HOTEL TUGU MALANG, 18 APRIL 2013
Perkembangan ekonomi dunia mengalami
perlambatan yang berkelanjutan. Setelah
jatuh karena peristiwa pengeboman WTC 11 September 2001 perekonomian dunia
mulai merambat naik tetapi kembali jatuh lebih dalam lagi karena krisis subprime mortgage di Amerika Serikat
pada tahun 2008—2009. Setelah itu
pertumbuhan ekonomi dunia cenderung melambat karena berbagai krisis yang datang
menghantam satu persatau, krisis naiknya harga minyak mentah, krisis keuangan
global karena utang di Eropa, dan berbagai krisis yang bersifat regional. Banyak Negara maju yang bahkan memprediksi
pertumbuhan ekonominya pada tahun 2013—2014 dengan pertumbuhan negative (WEO,
WB, IMF, Oktober 2012).
Hanya beberapa Negara maju baru seperti
China, India, dan Indonesia yang diramalkan akan mengalami pertumbuhan ekonomi
yang positif. Walau Indonesia diramalkan
akan mengalami pertumbuhan ekonomi positif tetapi berbagai permasalahan akan
menghadang. Subsidi energy yang mencapai
RP300Trilyun pertahun bukanlah angka yang kecil. Distribusi subsidi energy tersebut
Rp70Trilyun dipergunakan untuk mensubsidi Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan
Rp175Trilyun untuk mensubsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang distribusinya 43%
untuk sepeda motor yang saat ini jumlahnya 90Juta unit dan 57% untuk mobil yang
jumlahnya 11Juta unit. Nilai subsidinya
sebesar Rp5.000 perliter. Inflasi di
Indonesia saat ini sebesar 4%, bila harga BBM dinaikkan inflasi diperkirakan
akan menjadi 5% atau paling tinggi sebesar 6% “saja”.
Tiga
Masalah Uatama Negara Maju
Defisit Anggaran
Di Amerika Serikat ditandai dengan
munculnya scenario Fiscal cliff (kombinasi
antara pemotongan anggaran dan kenaikan pajak).
Sedangkan di Uni Eropa berkutat pada perbaikan manajemen utang Negara
peripheral. Berlanjutnya kebijakan
akomodatif yaitu: (1) suku bunga rendah, (2) quantitative easing (Uni Eropa melalui outright monetary transaction (OMT) sedangkan Amerika Serikat
dengan QE jilid III dan Jepang dengan asset
purchase program).
Tingginya Tingkat
Pengangguran
Di Amerika Serikat sampai dengan
triwulan III-2012, TPT mencapai 7,8%.
Sinyal perbaikan diperkirakan akan bergerak lambat karena minimnya
realisasi investasi swasta. Sedangkan di
Uni Eropa, belum membaiknya kinerja pertumbuhan ekonomi (bahkan negative)
menjadikan TPT menjadi lebih tinggi.
Pada triwulan III-2013 angka TPT mencapai 11,6%.
Sektor Perbankan yang Rapuh
Sisi permodalan Negara-negara maju
relative rendah, seperti Italia (9,5%); Portugal (9,1%); dan Austria
(9,9%). Non Performance Loans (NPL) menjadi masalah lain di sector keuangan
Negara-negara maju, seeprti mesir (20,2%); Irlandia (19,1%); Italia (10,7%);
Spanyol (5,6%); Austria (8,5%); Perancis (5,25%); Inggris (7,5%); Denmark
(5,8%); dan Amerikas Serikat (4,8%).
Diperkirakan akan terjadi pergeseran
Product Domestic Bruto (PDB), pada tahun 2012 negara-negara maju menyumbang
51,3% PDB dunia dan diperkirakan pada tahun 2025 nanti hanya akan menyumbang
48% PDB dunia.
Jalur
Transmisi Kondisi Ekonomi Global ke Indonesia
1. Jalur Perdagangan
Indikator:
Defisit Neraca Transaksi berjalan dari akhir tahun 2011 sampai dengan akhir
tahun 2012, deficit neraca perdagangan Indonesia di atas 1% dari PDB. Pangsa pasar ekspor bersih terhadap PDB
menjadi negative, pada awal 2011 sebesar 2,3% dan pada akhir menjadi 0,6%. Perhatian harus diberikan pada perkembangan
sector kredit ke sector berorientasi ekspor dan impor untuk mengantisipasi
kredit macet. Kredit ekspor menurun sedangkan kredit impor meningkat.
2. Jalur Penanaman Modal
Terdapat
peluang untuk Usaha dan Bisnis bagi sector keuangan. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
memroyeksikan target investas pada tahun 2013 sebesar Rp390Trilyun. Realisasi target sebesar 81,09% atau sebesar
283,5Trilyun yang terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 72,95% atau
sebesar Rp206,8Trilyun sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar
27,05% atau sebesar Rp76,7Trilyun.
3. Inflasi (Harga Minyak dan Harga-HArga BArang Pemerintah) dan
Pengaruhnya terhadap Lingkungan Bisnis
Secara umum,
pergerakan harga komoditas sepanjang 2013 relatif stabil dan tidak ada
kejutan-kejutan yang berarti terutama dari harga minyak. Namun potensi lonjakan masih memunginkan
terutama gejolak politik maupun yang bersifat fundamental. Kenaikan Tarif Dasar Relatif (TDL) pertiga
bulan dengan kenaikan perbulan sebesar 4,3% lebih baik ketimbang menaikkannya
langsung sebesar 15%. Pilihan menaikkan
TDL selama 3 bulan akan lebih kecil pengaruhnya terhadap kenaikan harga
(inflasi) dibandingkan dengan kenaikan langsung sebesar 15%. Inflasi akibat kenaikan TDL bertahap
diharapkan maksimal sebesar 0,5% saja.
Perekonomian dunia (7Milyar orang)
dikendalikan oleh hanya 6.000 orang saja semacam George Soros, Warren Buffet,
dan lain-lainya. Saat ini tidak terjadi
spekulasi karena orang-orang tersebut sedang tiarap menanti perkembangan
perekonomian dunia membaik. Sedangkan
Negara-negara G-20 menguasai 80% GDP dunia.
Zero Sum Game Theory: There is no free
lunch. Contoh REDD (Uni Eropa dan
Amerika Serikat) dan JICA (Jepang) membantu Indonesia tetapi sekaligus
menjadikan Indonesia sebagai pasar bagi produk-produk mereka.
Memaksimalkan
Potensi Ekonomi Indonesia
Perkembangan Ekonomi
Indonesia Triwulan I – 2013
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan 1
– 2013
Sisi permintaan: Sektor konsumsi rumah
tangga masih menjadi penopang Utama perekonomian, diperkirakan tetap soild pada
angka 50—55% terhadap PDB. Beberapa
factor pendorong pertumbuhan sector konsumsi adalah peningkatan upah buruh
(penyesuaian). Sektor ini diproyeksi
tumbuh pada kisaran 5%. Belanja
pemerintah diperkirakan berkontribusi stabil pada level 6—7% dengan pertumbuhan
di kisaran 5%. Sektor PMDTB diproyeksi
tumbuh solid sejalan dengan kinerja yang cukup baik sepanjang 2013 dengan
proyeksi pertumbuhan sebesar 12%.
Defisit neraca transaksi berjalan masih berlangsung sejak triwulan IV –
2012 dengan besaran 1,4% (IV-2011); -3,6% (1-2012); -2,4%(II-2012);
-3,6%(III-2012); -2,8%(IV-2012).
Kinerja Ekspor: Ekspor total sepanjang
Januari—Februari 2013 mencapai USD30,36Milyar, turun 2,88% dari perioda yang
sama pada tahun sebelumnya. Ekspor migas
dan nonmigas masing-masing USD5,1Milyar dan USD24,171Milliar, keduanya menurun
4,29% dan 2,14% dari tahun sebelumnya.
Kinerja Impor: Impor total sepanjang Januari—Februari 2013
mencapai USD30,76 Milliar turun 0,86% dari perioda yang sama pada tahun
sebelumnya. Impor Migas dan Nonmigas
masing-masing sebesar USD7,5Milliar dan USD23,155Milliar. Impro migas menurun 8,09% dan Nonmigas naik
1,63% dari perioda yang sama pada tahun sebelumnya.
Perkembangan Ekonomi Dunia
Sisi Penawaran: Pertumbuhan terutama
ditopang oleh sector pengangkutan dan telekomunikasi. Secara umum dapat dikatakan non tradable tumbuh rata-rata di atas 5%
sepanjang triwulan 1 – 2013.
Sektor-sektor tradable tumbuh
relative rendah. Untuk sector pertanian
terpengaruh cuaca, sedangkan sector manufaktur terkendala masalah lonjakan
tariff dasar listrik.
China mengalami pertumbuhan ekonomi
sebesar 7,5%. Kelas menengah bertumbuh
pesat, konsumsi tetap, sehingga tabungan meningkat. Melakukan aktvitas mencegah nilai Yuan naik
untuk menjaga ekspor (currency war). Memiliki cadangan devisa sebesar USD3Trilyiun
(terbesar di dunia) setelah Rusia dan Jepang.
Dominasi ekspor sedangkan konsumsi dalam negeri tetap.
Perkembangan Sektor
Keuangan
IHSG naik secara terus menerus dan
mencapai level tertinggi (5.000).
Mengalami penurunan ROA, BOPO, NIM, dan Rasio Aset Likuid kecuali ATMR,
LLDR, dan Kredit dan DPK (Statistik Perbankan Indonesia).
Perkembangan Indeks
Tendensi Bisnis
Perkembangan tendsendi bisnis sektoral
berada pada level optimis.
Indeks Tendensi Konsumen
Triwulan I – 2013
Bertumbuh dari waktu ke waktu, tetapi
tidak merata, tertinggi di Sulawsi Utara dan terendah di Nusa Tenggara Timur.
Indonesia Menjadi Salah
Satu Negara Tujuan Utama Investasi
Indonesia merupakan Negara tujuan
investasi ke $ setelah China, USA, dan India.
Naik dari perioda sebelumnya yang berada pada urutan ke enam menggeser
Brasil dan Rusia (UNCTAD, World Investment Report, 2012)
Target
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2013
Internal: Perbaikan belanja
pemerintah. Pengendalian inflasi
domestic terutama dari sector pangan, infrastuktur, dan energy. Perbaikan iklim investasi. Peningkatan peranan sector keuangan. Peningkatan peranan fektor formal. Diversifikasi Negara tujuan ekspor dan
komoditas ekspor. Impor illegal.
Eksternal: Antisipasi krisis Uni Eropa
dan kegagalan fiscal cliff Amerika
Serikat. Perlambatan kinerja
Negara-negara tujuan ekspor Indonesia seperti China, Jepang, dan ASEAN. Risiko geopolitik di Negara eksportir minyal
yang dapat memicu lonjakan harga minyak, inflasi, dan suku bunga.
Upaya Menjaga Keseimbangan
Internal dan Eksternal
Economic
Growth (Sustainable
+ Balanced) + Internal Balance (growth + inflation) + External Balance (current account + capital inflows) (Bank Indonesia, 2012).
Internal
balance: keseimbangan terjaga, namun dengan alokasi
sumberdaya yang tidak efisien.
External
balance: alokasi
sumberdaya tidak efisien menimbulkan beban ke neraca pembayaran.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
Sektoral
Sektor: (1) Agriculture; (2) Mining and
Quarrying; (3) Manufacturing; (4) Electricity, Gas, and Clean Water; (5)
Construction; (6) Trade, Hotel, and Restaurant; (7) Transportation and
Communication; (8) Finance, Leasing, and Business Service; (9) Services.
Gross
Domestic Bruto (GDP): (1) Consumption expenditure:
Household; (2) Consumption expenditure: Government; (3) Gross fixed capital
formation; (4) Export of goods and services; (5) Import of goods and services;
(6) Total consumption; (7) Domestic Demand.
Catatan: 26% hutan di Indonesia
dipergunakan untuk carbon trade. Sehingga, tanah di luar Jawa adalah tanah
ulayat sehingga sulit untuk ekspansi untuk industrialisasi sector pangan. Lahan pertanian yang dimiliki oleh petani di
Indonesia rata-rata seluas 0,3 hektar, padahal untuk mencapai skala ekonomi
yang optimal seharusnya seorang petani mengelolah 5 hektar.
Kebijakan one village on product (OVOP) tidak berjalan dengan baik. Di Thailand, setiap kecamatan (distrik)
memiliki took (workshop and store)
yang menampung produk-produk OVOP dari seluruh Thailand.
Proyeksi Ekonomi Indonesia
2013
PDB diproyeksi tumbuh diatas 6%.
Sisi penawaran: Peluang uasaha masih muncul dari
sector-sektor nontradable, dengan
pertumbuhan diatas 5% pertahun. Sektor
pengangkutan dan komunikasi masih penyumbang pertumbuhan Utama. Indikasinya adalah lonjakan penumpang pesawat
udara dan penjualan gajet. Sektor
perdagangan, hotel, dan restoran semakin menggeliat sejalan dengan peningkatan
jumlah kelas menengah di Indonesia. The
role of tradable sector still dominates on Indonesia Economy but its role on
GDP tends to decrease in last few years.
Sisi permintaan: Peluang investasi
muncul dari proyek-proyek pemerintah baik yang terangkum dalam MP3EI maupun
proyek dari departemen. Tingkat
kepercayaan konsumen Indonesia terbaik setelah India dan Saudi Arabia. Sektor konsumsi masih menjadi penopang Utama
perekonomian nasional, diikuti oleh sector PMDTB. Private consumption and gross domestic
capital formation are two big share on GDP.
Conrtubution of export becomes decrease of less external demand.
Gap Ratio (Gap antara si kaya dan si
miskin) di Indonesia sebesar 0,41 sedangkan di Negara-negara maju hanya sebesar
0,30. Hal ini terjadi karena di
Indonesia sector pertanian tidak diperhatikan.
Saat ini Indonesia sedang membangun SDM berorientasi pada manufaktur,
dilakukan dengan memperbanyak SMK dan sekolah Vokasi. Undisbursed
loans cenderung meningkat, hal ini menunjukkan iklim usaha belum membaik.
Pemantauan Konsentrasi
Kredit
Selain perdagangan Besar dan Eceran,
sector penyerap kredit terbesar adalah Bukan Lapangan Usaha dan Rumah Tangga. NPL gross di bawah 5% dan CAR di atas 8%
(Bank Indonesia, 2012). Sektor informal
di Indonesia sekitar 70% ekonomi Indonesia.
Kuat karena tidak berhubungan dengan valuta asing sehingga tidak
terpengaruh oleh gejolak dunia.
Memanfaatkan Bonus
Demografi dan Perkembangan Kelas Menengah Asia
Defisini Kelas Memengah (Anthony
Giddens): Memiliki akses dan mampu
memiliki pendidikan tersier (minimal pendidikan tinggi). Memiliki kemampuan atau keahlian professional
seperti akademisi. Percaya terhadap
nilai-nilai kelas menengah yaitu tingkat keamanan ekonomi dan kepemilikan
tempat tinggal permanen. Gaya hidup
dimana hal ini bervariasi berdasarakan budaya, akan tetapi secara umum Nampak
dalam perilaku, hubungan antar teman, gaya bahasa, kemampuan intelektual, dan
peduli pada urusan kesehatan. Peluang
usaha yang dapat digarap adalah pusat-pusat hiburan, kesehatan, pendidikan, dan
pusat-pusat perbelanjaan.
Masalah pertanian selesai, kemiskinan
akan selesai. Permasalahan di pedesaan:
waris tanah sehingga skala ekonomi turun.
Transmigrasi adalah salah satu cara untuk memutus kemiskinan di pedesaan
dan meningkatkan produktivtas pangan.
International Monetary Fund (IMF):
menolak stabilisasi harga pada sembako sehingga meminta Bulog di bubarkan atau
hanya boleh menjadi stabilisator hanya untuk beras, minyak goring, dan
gula. Redefinisi pangan dan simetric
information dan stabilisasi harga melalui tariff.
Menurut Asian Development Bank (ADB,
2011), pada tahun 2030 jumlah kelas menengah (middle class) di dunia akan mencapai 4,99Milyar orang. Sebanyak 54% dari jumlah tersebut tersebar di
Asia. Sementara jumlah kelas atas (upper class) diperkirakan mencapai 580
orang yang 17%nya ada di Asia. Pada
tahun 2050 jumlah kelas atas di Asia Pasifik akan mencapi 50orang atau 35,33%
dari total kelas atas dunia.
Masalah Utama Daya Saing
Indonesia
Masalah-masalah yang menghambat daya
saing Indonesiasesuai urutannya: (1) inefficient government bureaucracy; (2)
corruption; (3) inadequate supply of infrastructure; (4) poor work ethic in
national labor force; (5) restrictive labor regulative; (6) inflation; (7)
access to financing; (8) policy instability; (9) foreign currency regulative;
(10) tax regulations; (11) government instability; (12) crime and theft; (13) inadequately
educated workforce; (14) tax rates; (15) insufficient capacity to innovative;
(16) poor public health. (World Economic Forum, 2012).
Dukungan Infrastruktur Dalam Perekonomian
Elastisitas pembangunan infrastuktur
terhadap pertumbuhan ekonomi (10% dari pertumbuhan stok)
Catatan:
1. MP3EI, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan jadi motor
penggerak.
2. 2015 ASEAN Economic Community akan diberlakukan, perjanjiannya
ditandatangani pada tahun 2007.
3. 60% kepemilikan Bank Swasta di Indonesia dikuasai oleh Penanaman
Modal Asing.
4. Redemonimasi:
a.
Bukan sanering (pemotongan
nilai).
b.
Hanya mengurangi jumlah 0 (nol)
dari uang rupiah.
c.
Penyederhanaan jumlah digit
tanpa menurunkan daya beli.
d.
Contoh: Rp10.000,- menjadi
Rp10,-
e.
Bertujuan untuk meningkatkan
aspek psikologis.
f.
Mempermudah aspek teknis baik
penulisan maupun perhitungan (kalkulator).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar