Prof. Dr. Anwar Nasution (Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI)
Gedung
PPI.UB, 14 Mei 2009
Pengantar
dari Rektor UB (Prof. Dr. Yogie)
Jepang 20 tahun perekonomian stabil, jumlah
penduduk juga relative tetap. Indonesia selama
20 tahun terakhir bertambah kurang lebih 15 juta jiwa pertahunnya, sedangkan
lahan sawah subur turun kurang lebih 50.000 hektar pertahun dan lahan kritis
bertambah 300.000 hektar pertahun.
Indonesia hanya terpengaruh sedikit dari
dampak krisis 2007/2008 karena Indonesia belum sepenuhnya bangkit dari krisis
1997/1998.
Jadi, sumberdaya alam turun sedangkan
jumlah penduduk bertambah dan pembangunan sumberdaya manusia belum sebaik yang
diharapkan. Cita-cita menjadi Negara
yang makmur dan sejahtera masih jauh dari harapan.
Pengantar
Moderator (Prof. Dr. Munawar)
Ekonomi Indonesia ditopang oleh sector
keuangan. Sehingga, bila terjadi
ketidakstabilan keuangan akan muncul gejala spekulasi. Krisis 1997 karena gejolak nilai tukar,
sedangkan krisis 2008 karena spekulasi instrument keuangan.
Krisis 2008 terjadi sejak Agustus 2007 di
Amerika Serikat karena spekulasi subprime
mortgage. Dampaknya sama dengan
krisis 1997, karena hilangnya kepercayaan masyarakat pada sector keuangan. Bedanya, relative hanya terjadi di America
Serikat dan berdampak ke Negara-negara dengan invesatsi besar di pasar keuangan
Amerika Serikat saja.
Paparan
oleh Prof. Dr. Anwar Nasution
Krisis 2008 di Amerika Serikat diawali oleh
hilangnya kepercayaan masyarakat pada sector keuangan. Dikarenakan adanya shadow banking systems yang dilakukan oleh finance companies, hedge funds, dan investment banks.
Praktik buy
mortgage and loan telah mengakibatkan kebekuan pada pasar kredit jangka
pendek dan mengganggu pasar uang antar bank serta menghentikan aktivitas
pinjam-meminjam antar bank.
Posisi Amerika Serikat sebagai Negara super power dalam keuangan global
menjadi daya tarik bagi pelaku pasar keuangan global untuk berinvestasi pada
pasar keuangan di Amerika Serikat.
Bahkan berani memindahkan investasi pada commercial papers pemerintah ke instrument keuangan di pasar uang
Amerika Serikat.
Sistem shadow
banking merupakan mekanisma pembelian kredit dari nasabah (kartu kredit,
pinjaman, hipotek (mortgage), dan
lain-lainnya) yang ditransformasi (financial
reengineering) menjadi sekuritas (hedge
funds) yang dapat diperdagangkan (assets
backs securities). Banyak diburu
untuk dibeli dan dimiliki oleh investor global.
Pasar uang Inggris merupaka pasar uang terbesar kedua setelah Amerika
Serikat dan pasar uang Eropa banyak membeli sekuritas pasar uang Amerika
Serikat. Sehingga, saat Amerika Serikat
mengalami krisi akan berdampak ke Inggris dan Eropa yang selanjutnya akan
berdampak secara global.
Krisis keuangan menjadikan Amerika Serikat
semakin dominan. Dollar Amerika menjadi basket currency yang semakin kuat. Dampak dari krisis 2008 juga dirasakan di
Negara-negara Asia dan Pasifik, buka
pasar uangnya tetapi nilai ekspor menjadi turun. Hal ini dikarenakan dana untuk kegiatan
ekspor dan impor perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat ditarik ke kantor
pusat yang berkedudukan di Amerika Serikat dan Eropa untuk mengatasi krisis
permodalan yang terjadi. Turunnya
ekspor-impor dari Amerika Serikat (juga Eropa) menjadikan harga komoditas
turun, demikian pula sector turisma, serta berkurannya remittances dari para pekerja yang bekerja di Amerika Serikat dan
Eropa.
City Bank, salah satu bank terbesar di
dunia yang sahamnya 30% dipegang oleh pemerintah Amerika Serikat. Menarik dana-dana cadangan dari kantor-kantor
cabangnya di seluruh dunia untuk memperkuat modal kantor pusat saat krisis
terjadi. Amerika Serikat dan Eropa
sebagai tujuan utama ekspor Indonesia mengalami penurunan permintaan sehingga
menurunkan nilai ekspor Indonesia.
Pelaku usaha di Indonesia harus mencari pasar baru seperti Jepang,
China, dan Negara-negara lain.
Surat Utang Nehara (SUN) dengan tingkat
bunga 11% tetapi rating rendah. Penerimaan sector Pajak sebesar 13,5% dari
Pendapatan Domestik Bruto (PDB), dengan jumlah pembayar pajak sebanyak 3 juta
Wajib Pajak. Pendapatan pajak (Dirjen
Pajak) tidak bisa dan tidak mau diaudit.
Mengapa? Negara-negara lain
rata-rata mendapatkan pendapatan pajak sekitar 20% PDBnya. Indonesia termasuk Negara dengan pendapatan
pajak rendah dibanding dengan PDB.
Sektor perbankan, system perbankan
merupakan core of financial
industry. Sistem shadow banking merupakan system
perbankan pada tahap awal saja di Indonesia.
Sehingga, saat krisis terjadi di Amerika Serikat dan Eropa, Indonesia
hanya sedikit terdampak. Karena, jaminan
dari bank sentral (BI) terhadap bank relative tinggi (provide buffer for the banks).
Cadangan devisa Indonesia sebesar kurang lebih 50 juta USD, sedangkan
cadangan devisa China sebesar 2 Trilyun USD (hanya 20.000 kali lipat) dengan
900 juta USD yang diinvestasikan ke T-Bills Amerika Serikat.
Dampak ikutan dari krisis Amerika Serikat
dan Eropa adalah turunya permintaan impor sehingga menurunkan ekspor yang
mengakibatkan turunnya harga-harga komoditas.
Akibatnya pada Negara berkembang, utang dalam negeri naik yang berakibat
pada turunnya nilai tukar yang mengakibatkan utang luar negeri menjadi semakin
besar.
Respon kebijakan pemerintah Amerika Serikat
terhadap krisis pada adalah menyuntikkan dana ke perbankan (bailout) yang dilakukan untuk mencegah
bank benar-benar bangkrut. Kebijakan
lain adalah menstabilkan system keuangan dengan melakukan easing the adverse of the gobal credit crunch. Sedangakan Pemerintah Indonesia yang
menerima dampaknya wajib untuj melakukan
pencarian sumber dana eksternal untuk memenuhi kebutuhan likuiditas mata uang
asing. Dilanjutkan dengan melakukan stimulus fiscal dengan melakukan
ekspansi permintaan agregat dan merevisi pertumbuhan ekonomi. Dilanjutkan dengan melakukan orientasi ekspor
dengan menjadikan pasar domestic potensial sebagai pasar.
Memperkuat system keuangan wajib dilakukan
oleh Pemerintah Indonesia untuk membangun system keuangan yang kuat dan tidak
rentan terhadap krisis. Mencegah
terjadinya short selling dari
saham-saham institusi keuangan perlu dilakukan.
Menjadikan dana-dana public sebagai kapitalisasi perbankan juga harus
dilakukan. Sebagai contoh, di Amerika
Serikat hanya sebesar 5% atau 700 Milyar USD dana dari PDB, sedangkan di
Indonesia dana untuk BLBI pada tahun 1997 sebesar 10kali dari PDB. Pemerintah Indonesia dapat pula menghilangkan
berbagai asset dari berbagai bank seperti di Jepang dan Korea. Selanjutnya merestorasi kepercayaan pada bank
dengan memperluas jaminan dan menaikkan liabilitas bank. Serta tentu saja memberikan garansi atau
lembaga penjamin.
Sedangkan kebijakan fiscal dapat dilakukan
dengan memperkuat posisi fiscal serta penerapan peraturan dan perundangan
tentang utang yang ketat. Memperbesar
sumber dana eksternal untuk mendukung stimulus fiscal. Serta tentu saja memperluas dampak secara
agregat.
Rekomendasi yang bisa diberkan pada
Pemerintah Indonesia untuk menghadapi krisis Amerika Serikat dan Eropa adalah
dengan melakukan tindakan-tindakan berikut ini.
1.
Koordinasi program-program
pembangunan nasional.
2.
Memperkuat aktivitas
perdagangan dan keuangan.
3.
Memperkuat nilai tukar dan
meningkatkan cadangan devisa.
4.
Memfasilitasi investasi yang
bersifat regional dan bahkan global.
5.
Meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan melakukan proteksi untuk meningkatkan stabilitas nilai tukar.
6.
Membangun system finansial internasional
yang lebih obyektif.
7.
Rarionalisasi prinsip-prinsip
dari Bank Dunia dan IMF untuk rasionaliasi system keuangan nasional.
Simpulan
Terjadi ketidakjujuran di sector industry
dan keuangan. Buktinya, krisis keuangan
di Amerika Serikat dan Eropa diawali oleh shadow
banking system. Krisis di Amerika
Serikat berdampak luas karena mata uang Dollar Amerika adalah basket currency.
Dampak krisis keuangan di Amerika Serikat
terhadap Indonesia adalah turunnya ekspor dan pariwisata sedangkan pasar
domestic tidak dapat menggantikan pasar internasional. Walaupun terdampak tetapi dampak krisis 2008
tidak sekuat krisis 1997. Krisis 1997
menjadi parah karena moral hazard pemilik
bank untuk memperoleh dan memanfaatkan Bantuan Langsung Bank Indonesia (BLBI)
untuk kepentingan pribadi. Penyelamatan
krisis keuangan kali ini lebih banyak menggunakan stimulus fiscal dengan
meningkatkan penerimaan pajak dan pengeluaran pemerintah. Selain itu, menjalin kerjasama internasional
untuk memperkuat pasar global dan pasar regional.
Diskusi
Pada tahun 1997 dampak krisis keuangan
dirasakan paling kuat di Asia, sedangkan pada tahun 2008 bersifat global walau
yang terasa kuat di Amerika Serikat dan Eropa.
Eropa Timur kondisinya hamper sama dengan Indonesia di tahun 1997 karena
pendanaan proyek pemerintah dan sector bisnis menggunakan utang jangka
panjang. Penggunaan stimulus fiscal di
Indonesia masih meninggalkan masalah, karena pemakaian yang tidak jelas dan
pertanggungjawaban yang tidak jelas juga.
Permasalahan lain di Indonesia adalah
jumlah penduduk yang banyak tetapi dengan kualitas yang relative rendah. Kebutuhan jaminan kesahatan, pendidikan, dan
lapangan pekerjaan relative tinggi.
Perlu meningkatkan daya saing untuk bermain di pasar global.
Sistem shadow
banking dilakukan dengan melakukan rekayasa keuangan yang canggih,
menggeser risiko kredit, dan seleksi nasabah yang mudah. Menjadi praktik buruk perbankan.
Kredit program Bank Indonesia saat krisis
tahun 1997 banyak disalahgunakan.
Sebagai contoh, Bank Inover yang didanai oleh dana cadangan luar negeri
yang dananya dimanfaatkan oleh pengusaha dan penguasa orde baru. Praktik lain adalah pembiaran terhadap
pembatasan maksimum pemberian kredit (PMBK).
Selain itu, bank pemerintah menjadi ajang korupsi sedangkan bank swasta
dipergunakan untuk mendanai bisnis satu group.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai
auditor internal pemerintah tidak memiliki kekauatan untuk melakukan penegakkan
hokum. Selain itu, Undang-Undang
Perpajakan tidak mengijinkan dilakukan audit terhadap penerimaan pajak. BPK hanya berperan dalam audit (prosedur)
finansial saja. Perlu perluasan BPK
untuk isa mengaudit kebijakan pemerintah pada masalah ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar