Mengapa Kita Harus Mempersiapkan Diri?
Mengapa mempersiapkan diri? Bencana semakin sering terjadi
dan semakin besar skalanya yang mengakibatkan semakin banyaknya korban jiwa dan
material. Contoh: Tsunami Asia Tenggara
12/2004, Gempa Bumi Pakistan 10/2005, Topan Nargis 05/2008, Gempa Bumi Sichuan
China 06/2008, Gempa Bumi Haiti 01/2010 dan banyak lagi lainnya. Dalam satu minggu di tahun 2009 terjadi
bencana secara beruntun, yaitu Gempa Bumi Buthan, Gempa Bumi Peru, Tsunami
Samoa, Topan di Philipine (2 Topan), dan Gempa Bumi di Indonesia (2 gempa)
Alasan kita harus mempersiapkan diri adalah untuk:
1.
Mempersiapkan individu dan keluarga untuk
bertahan hidup dalam sebuah bencana;
2.
Mempersiapkan diri untuk membantu sesama dalam
sebuah bencana;
3.
Menjadi International
Disaster Response Neteork (IDRN) partner;
(4) mengerti IDRN Disaster Response
Operations.
Jenis-Jenis pelatihan IDRN:
(1) IDRN 1100 – Perkenalan kepada respon bencana alam dasar;
(2) IDRN 1300 – Manajemen respon bencana: local coordination center.
IDRN 1100 terdiri dari pelatihan untuk:
1.
Penjelasan tentang latar belakang bencana;
2.
Pelatihan tentang persiapan dasar; P
3.
elatihan cara bersiaga yang tepat;
4.
Pelatihan respon bencana;
5.
Memperkenalkan IDRN.
IDRN 1300 terdiri dari pelatihan untuk:
1.
Mempersiapkan relawan untuk LCC;
2.
Memangun ICT;
3.
Dasar-dasar bantuan kemanusiaan;
4.
Standar bantuan kemanusiaan;
5.
Operasi di zona bencana;
6.
Kebutuhan logistik korban bencana;
7.
Pengumpulan data secara cepat.
Apa yang Kita
Harapkan Capai?
Mempersiapkan kemampuan fisik dan kemampuan mental untuk
menghadapi bencana atau menjadi relawan di daerah bencana.
Apa Saja Persiapan
Dasar?
Bagaimana mengantisipasi datangnya bencana?
Apakah kita siap saat terjadi bencana di sekitar kita?
Bagaimana cara bertahan melewati bencana?
Harus bersiap diri dengan cara: (1) mencari informasi; (2)
tidak berhapa pada bantuan orang lain; (3) memiliki rencana.
Mencari informasi mengenai:
1.
Bencana apa saja yang dapat timbul di sekitar
kita?
2.
Apakah masyarakat/komunitas di sekitar kita
memiliki rencana untuk mengatasi bencana tersebut?
3.
Apakah ada sistem peringatan dini?
4.
Bagaimana cara kita untuk mengetahui
rencana/manajemen bencana?
Tidak mengharapkan bantuan dari orang lain karena:
1.
Keselamatan diri kita tergantung dari diri kia
sendiri;
2.
Pemerintah butuh minimal 72 jam untuk turun
membantu;
3.
Harus memiliki pola pikir bertahan hidup yang
benar (pola pikir saat bencana bila tanpa kesiapsiagaan: 10% rasio, 80% shock;
10% panik).
Memiliki rencana/manajemen kebencanaan:
(1) evakuasi; (2) komunikasi dengan keluarga; (3) mematikan
utilitas; (4) kebutuhan khusus; (5) kemampuan bertahan hidup; (6) go bag; (7) persediaan logistik.
Evakuasi:
1.
Melarikan diri dari rumah;
2.
Titik kumpul keluarga dan warga;
3.
Jalur evakuasi;
4.
Kendaraan.
Komunikasi:
1.
Koordinasi untuk titik kumpul;
2.
Persiapan rumah: mematikan semua utilitas;
3.
Menyelamatkan dokumen penting & asuransi.
Kebutuhan Khusus:
1.
Orang jompo;
2.
Orang cacat;
3.
Anak-anak & bayi;
4.
Ibu hamil dan menyusui;
5.
Orang yang dalam pengobatan;
6.
Peralatan khusus;
7.
Binatang peliharaan.
Go Bag, berisi:
1.
Persediaan air minum;
2.
Makanan tahan lama;
3.
Pakaian;
4.
Jas hujan;
5.
Kantung tidur;
6.
Senter;
7.
Pemantik api;
8.
Daftar kontak;
9.
Perlatan P3K;
10.
Obat ekstra;
11.
Peralatan mandi & bersih diri.
12.
Tali:
13.
Peralatan serba guna;
14.
Peluit;
15.
Uang tunai;
16.
Kertas dan alat tulis;
Kemampuan bertahan hidup:
1.
Pertolongan pertama;
2.
Penggunaan alat pemadam api;
3.
Nafas buatan (CPR);
4.
Jangan menempatkan diri dalam bahaya;
5.
Triage (pernafasan,
nadi, dan kesehatan mental);
6.
Cairan tubuh;
7.
Keamanan lingkungan;
8.
Ancaman bahaya.
Rencana atau manajemen bencana:
1.
Persediaan darurat untuk 2 minggu;
2.
Evakuasi dari tempat kerja;
3.
Jumlah bahan pangan, hindari garam, dan simpan
di tempat kering, terlindung, dan tinggi:
4.
Makanan tambahan (suplemen), susu, dan kopi;
5.
Kebutuhan air bersih (4 liter perorang/hari,
orang sakit, ibu menyusui, suhu tinggi, aktivitas fisik, dan kebutuhan medis
memerlukan lebih banyak air);
6.
penyimpanan air bersih dan air minum yang
memadai. Diganti setiap 6 bulan sekali.
Bagaimana
Mempertahankan Hidup?
Mempertahankan hidup: (1) kebutuhan dasar; (2) bertahan dalam
lingkungan; (3) bertahan dalam bencana.
Kebutuhan Dasar:
1.
Keamanan;
2.
Ketersediaan air;
3.
Tempat berlindung;
4.
Makanan.
Keamanan:
1.
Tetap waspada;
2.
Sadar akan kondisi sekitar;
3.
Bergerak hanya di siang hari;
4.
Tidak meninggalkan barang tanpa pengawasan;
5.
Memiliki rencana pertahanan rumah.
Ketersediaan Air:
1.
air dari sumber yang aman (air kemasan, makanan
kaleng, air mengalir, air yang dipanaskan);
2.
alat pemurnian air (dari partikel dengan penebah
pakaian, filter keramik, dan pengendapan. Dari kimia dengan penyulingan. dari
bakterial dengan dididihkan, bahan kimian, dan sinar ultra violet).
Tempat Perlindungan:
1.
Aman;
2.
Ketersediaan air bersih;
3.
Kemudahan akses;
4.
Aman dari bencana susulan. Contoh tempat perlindungan: rumah keluarga
atau teman, perkemahan pemerintah, tempat ibadah, gedung sekolah, gedung olah
raga.
Makanan:
1.
Peralatan masak dan makan yang bersih;
2.
memasak dengan benar;
3.
Cuci tangan;
4.
Menutup makanan;
5.
Menjauhkan sampah;
6.
Tidak memakan makanan yang terkena air banjir;
7.
Buang makanan yang berwarna, berbau, berjamur,
atau teksturnya tidak normal.
Persiapan Memasak:
1.
Kompor atau tungku masak;
2.
Alat masak yang memadai;
3.
Bahan makanan yang layak;
4.
Air bersih;
5.
Tidak memasak dan makan makanan kaleng yang
rusak, berbau tidak normal, air yang tidak bersih dan sehat, dekat dengan
sampah.
Pedoman Dasar Bertahan Hidup
Berusaha untuk: (1)
tetap hangat; (2) tetap kering; (3) tetap bersih; (4) lindungi kaki; (5) jaga kandungan air tubuh; (6)
berkomunikasi dengan orang lain.
Tetap Hangat dan Kering:
1.
Keringat bisa membunuh (hypothermia);
2.
Pakaian hangat dan menyerap keringat seperti
katun;
3.
Selalu berusaha menjaga tubuh tetap kering.
Menjaga Kadar Air Tubuh:
1.
Dehidrasi bisa membunuh;
2.
Jangan menjatah air;
3.
Gejala (haus, air seni berwarna keruh, mudah
lelah, sakit kepala, mual, mudah tersinggung).
Melindungi Kaki:
1.
Menggunakan alas kaki yang longgar;
2.
Bila perlu berkaos kaki dan dibedaki;
3.
Tidak membuka kulit yang melepuh;
4.
Membersihkan dan menutup kulit yang melepuh;
5.
Mencegah penyakit dan infrksi; (6) mencuci area
yang rentan.
Menjaga Kebersihan Diri:
1.
Mencegah penyakit dan infeksi;
2.
Membersihkan daerah renan (ketiak, selangkangan,
tangan, dan rambut);
3.
Jika tidak ada air bisa menggunakan media lain
yang layak (seka dengan air hangat).
Berkomunikasi:
1.
Terhubung dengan jaringan luar daerah bencana;
2.
Akses informasi.
Bertahan Hidup Dalam
Bencana
Gempa Bumi:
1.
memasang pipa fleksibel untuk gas dan air;
2.
Jangkarkan lampu yang mengantung;
3.
Tentukan titik aman di tiap ruangan;
4.
Kaitkan perabotan, lemari es, pemanas air;
5.
Taruh benda yang berat atau mudah pecah di
bawah;
6.
Pergi ke bawah meja, bangku atau benda yang
kokoh;
7.
Mencari pintu, pojok ruangan atau
struktur-struktur yang bisa menaman beban;
8.
Menjauhi segala bentuk kaca atau benda yang
dapat jatuh;
Banjir
1.
Segera evakuasi dengan mencari tempat yang
tinggi;
2.
Jangan mengenmudi atau berjalan di aliran air
yang bergerak;
3.
Jangan meminum air banjir;
4.
Pindahkan barang-barang penting di tempat yang
tinggi.
Angin Ribut
1.
Tutup Jendela dengan papan;
2.
Matikan semua utilitas;
3.
Penuhi bak-bak air;
4.
Cari dan tinggal di ruangan yang paling dalam;
5.
Berbaring di bawah meja;
6.
Jangan tinggalkan tempat perlindungan;
7.
Tunggu badai reda sebelum evakuasi;
8.
Evakuasi jika memungkinkan.
Tsunami
1.
Perhatikan penurunan level air laut yang
mendadak;
2.
Perhatikan binatang yang meninggalkan area
pantai atau yang bertindak tidak normal;
3.
Pindah ke tempat yang lebih tinggi;
4.
Cari gedung yang kokoh dan naik ke puncaknya;
5.
Panjat pohon yang kokoh.
Erupsi Gunung Berapi
1.
Gunakan baju beelengan panjang dan celana
panjang;
2.
Gunakan pelindung mata dan masker;
3.
Tetap berada berlawanan dengan angin;
4.
Jangan mengemudi di hujan abu;
5.
Jauhi sungai dan lembah;
6.
Lindungi rumah dari abu.
Gas Kimia
1.
Tetap melawan arus dan atau arah angin;
2.
Berhenti dan cari tempat perlindungan;
3.
Tutup dan segel semua ventilasi;
4.
Matikan AC dan sistem ventilasi;
5.
Evakuasi jika memungkinkan.
Teroris
1.
Berjaga-jaga dan waspada kondisi sekitar;
2.
Jengan berdiri di luar rumah;
3.
Menjauhi keramaian.
4.
Pergi jika memang dirasa sudah aman;
5.
Berhati-hati saat bepergian;
Hal-Hal yang Perlu
Diperhatikan
1.
Evakuasi atau berlindung?
2.
Banyaknya waktu yang kita miliki?
3.
Arah angin dan jarak?
4.
Adakah ruangan yang aman?
5.
Dimanakah keluarga kita?
Respon Terhadap
bencana
Pengurangan Risiko Bencana
à Kesiapsiagaan
à Bencana
à Penyelamatan
à Pengumpulan Data à Mencari Perlindungan dan
Bantuan à Pemulihan
à
Pembangunan Ulang
Kejadian Bencana à Penyelamatan (72 Jam) à Pengumpulan Data (0--5 hari) à Mencari pertolongan dan bantuan (7—90
hari) à Pemulihan dan pembangunan ulang (30 hari
sampai 2 tahun) à
Pemberdayaan (terus menerus).
Operasi IDRN
Merupaka jejaring organisasi swasta yang terlatih dan
kompeten. Berusaha selalu memperluas
jaringan untuk bekerja di lapangan secara bersama-sama.
Local Coordination
Center (LCC) merupakan pangkalan operasi IDRN untuk mengambil
keputusan. Menentukan tujuan distribusi
bantuan di daerah bencana. Serta tuan
rumah dari Disaster Response Teams (DRTs). Juga sebagai pos pengumpulan bantuan dan
mobilisasi relawan.
Local Coordination
Team (LCT) merupakan team yang bekerja untuk mengumpulkan informasi dan
data sebagai gambaran umum awl operasi.
Bertugas mengatur LCC dan sebagai penghubung IDRN dengan komunitas lokal. Menjadi titik utama di daerah bencana baik
sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi.
Disaster Response
Teams (DRTs) terdiri dari relawan atau partisipan profesional yang bersifat
internaional. Terdiri dari individu-individu
yang terlatih dan berpengalaman. Contoh:
Dokter Bedah Lapangan.
Rapid Assessment Teams
(RATs) merupakan relawan lokal yang berfungsi sebagai mata dan telinga
IDRN. Menyediakan informasi dasar awal
untuk pengiriman bantuan dan mobilisasi relawan. Memiliki relasi dan jejaring dengan DRTs
lokal. Serta bertindak dengan cepat.
Urutan Aktivasi IDRN
1.
Pemberitahuan kabar yang diterima tentang
peristiwa bencana.
2.
Pengumpulan Data: (1) besar dan
luasnya lokasi bencana; (2) staus awal dan keperluan; (3) kabar dari ICT di
tempat bencana; (4) penggabungan dan analisis data.
3.
Persiapan: (1) mengumpulan daftar
partner IDRN; (2) menyusun laporan kejadian; (3) menyiapkan portal IDRN
(www.IDRN.info).
4.
Aktivasi: (1) mengirim email ke
semua partner yang relevan untuk menjelaskan situasi disertai dengan laporan
kejadian; (2) sambungan ke daftar organisasi yang merespon.
5.
Verifikasi dan Partisipan: (1) tiap
partisipan atau relawan yang merespon panggilan IDRN harus mengisi hal-hal yang
diperlukan di daftar organisasi yang merespon.
6.
Pertemuan Strategi: (1) semua
organisasi yang mendaftar akan mendapat undangan go to webinar. Untuk
memastikan bahwa semua yang berencana merespon memunyai kesempatan untuk
berkoordinasi dan menentukan cara yang terbaik untuk memobilisasi semua respon.
Jaringan IDRN
IDRN adalah jaringan dari berbagai jaringan. Tidak memiliki struktur yang hirarkis karena
bersifat sukarela. Setiap anggota yang
terdiri dari individu dan organisasi adalah aset. Bergabung di IDRn cukup mendaftar dan mengisi
data diri di Portal IDRN dan akan
mendapat kartu anggota.
Selanjutnya, untuk pengembangan akan ikut pelatihan IDRN
1100 dan 1300. Setiap anggota IDRN wajib
untuk berbagi pengetahuan, membentuk tim, membangun jaringan, dan meningkatkan
kapasitas.
Kategori Tim: (1) penyediaan air bersih; (2) penyediaan dan
penyajian makanan; (3) pengobatan; (4) bantuan individual; (5) trauma helaing, konseling, dan dukungan;
(6) bimbingan rohani; (7) pembangunan ulang (rekonstruksi); (8) manajemen
logistik; (9) komunikasi dan teknologi informasi (ICT); (10) kebutuhan khusus;
(11) manajemen donasi; (12) responder profesional; (13) transisi dan pemulihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar