeliharaan anak, tumbuh kembang anak, jompo)
7.       Pemerintahan (kepemimpinan)
8.       Keamanan, Keadilan, dan Peraturan Hukum (keadilan dan sistem peradilan, pelayanan dan pelaksanaan hukum)
9.       Sanitasi (air, kebersihan, diet, dan nutrisi)
10.   Kesehatan (medis, pasokan logistik medis, obat-obatan, klinik, penyakit menular)
11.   Infrastruktur (rantai pasokan & penyimpanan, transportasi & distribusi, energi, jalan, jembatan, pelabuhan)
12.   Organisasi (kelompok masyarakat sipil, asosiasi, keagamaan, sosial)

Transformasi Sosial Holistik
Dasar
1.       Penataan ulang perilaku untuk membangun relasi positif.
2.       Reformasi nilai-nilai.
3.       Perubahan paradigma sistem kepercayaan pada cara pandang dunia.
4.       Kebenaran dan keadilan.
Pengembangan Masyarakat
1.       Pertanian dan Peternakan
2.       Seni dan Budaya
3.       Pengembangan Ekonomi
4.       Teknologi Informasi dan Komunikasi
5.       Pendidikan
6.       Dukungan Keluarga
7.       Pemerintahan
8.       Keamanan, Keadilan, dan Peraturan Hukum
9.       Sanitasi
10.   Kesehatan
11.   Infrastruktur
12.   Organisasi.

Referensi
Chambers, R. (1983). Rural Development: Putting the Last First.  London: Longman.
Cope, L.L., (2006) The Old Testament Template. Butrtingny: The Template Institute Pers.
Esterly, W. (2006) The White Man’s Burden. New York, NY: The Penguin Pers.
Ehrenfeld, D.W. (1981). The Arrogance of Humanism. Oxford University Press.
Kretzman, J.P. & MecKnight, J.L. (1993). Building Communities from the Inside Out. Everton, IL: Institute for Policy Research.
Miller, D. (2007). Power of Story. Disciple Nations Alliance.
Myers, B.L. (1989). Walking with the Poor. Maryknoll, NY: Orbis Book.
Olasky, M.M. (1992). The Tragedy of Amerincan Compassion. Washington, D.C.: Regnery Publishing.


Tidak ada komentar: