VULKANISME : MATERIAL ERUPSI GUNUNG BERAPI/API
https://skepticalinquirer.wordpress.com
Posted on Januari 24, 2015Skeptical Inquirer
Gunung berapi atau gunung api
merupakan suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava)
yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke
permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada
saat meletus.
Bahaya primer akibat erupsi gunungapi meliputi :
1. Aliran
Lava: aliran batu cair yang pijar dan bersuhu tinggi (sampai 12000 C).
Alirannya menuruni lereng yang terjal dan dapat mencapai beberapa kilometer.
Apabila melongsor akan menimbulkan awan panas.
2. Bom
Gunungapi: berwujud batuan panas dan pijar berukuran 10 cm – 2 m.
Batuan ini dapat terlempar dari pusat erupsi sejauh hingga 10 km. Bila tiba di
tanah bom ini akan mengeluarkan letusan dan akan hancur.
3. Pasir
Lapili: campuran material letusan yang ukuranya lebih kecil dari bom
(< 2 mm). Sedangkan lapili lebih besar daripada pasir hingga mencapai
beberapa cm. Apabila terjadi letusan pasir dan lapili ini dapat terlempar
hingga puluhan kilometer.
4. Awan
Pijar: suspensi dari material halus yang dihasilkan oleh erupsi
gunungapi dan dihembuskan oleh angin hingga mencapai beberapa kilometer. Awan
pijar ini merupakan campuran yang pekat dari gas, uap dan material halus yang
bersuhu tinggi (hingga 12000 C). Suspensi ini berat sehingga mengalir menuruni
lereng gunungapi dan seolah-olah meluncur, luncurannya dapat menapai 10 – 20
km.
5. Abu
Gunungapi: merupakan campuran material yang paling halus dari suatu
letusan gunungapi. Suhunya bisa tidak panas lagi. Ukurannya kurang dari 1
mikron – 0.2 mm.
6. Gas
Beracun: terdiri dari CO, CO2, H2S, HCN, H3As, NO2, Cl2 dan gas lain
yang jumlahnya sedikit. Nilai batas ambang untuk gas CO 50 ppm (part per
million), CO2 5,00 ppm, sedangkan gas H3As yang sangat mematikan pada 0,05 ppm.
Gas yanga dikeluarkan saat erupsi tidak begitu berbahaya karena gas tersebut
langsung terbakar pada saat terjadi letusa gunungapi. Yang paling berbahaya
adalah apabila gas tersebut dikeluarkan pada sisa-sisa gunungapi seperti yang
terjadi di Pegunungan Dieng.
Bahaya
Sekunder:
1. Aliran
lahar: Lahar terbentuk dari batuan yang dilemparkan dari pusat erupsi
baik blok, bom, lapili, tuff, abu maupun longsoran kubah lava. Apabila terjadi
hujan lebat yang turun bersamaan atau setelah erupsi maka endapan material
hasil erupsi tersebut akan terangkut oleh aliran air membentuk aliran bahan
rombakan yang biasa disebut alira lahar. Aliran lahar ini mempunyai kekuatan
merusak yang besar dan akan melalui apa saja yang ada di depannya tanpa kecuali
baik pemukiman, hutan, tanah pertanian maupun tanggul sungai yang dilaluinya.
2.
Banjir bandang: terjadi akibat longsoran material vulkanik lama
padalereng gunungapi karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran
Lumpur disini tidak begitu pekat seperti lahar.
3.
Longsoran vulkanik: terjadi akibat letusan gunungapi, eksplosi uap
air, alterasi batuan pada tubuh gunungapi sehingga menjadirapuh, atau terkena
gempabumi berintensitas kuat. Longsoranvulkanik ini jarang terjadi di gunungapi
secara umum sehingga dalam peta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya
akibat Longsoran vulkanik.
TIPE-TIPE LETUSAN GUNUNG API
Posted on Januari 25, 2015 by Skeptical
Inquirer
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapi
Escher membuat klasifikasi letusan gunung api berdasarkan pada
besarnya tekanan tekanan gas, derajat kecairan magma, dan kedalaman dapur
magma. Tipe-tipe letusan gunung api tersebut antara lain:
tipe letusan plinian/perret
- – tekanan gas
sangat kuat
- – lavanya cair
- –
melemparkan/membobol kepundan
- – membentuk kaldera
- – letusan hingga
ketinggian 80 km
- – Contoh letusan G.
Krakatau (1883) dan G. St. Helens (1980)
tipe letusan vulkanian
- – mengeluarkan
material padat seperti bom, abu, lapili, dan material cair
- – awan dan debu
membentuk bunga kol
- – tekanan gas gas
sedang
- – lavanya agak cair
- – tipe vulkano kuat
: G. Vesuvius dan G. Etna
- – tipe vulkano
sedang : Gunung kelud dan G. Anak Bromo
- – tipe vulkano
lemah : Gunung Bromo dan Gunung Raung
tipe letusan hawaiian : keterangan tipe letusan hawaiian
- – lava yang keluar
sangat cair dan tipis
- – lava mengalir ke
segala arah
- – membentuk tipe
gunung api perisai
- – tekanan gas
sangat ringan akan terlembar ke atas
- – contoh letusan G.
Maona Loa, Maona Kea, dan Kilaeua di Hawaii
keterangan letusan tipe merapi
- – lava cair yang
kental menyumbat mulut kawah
- – tekanan gas agak
rendah
- – dapur magma
relatif dangkal
- – tekanan gas
memecahkan sumbatan lava
- – hasil pecahan
tersebut menjadi ladu (gloedlwein)
- – terjadi awan
panas (gloedlwolk) atau wedhus gembel
- – contoh letusan G.
Merapi (2010)
Tipe letusan pelean : Keterangan tipe letusan pelean
- – kekentalan magma
hampir sama dengan tipe merapi
- – terdapat
penyumbatan lava yang berbentuk jarum
- – tekanan gas cukup
besar
- – letusan gas ke
arah mendatar
- – copypaste dari
blog
- – contoh letusan G.
Pelee (Karibia) dan Lamington (Papua New Guinea)
Letusan tipe strombolian : Keterangan letusan tipe strombolian
- – memuntahkan
material bom, lapili, dan abu
- – letusan terjadi
pada interval waktu yang sama
- – tekanan gas
rendah
- – magmanya sangat
cair
- – contoh letusan G.
Vesuvius Italia dan G. Raung
Indeks letusan gunungapi
- – paling rendah
tipe hawaiian
- – menengah tipe
strombolian
- – paling tinggi
tipe plinian
sumber:
Sugiyanto; Endarto, Danang. 2008. Mengkaji Ilmu Geografi I untuk
Kelas X SMA dan MA. Solo: Platinum.
Tim Studi Guru SMA-IPS. 2013. Menuju Sukses UN SMA-IPS 2014.
Bandung: Pustaka Grafika.
STRUKTUR BUMI
Posted on Oktober 21, 2014Skeptical Inquirer
Massa bumi kira-kira adalah
5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah besi (32,1%), oksigen (30,1%), silikon
(15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), and
aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka.
Karena proses pemisahan massa, bagian inti bumi dipercaya memiliki kandungan
utama besi (88,8%) dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya
kurang dari 1% unsur langka.[10]
Ahli geokimia F. W. Clarke
memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari oksigen.
Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya adalah
oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di
dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika,
alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika
adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari
berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari
1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan
terdiri dari 11 oksida . Konstituen lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang
kecil.
Salah seorang ahli yang yang
pertama kali mengemukakan pendapatnya tentang materi dan bentuk dalam bumi
adalah Plato. Menurutnya, bumi terdiri dari masa cair yang pijar dan dikelilingi
oleh lapisan batuan yang keras yang disebut kerak bumi. Masa cair yang pijar
itu berasal dari dalam bumi dan kadang-kadang ke luar mencapai permukaan bumi
dalam bentuk lava melalui pipa-pipa gunung api.
Namun, penyelidikan tentang
gempa bumi (seismologi) memberikan pandangan yang lain tentang keadaan dalam
bumi. Berdasarkan penyelidikan seismologi diketahui bahwa perambatan geolombang
gempa dipengaruhi oleh zat-zat penyusun bumi. Penyelidikan seismologi juga
membuktikan bahwa bumi terdiri dari lapisan-lapisan yang dibatasi oleh lapisan
yang tidak bersambung (diskontinu).
Berbagai kajian dan penelitian
geofisika telah membuktikan bahwa bumi terbentuk dari 7 lapisan tertentu dari
dalam ke luar dengan susunan sebagai berikut:
Secara struktur bumi dibagi
menjadi 3 lapisan utama, yaitu kerak bumi (crush), selimut (mantle), dan inti
(core). Struktur bumi seperti itu mirip dengan telur, yaitu cangkangnya sebagai
kerak, putihnya sebagai selimut, dan kuningnya sebagai inti bumi.
1. Kerak Bumi (Crush)
Kerak bumi merupakan lapisan
kulit bumi paling luar (permukaan bumi). Kerak bumi terdiri dari dua jenis,
yaitu kerak benua dan kerak samudra. Lapisan kerak bumi tebalnya mencapai 70 km
dan tersusun atas batuan-batuan basa dan masam. Namun, tebal lapisan ini berbeda
antara di darat dan di dasar laut. Di darat tebal lapisan kerak bumi mencapai
20-70 km, sedangkan di dasar laut mencapai sekitar 10-12 km. Lapisan ini
menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak
bumi mencapai 1.100°C.
Kerak bumi merupakan bagian
terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan 5-80 km. kerak dengan mantel
dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak bumi dominan tersusun oleh
feldsfar dan mineral silikat lainnya. Kerak bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu
:
Kerak samudra, tersusun oleh
mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut sima (Silikon Magnesium).
Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982)dengan berat
jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena
batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
Kerak benua, tersusun oleh
mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh karenanya di sebut sial. Ketebalan kerak
benua berkisar antara 30-80 km (Condie !982) rata-rata 35 km dengan berat jenis
rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua biasanya disebut sebagai lapisan
granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri dari batuan yang
berkomposisi granit.
Disamping perbedaan ketebalan
dan berat jenis, umur kerak benua biasanya lebih tua dari kerak samudra. Batuan
kerak benua yang diketahui sekitar 200 juta tahun atau Jura. Umur ini sangat
muda bila dibandingkan dengan kerak benua yang tertua yaitu sekitar 3800 juta
tahun.
2. Selimut Bumi (Mantle)
Selimut atau selubung bumi
merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan kerak bumi. Sesuai dengan
namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi.Selimut bumi
tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan yang padat yang
mengandung silikat dan magnesium. Suhu di bagian bawah selimut mencapai 3.000
°C, tetapi tekananannya belum mempengaruhi kepadatan batuan.
Inti bumi dibungkus oleh mantel
yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel dibatasi oleh Gutenberg
Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat
plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah
bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.
Mantel atas
bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak
membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang
bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer.Selimut bumi
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer.a. Litosfer
merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi-materi
padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 50-100 km.
Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng
litosfer.Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial (silisium
dan aluminium) serta lapisan sima (silisium dan magnesium).
1) Lapisan sial
adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan alumunium.
Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3. Batuan yang terdapat
dalam lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf.
2) Lapisan sima
adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan magnesium.
Senyawa dari kedua logam tersrsebut adalah SiO2 dan MgO. Berat jenis lapisan
sima lebih besar jika dibandingkan dengan berat jenis lapisan sial. Hal itu
karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium.
b. Astenosfer
merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisan yang
tebalnya 100-400 km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk).
c. Mesosfer
merpakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini
tebalnya 2.400-2.700 km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.
3. Inti Bumi (Core)
Dipusat bumi
terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km. Terbagi menjadi dua macam yaitu
inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang memiliki kedalaman
2900-5100 km dan inti dalam berupa zat padat yang berkedalaman 5100-6371 km.
Inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh Lehman Discontinuity.
Dari data Geofisika material
inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan berat jenis meteorit logam yang
terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini para ahli percaya bahwa inti bumi
tersusun oleh senyawa besi dan nikel.
Inti bumi merupakan lapisan
paling dalam dari struktur bumi. Lapisan inti dibedakan menjadi 2, yaitu
lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam (inner core).
a. Inti luar tebalnya sekitar
2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 °C – 3.900 °C
b. Inti dalam merupakan pusat
bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri
dari nikel dan besi (NiFe) yang suhunya mencapai 4500 derajat celcius.
BINTANG: TIPE, KLASIFIKASI, PENGGOLONGAN BINTANG
Posted on Januari 26, 2015 by Skeptical
Inquirer
Dalam
astronomi, klasifikasi bintang adalah peng-klasifikasian bintang-bintang
berdasarkan kuat beberapa garis serapan pada pola spektrum, dan besarnya
luminositas. Kuat garis serapan, khususnya garis-garis serapan atom hidrogen,
diperoleh dari analisis pola spektrum bintang yang didapatkan dari pengamatan
spektroskopi.
Garis-garis serapan tertentu hanya dapat diamati pada satu rentang
temperatur tertentu karena hanya pada rentang temperatur tersebut terdapat
populasi signifikan dari tingkat energi atom yang terkait. Pemeriksaan kuat
garis-garis serapan ini pada akhirnya dapat memberikan informasi mengenai
temperatur permukaan. Informasi luminositas dapat diperoleh dari pengamatan
fotometri.
Giant
Star (bintang raksasa)
Giant star mempunyai luminositas (luminositas: intensitas
cahaya/energi yang dipancarkan bintang per detik) hingga 1000 kali luminositas
Matahari dan bisa 200 kali lebih besar. Contoh giant star adalah Aldebaran,
atau α Tauri, bintang tercerah di konstelasi Taurus.
|
Aldebaran, diambil dari pesawat Cassini,
dengan background cincin Saturnus – Aldebaran dari google earth |
Supergiant Star (bintang super-raksasa)
Supergiant merupakan bintang terbesar. Yang terbesar yang
ditemukan sejauh ini luminositasnya 10 juta kali luminositas Matahari. Jika
Matahari sebesar itu, tidak akan ada Bumi karena sudah ‘dilahap’ dan bintang
ini masih lebih besar dari itu. Contoh supergiant adalah Betelgeuse (α Ori),
Rigel (β Ori), dan μ Cephei.
|
Betelgeuse |
Dwarf (bintang katai/cebol)
Matahari kita merupakan dwarf. Selama masa hidupnya, bintang
mengalami banyak fase. Bila ukurannya seimbang dengan beratnya, bintang itu
disebut ‘dwarf’.
|
Matahari |
- Dwarf coklat (brown
dwarf) merupakan bintang gagal yang tidak cukup panas untuk menjadi
bintang yang normal.
- Dwarf putih (white
dwarf) adalah bintang mati yang perlahan-lahan menghabiskan bahan
bakarnya. Penamaan ‘putih’ sebenarnya tidak terlalu tepat, karena bintang
ini berubah warna dari putih menjadi merah. Namun pada akhirnya, bintang
ini akan menjadi dwarf hitam (black dwarf) – bintang mati yang sudah tidak
punya luminositas.
- Dwarf coklat dan
putih diyakini merupakan bintang-bintang yang ‘menghuni’ dark matter
(materi gelap) di alam semesta.
|
Brown dwarf – White dwarf |
Bintang Neutron
Setelah meledak menjadi supernova, bintang yang massanya dua kali
massa Matahari akan menjadi bintang neutron. bintang ini meledak dan
menghancurkan atom-atomnya, dan menyatukan proton dan elektron sehingga hanya
menyisakan neutron hasil fusi tersebut.
Hal ini membuat bintang neutron menjadi sangat mampat/padat.
bintang neutron yang diameternya sekitar 30 km massanya sama dengan massa
Matahari. Jika kita bisa memindahkan materi sebanyak satu sendok teh ke Bumi,
materi kecil itu akan seberat gunung. bintang neutron berputar dengan kecepatan
sangat tinggi. Beberapa bahkan berputar ratusan kali per detik.
|
Bintang Neutron |
Pulsar
Pulsar, atau ‘pulsating star’, adalah bintang neutron yang
memancarkan getaran radiasi yang teratur – biasanya gelombang radio – dari
kutub magnetiknya. Contoh pulsar adalah PSR+121 (yang merupakan pulsar radio).
Pulsar ini merupakan bintang neutron pertama yang diketahui sebagai pulsar.
Radiasi lain yang dipancarkan adalah sinar X dan sinar Gamma.
|
PSR B1509-58 – Pulsar |
Magnetar
Magnetar diyakini merupakan bintang neutron yang
mempunyai medan magnet jauh lebih kuat.
|
SGR 1900+14 – Magnetar |
Berdasarkan spektrum dan temperaturnya, bintang dibagi menjadi
tujuh tipe:
1. tipe O (bintang paling biru): 40.000-29.000
derajat C;
2. tipe B: 28.000-9.700 derajat
C;
3. tipe A: 9.600-7.200 derajat C;
4. tipe F: 7.100-5.800 derajat C;
5. tipe G: 5.700-4.700 derajat C;
6. tipe K: 4.600-3.300 derajat C;
7. tipe M (bintang paling merah):
3.200-2.100 derajat C.
Matahari kita adalah
bintang bertipe G2, sedangkan Sirius (α Canis Majoris) bertipe A0. Supaya mudah
mengingatnya, tipe-tipe tersebut sering dijadikan kalimat ‘Oh Be A Fine Girl
Kiss Me’.
|
Sirius (tercerah di sebelah kiri), muncul
bersama komet Hale-Bopp – Sirius dari google earth |
Sumber:
- buku The Astronomy
Handbook: Guide to The Night Sky, 2005, karya Clare Gibson,
- http://antares-astronomyfreak.blogspot.com/2011/01/tipe-tipe-bintang.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_bintang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar