Jumat, 06 Januari 2023

PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DALAM MENUNJANG SISTEM PENEGELUARAN KAS DAN PENERIMAAN KAS PADA HOTEL SPLENDID INN MALANG

PUTRI CINDERAKASIH NUGROHO & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

PERKULIAHAN METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

 

1.      PENDAHULIAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi sekarang ini, perkembangan organisasi-organisasi pada umumnya ditandai dengan meningkatnya jumlah aktivitas dan juga teknologi yang semakin maju dari waktu ke waktu. Persaingan ketat dalam dunia perekonomian menuntut suatu perusahaan untuk terus melakukanperubahan perbaikan di berbagai bidang.            Penerapan        sistem akuntansi dalam sebuah perusahaan dapat mengoptimalkan biaya operasional yang dikeluarkan dan dapat mengefektifkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki. Sistem akuntansi yang digunakan oleh perusahaan adalah sistem pengeluaran kas dan penerimaan kas. Sistem ini dapat menangani pengeluaran kas dan penerimaan kas yang terjadi secara rutin pada sebuah perusahaan. Penerapan sistem pengeluaran kas dan peneriman kas pada perusahaan sangatlah penting, mengingat kas adalah aset yang mudah berubah dibandingkan dengan aset lain, sehingga kas merupakan alat pembayaran yang bebas dan selalu siap sedia untuk digunakan.

Menurut Weygandt & Kieso (2008), mengemukakan bahwa kas merupakan aset yang paling rentan penggunaan dan pengalihannya yang tidak benar. Karena sifat kas yang likuid, maka kas mudah digelapkan sehingga diperlukan pengendalian internal terhadap kas dengan memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan. Selain itu juga diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi-fungsi pengeluaran kas. Dengan adanya sistem pengendalian internal yang baik, maka sistem akuntansi yang baik dan berkualitas akan terwujud sehingga mampu menghasilkan laporan keuangan bagi pemakai atau pengguna laporan keuangan.

Sistem pengendalian internal (SPI) berdasarkan tujuannya dibagi menjadi 2 macam yaitu pengendalian internal akuntansi (internal accounting control) dan pengendalian internal administratif (internal administrative control). Pengendalian internal akuntansi meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan yang bertujuan untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2001).

Pengendalian internal yang baik terhadap kas memerlukan prosedur-prosedur yang memadai untuk melindungi pengeluaran kas. Dalam merancang prosedur-prosedur tersebut hendaknya diperhatikan tiga prinsip pokok pengendalian internal. Pertama, harus terdapat pemisahan tugas secara tepat, sehingga petugas yang bertanggungjawab menangani transaksi kas dan menyimpan kas tidak merangkap sebagai petugas pencatat transaksi kas. Kedua, semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke bank secara harian. Ketiga, semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran yang kecil jumlahnya dimungkinkan untuk menggunakan uang tunai, yaitu melalui kas kecil.

Prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengawasi kas, bisa berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya. Hal ini tergantung pada berbagai faktor, seperti besarnya perusahaan, jumlah karyawan, sumber-sumber kas, dan sebagainya. Objek penelitian pada penulisan laporan ini dilakukan di salah satu Hotel di Kota Malang yaitu Hotel Splendid Inn Malang. Adapun aktivitas transaksi perusahaan meliputi penerimaan kas dan pengeluaran kas. Dalam menjalankan aktivitas transaksi perusahaan tersebut belum ada pemisahan fungsi.

Pengeluaran kas dan penerimaan kas merupakan transaksi perusahaan yang paling banyak terjadi di perusahaan sehingga perlu adanya pengawasan dan pengendalian internal. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengevaluasi sistem pengeluaran kas dan pengeluaran perusahaan. Dengan demikian penulis mengambil judul laporan skripsi ini yaitu, “PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DALAM MENUNJANG SISTEM PENEGELUARAN KAS DAN PENERIMAAN KAS PADA HOTEL SPLENDID INN MALANG”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1          Apakah di di Hotel Splendid Inn Malang terdapat sistem pengendalian internal pengeluaran kas dan penerimaan kas?

2          Apakah sistem pengendalian internal pengeluaran kas dan penerimaan kas di Hotel Splendid Inn Malang dilakukan secara memadai?

3          Bagaimana evaluasi sistem pengendalian internal pengeluaran kas dan penerimaan kas di Hotel Splendid Inn Malang?

4          Apa saja kelebihan dan kelemahan sistem pengendalian internal Pengeluaran kas dan penerimaan kas di Hotel Splendid Inn Malang?

1.3 Tujuan Penilitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis.

1. Penerapan sistem pengendalian internal pada pengeluaran dan penerimaan kas di Hotel Splendid Inn Malang

2. mengevaluasi apakah sistem pengendalian internal pengeluaran kas dan penerimaan kas di di Hotel Splendid Inn Malang sudah dilaksanakan dengan

memadai.

3. Mengevaluasi sistem pengendalian internal pengeluaran kas dan penerimaan kas di Hotel Splendid Inn Malang.

4. Mengevaluasi kelebihan dan kelemahan sistem pengendalian internal Pengeluaran kas dan penerimaan kas di Hotel Splendid Inn Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dengan mengadakan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.         Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan mengenai penerapan SPI untuk sistem pengeluaran kas dan penerimaan kas.

2.         Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan evaluasi mengenai sistem pengeluaran kas dan penerimaan kas dengan adanya SPI.

3.         Bagi pembaca

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya yang ingin melakukan penelitian serupa yang berkaitan dengan SPI, pengeluaran kas dan penerimaan kas

 

2.      LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Akuntansi

2.1.1 pengertian sistem

Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola terpadu untuk

melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi, 2001). Sedangkan menurut

Pengertian Sistem Menurut Jogianto (2005), mengemukakan bahwa sistem adalah

kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang

nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-

betul ada dan terjadi. Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat di simpulkan

bahwa sistem adalah suatu jaringan prosedur yang terdiri dari elemen-elemen untuk

mencapai suatu tujaun tertentu.

2.1.2 Definisi Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2001), akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi,

merakit, menggolongkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi

bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu :

1. Sistem terdiri dari unsur-unsur.

2. Unsur-unsur          tersebut           merupakan       bagian  terpadu            dalam  sistem

Yang bersangkutan.

3. Unsur-unsur itu bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem.

4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

Sistem akuntansi yang efektif dapat memberikan jaminan yang memadai bahwa

transaksi yang dicatatkan terjadinya adalah :

1. Sah.

2. Telah diotorisasi.

3. Telah dicatat.

4. Telah dinilai secara wajar.

5. Telah diklasifikasi/ digolongkan secara wajar.

6. Telah dicatat dalam periode yang seharusnya.

7. Telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar.

Dari pendapat tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa system akuntansi yang

efektif dapat menjamin bahwa semua transaksi yang dicatat adalah sah, dan telah

diotorisasi, dinilai, dan diklasifikasikan secara wajar serta dicatat dalam media dan

waktu yang tepat.

2.2 Sistem Pengendalian Internal

2.2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-

ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi (Mulyadi, 2001). Berdasarkan definisi

pengertian Sistem Pengendalian Internal diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

Sistem Pengendalian Intern adalah menjaga kekayaan organisasi, mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2001). Sedangkan menurut Romney,

(2004), mendefinisikan            pengendalian   internal            sebagai            proses  yang

diimplementasikan oleh dewan komisaris, pihak manajemen, dan mereka yang

berada di bawah arahan keduanya, untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa

tujuan pengendalian dicapai dengan pertimbangan hal-hal sebagai berikut :

1) efektivitas dan efisiensi operasi,

2) keandalan laporan keuangan,

3) kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukan di atas, bahwa perusahaan

menginginkan tercapainya tujuan tersebut dan untuk mencapainya diperlukan

pengendalian internal. Pengendalian intern merupakan alat untuk meletakkan

kepercayaan auditor mengenai bebasnya laporan keuangan dari kemungkinan

kesalahan dan kecurangan. Perusahaan berusaha untuk membuat struktur

pengendalian internal dengan baik, melaksanakan, dan mengawasinya agar

efektivitas perusahaan bisa tercapai, pengendalian intern yang baik akan menjamin

ketelitian data akuntansi yang dihasilkan sehingga data tersebut dapat dipercaya.

2.2.2 Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Pengendalian internal mempunyai tujuan untuk mendapatkan data tepat dan

dapat dipercaya, melindungi harta atau aktiva perusahaan, dan meningkatkan

efektivitas dari seluruh anggota perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan

sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Pengendalian intern disusun berdasarkan

tujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan

disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di

Indonesia. Manajemen merancang sistem pengendalian intern yang efektif dengan

empat tujuan pokok berikut ini, (Mulyadi, 2001).

1. Menjaga harta kekayaan perusahaan.

Bila sistem pengendalian internal berjalan dengan baik maka akan dapat

mengantisipasi terjadinya kecurangan, pemborosan, ketidakefisienan, dan

penyalahgunaan terhadap aktiva perusahaan.

2. Mengecek keakuratan data akuntansi.

Keandalan data atau informasi akuntansi digunakan oleh manajemen dalam

pengambilan keputusan untuk meningkatkan ketelitian dan dapat dipercayanya data akuntansi.

3. Mendorong efisiensi.

Kebijakan perusahaan mampu memberikan manfaat tertentu dengan memantau

setiap pengorbanan yang telah dikeluarkan guna mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Untuk mencapai tujuan perusahaan makakebijakan, prosedur, system pengendalian

internal yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa

kebijakan, prosedur yang ditetapkan perusahaan akan dipatuhi oleh seluruh karyawan

2.2.3 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern

Suatu sistem terdiri dari sub-sub sistem atau unsure pembentuk system yang

saling berhubungan dan saling ketergantungan bahkan mungkin saja dapat

mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Begitu juga suatu pengendalian intern

yang memadai harus terdiri dari unsur-unsur yang membentuk pengendalian

internal tersebut. Unsur pengendalian intern menurut Arens & Loebbecke (2000),

adalah sebagai berikut.

1. The control environment,

2. Risk assessment,

3. Control Activities,

4. Monitoring.

Dari uraian tujuan sistem pengendalian intern yang telah dijelaskan diatas,

maka unsur pengendalian intern terdiri dari lima unsur menurut Mulyadi (2002) yaitu.

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

Struktur organisasi merupakan rerangka pembagian tanggung jawab fungsional

kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-

kegiatan pokok perusahaan.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi,

setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki

wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu

dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang

untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur

pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak

diciptakan       cara-cara          untuk   menjamin         praktek            yang    sehat    dalam

pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang ditempuh oleh perusahaan dalam

menciptakan praktek yang sehat adalah.

a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya

harus dipertanggung jawabkan.

b. Pemeriksaan            mendadak       dilaksanakan   tanpa   pemberitahuan terleh

dahulukepada pihak yang akan diperiksa.

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh

satuorang atau satu unit organisasi, tanpa adanya campur tangan orang

atauorganisasi lain.

d. Perputaran jabatan untuk menghindari terjadinya persengkongkolan.

e. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya.

f. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektifitas

unsur-unsur sistem pengendalian internal yang lain, unit organisasi ini

disebut satuan pengawas intern atau staf pemeriksa internal.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya Bagaimanapun

baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi prosedur pencatatan, serta berbagai

cara yang diciptakan untuk mendorong praktek yang sehat, semua sangat

tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Untuk mendapatkan

karyawan yang berkompeten dan dapat dipercaya, cara berikut ini dapat ditempuh

a.         Seleksi calon    karyawan         berdasarkan     persyaratan      yang    dituntut pekerjaannya.

b. Pengembanganpendidikan karyawanselamamenjadi karyawan perusahaan,

sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

2.2.4 Prinsip-Prinsip Pengendalian Internal

Menurut Baridwan (2000), prinsip-prinsip pengendalian intern meliputi:

1. Buktipengeluaran kas kecilharus ditulis dengan tinta, ditandatangani olehorang

yang menerima uang dan kemudian di cap lunas,

2. Dana kas kecil dibentuk dengan jumlah tetap (imperst system) dan

pemenuhankembalinya harus dengan cek,

3. Pemeriksaan terhadap kas kecil dengan interval waktu yang berbeda-beda

dantidak diberitahukan sebelumnya.

2.2.5 Pengujian Pengendalian Internal

Dalam memenuhi standar auditing kedua, auditor melaksanakan prosedur

pemahaman pengendalian intern dengan cara mengumpulkan informasi tentang

desain pengendalian internal dan informasi apakah desain tersebut dilaksanakan.

Disamping itu, pelaksanaan standar tersebut juga mengharuskan auditor melakukan

pengujian terhadap efektifitas pengendalian internal dalam mencapai tujuan tertentu

yang telah ditetapkan perusahaan. Pengujian ini disebut dengan pengujian

kepatuhan atau disebut dengan pengujian pengendalian (test of control), ada dua

macam pengujian yang dilakukan oleh auditor :

1. Pengujian adanya kepatuhan terhadap pengendalian intern

2. Pengujian tingkat kepatuhan terhadap pengendalian intern

2.3 Prosedur

2.3.1 pengertian prosedur

Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa

orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan


secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2001).

Sedangkan menurut Susanto (2008), menjelaskan bahwaProsedur adalah rangkaian

aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang

sama. Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat

dilakukan secara seragam. Dari penjelasan kedua pengertian diatas, dapat

disimpulkan bahwa prosedur merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa

orang yang dilakukan berulang-ulang.

2.3.2 Prosedur Pengendalian

Beberapa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern dapat memberikan

bukti langsung tentang salah saji material dalam asersi mengenai saldo atau

golongan transaksi tertentu. Kategori-kategori prosedur pengendalian internal

mencakup pengendalian terhadap catatan kegiatan operasional dari harta atau

kekayaan perusahaan. Arens & Loebbecke (2000), menyebutkan bahwa prosedur

pengendalian intern terdiri dari 5 kategori, yaitu.

1. Pemisahan tugas yang cukup.

Pemisahan tugas ini pada pinsipnya adalah.

a.         Pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dengan fungsi akuntansi,

b.         Pemisahan fungsi otorisasi transaksi dari fungsi penyimpanan aktiva yang bersangkutan,

c.         Pemisahan fungsi otorisasi dengan fungsi akuntansi.

2. Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas.

Didalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari yang

memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi.

3. Dokumen dan catatan yang memadai.

Didalam organisasi harus dibuat prosedur otorisasi atas terlaksananya setiap

transaksi, dengan formulir sebagai medianya. Penggunaan formulir ini harus

diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi. Prosedur

pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam didalam formulir dicatat

dalam catatan akuntansi dengan tingkat keandalan dan ketelitian yang tinggi.

Prosedur ini akan menghasilkan informasi yang dapat diandalkan oleh

perusahaan. Unsur pengendalaian yang diperhatikan, yaitu.

a. Perancangan dokumen bernomor urut tercetak,

b. Pencatatan transaksi harus dilakukan pada saat transaksi terjadi atau

segerasetalah transaksi terjadi,

c. Perancangan dokumen dan catatan harus cukup sederhana untuk menjamin

kemudahan dalam pemahaman terhadap dokumen dan catatan tersebut,

d. Sedapat mungkin dokumen dirancang untuk memenuhi berbagai keperluan

sekaligus, Perancangan dokumen dan catatan yang mendorong pengisian

data yang benar.

4. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan.

Pengendalian fisik atas kekayaan catatan disini adalah dengan sarana

menyediakan kekayaan dan catatan fisik, misalnya gudang yang melindungi

kerusakan dan pencurian.

5. Pengecekan independen atas pelaksanaan.

Pengecekan secara intensif perlu dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan

prosedur internal. Cara yang digunakan diantaranya adanya pemisahan tugas

antara fungsi transaksi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi. Pemisahan

tugas ini secara otomatis dapat menjadikan verifikasi independen terhadap

pelaksanaan suatu transaksi dalam setiap fungsi.

 

2.4 Sistem Pengeluaran Kas

2.4.1 Pengertian Sistem Pengeluaran Kas

Menurut Soemarso (2002), dalam bukunya menjelaskan tentang pengertian

kas yang mengatakan bahwa Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang

atau logam) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan

kewajiban pada nilai nominalnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi

pengeluaran kas pada umumnya didefinisikan sebagai organisasi formulir, catatan

dan laporan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek

maupun dengan uang tunai untuk mempermudah setiap pembiayaan pengelolaan perusahaan.

Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk

melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai

yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan (Mulyadi, 2001). Berdasarkan

pengertian-pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan Sistem Akuntansi

Pengeluaran Kas adalah suatu proses yang dilaksanakan untuk melaksanakan

pengeluaran kas baik dengan cek maupun uang tunai untuk kegiatan perusahaan.

Sistem Akuntansi pokok yang digunakan untuk melaksanakan pengeluaran kas

yaitu sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek dan sistem akuntansi

pengeluaran kas dengan melalui dana kas kecil.

2.4.2 Fungsi yang Terkait dalam Sistem Pengeluaran Kas

Fungsi yang terkait pada sistem akuntansi pengeluaran kas pada dasarnya

pengeluaran kas dalam perusahaan yang tidak dapat dilakukan dengan cek,

dilaksanakan melalui uang tunai. Dalam pelakasanaannya melibatkan fungsi yang

terkait dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas. Menurut Yusuf (2001) fungsi

yang terkait dalam hal ini adalah sebagai berikut:

1. Fungsi kas

Fungsi ini bertanggungjawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek

dan menyerahkan cek kepada pemegang dana kas kecil pada saat pembentukan

dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil.

2. Fungsi akuntansi

Dalam sistem dana kas kecil, fungsi akuntansi bertanggungjawab atas antara lain:

a. Pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya danpersediaan.

b. Pencatatan transaksi pembetukan dana kas kecil.

c. Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnalpengeluaran kas

atau register cek.

d. Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnalpengeluaran kas kecil.

e. Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas

dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantumdalam dokumen tersebut.

Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan

dan keabsahan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan

bukti kas keluar.

3. Fungsi pemegang dana kas kecil

Fungsi ini bertanggungjawab atas penyimpanan dana kas kecil, pengeluaran

dana kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk dan

permintaan pengisian kembali dana kas kecil.

4. Fungsi yang memerlukan pembayaran tunai

5. Fungsi pemeriksaan internal.

Fungsi ini bertanggungjawab atas penghitungan dana kas kecil secara

periodik dan pencocokan hasil perhitungannya dengan catatan kas. Fungsi

ini juga bertanggungjawab atas pemeriksaan secara mendadak terhadap

saldo dana kas kecil yang ada di tangan pemegang dana kas kecil.

2.4.3 Dokumen dan Catatan Akuntansi yang Digunakan Sistem Pengeluaran Kas

Menurut Mulyadi (2001), bahwa catatan yang digunakan dalam Sistem Akuntansi

Pengeluaran Kas adalah sebagai berikut:

1. Jurnal Pengeluaran kas

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dalam

pembentukan dana kas kecil dan dalam pengisian kembali dana kas kecil.

2. Register cek

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang

dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.

3. Jurnal Pengeluaran dana kas kecil

Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal

khusus. Jurnal ini berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang timbul

akibat pengeluaran dana kas kecil.

2.5 Sistem Penerimaan Kas

2.5.1 .Pengertian Sistem Penerimaan Kas

Menurut Baridwan (2000), yang termasuk kas menurut pengertian akuntansi

aldalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan piutang, dan dapat

diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya, juga

simpanan di bank atau tempat–tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu.

Sistem Penerimaan Kas adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

terpadu untuk melaksanakan kegiatan penerimaan kas perusahaan. Penerimaan kas

perusahaan berasal dari 2 (dua) sumber utama yaitu penerimaan kas dari penjualan

tunai dan penerimaan kas dari piutang (Mulyadi, 2001).

2.5.2 Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2001), Fungsi yang terkait sistem akuntansi penerimaan kas terdiri dari.

1. Fungsi Penjualan

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung

jawab menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan

menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran

harga barang ke fungsi kas.

2. Fungsi Kas

Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli. Fungsi ini

berada di tangan kasir.

3. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan, penerima

kas, dan pembuat laporan penjualan.

2.5.3 Dokumen dan Catatan yang Digunakan Sistem Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2001), dokumen dan cacatan akuntansi yang digunakan

dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut.

1. Faktur Penjualan

Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan

oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.

2. Bukti Penerimaan Kas

Dokumen ini berisikan jumlah kas yang diterima dari pelanggan.

3. Bukti Setor Bank

Dokumen inidibuat oleh fungsi kas sebagai buktipenyetoran kas kebank. Bukti

setor bank dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk

pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal

penerimaan kas.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan jasa adalah.

1. Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari

berbagai sumber, diantaranya dari penjualan jasa.

2. Jurnal Umum

Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat transaksi selain yang

dicatat dalam jurnal khusus

2.5.4 Prosedur Sistem Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2001), jaringan yang membentuk system informasi

akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut.

1. Prosedur Penjualan

Fungsipenjualan menerima orderdari pelanggan dan membuat faktur penjualan

tunai sebagai kemungkinan atas pengguna jasa melakukan pembayaran tarif

jasa ke fungsi kas.

2. Prosedur Penerimaan Kas

Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari

pembeli dan memberikan tanda pembayaran kepada pembeli untuk

memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang

dibelinya dari fungsi pengiriman.

3. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan

tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas.

4. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal

penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.

5. Prosedur Pencatatan ke Buku Besar

Pada bagian jurnal akan memposting jurnal penerimaan kas ke buku besar.

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel. 1 Penelitian Terdahulu

No

Judul Penelitian

Variabel

Hasil

 

Kurniawan (2006)

Pengendalian Internal , penerimaan dan Pengeluaran kas

sistem pengendalian belum efektif karena ditemukan beberapa kelemahan yaitu tidak ditemukan pemeriksaan terhadap dokumen, belum ada

pemeriksaan mendadak, belum

ada rotasi jabatan, belum ada satuan audit intern dan belum terdapat kebijakan

mengenai pengambilan cuti bagi yang berhak. secara negatif terhadap kinerja keuangan pada lembaga perkreditan desa (LPD) di kabupaten bandung. Sedangkan kepuasan kerja sebagai variabel interventing berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan lembaga pengkreditan desa (LPD) di tingkat Kabupaten Bandung yang berarti dengan tingginya kepuasan kerja maka akan meningkatkan kinerja perusahaan.

2

Pramudyanto (2007 )

Sistem Pengendalian Internal, pemebelian Bahan Baku

bahwa sistem pengendalian intern pada sistem pembelian

bahan baku tersebut sudah cukup baik, yaitu dengan adanya pemisahan fungsi, transaksi pembelian bahan baku

dilakukan oleh bagian yang berwenang,

 

 

 

otorisasi dilakukan oleh bagian yang berwenang, setiap formulir telah bernomor

urut tercetak dan adanya training

(pelatihan), seleksi calon karyawan dan pembatasan usia maksimal (kategori

usia pegawai) untuk peningkatan kinerja.

3

Narviantoro (2008 )

Sistem Pengendalian Internal, Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas

sistem pengendalian intern pada perusahaan tersebut baik. Hal

ini dibuktikan dengan adanya unsur-unsur sistem pengendalian intern yaitu

adanya pemisahan fungsi, sistem otorisasi oleh fungsi yang berwenang,

transaksi dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh fungsi yang berbeda,

adanya pemeriksaan yang mendadak, dilakukan perputaran jabatan, adanya

satuan pengawas intern, dan penggunaan formulir bernomor urut tercetak.

 

2.7 Kerangka Teoritis

 

 

Penerapan Sistem Pengendalian Internal

dalam menunjang Pengeluran dan Penerimaan Kas

 

 

 

Pengeluaran Kas

 

Sistem Pengendalian Internal

Hotel Splendid ( Y )

 

Penerimaan Kas


3.      METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Terdapat dua metoda penelitian, yaitu metoda penelitian kualitatif dan metoda

penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metoda penelitian kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2010), mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif adalah

penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta

hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan

menggunakan model matematis, teori dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.

Sedangkan menurut Danim (2002), mengemukakan bahwa penelitian

kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai. Dengan kata lain,

penelitian kuantitiatif sangat ketat menerapkan prinsip obyektivitas. Obyektivitas

diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telah di uji validitas dan

reliabilitasnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Nawawi (2003), metode deskriptif yaitu

metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau

fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian

menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya

diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat.

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010), mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah

generasasi terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik

tertentu. Populasi penelitian ini adalah karyawan Hotel Splendid Inn. Alasan

dipilihnya Hotel Splendid Inn sebagai tempat penelitian karena Hotel Splendid Inn

termasuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan merupakan salah satu Hotek

yang cukup lama di Kota Malang.

Untuk penentuan ukuran sampel dari suatu populasi, terdapat bermacam-

macam cara yang dikemukakan. Menurut Sugiyono (2010), sampel adalah sebagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purprosive sampling. Purprosive

sampling adalah penelitian sampel secara tidak acak yang informasinya dapat

diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan

tujuan riset. Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 50

karyawan pada Hotel Splendid Inn. Adapun kriteria yang digunakan untuk

penentuan sampel adalah karyawan Hotel Splendid Inn yang pekerjaannya

berkaitan dibidang pengeluaran kas dan penerimaan kas.

Kriteria dalam pengambilan sampel sebagai berikut.

1. Kepala Bagian atau kepala seksi yang menjabat di bagian finance atau

mengetahui proses arus kas pada Hotel Splendid Malang .

2. Kepala bagian yang mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun

karena dimungkinkan selama satu tahun sudah memahami pengeluaran

yang biasa dibutuhkan di Hotel Splendid Malang.

3.3 Data Penelitian

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang diolah dalam penelitian ini adalah data ordinal, menurut

(Sulistyo & Basuki, 2006) skala ordinal menentukan posisi relatif dari objek atau

individual menyangkut dengan ciri tertentu tanpa ada implikasi terhadap jarak

antara masing-masing posisi. Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang

dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun

demikian, jarak atau rentang antar jenjang yang tidak harus sama. Dibandingkan

dengan datanominal, dataordinal memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Analisis

yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dari kuesioner yang dilakukan dengan

para kepala bagian atau karyawan didalam menjalankan penerimaan dan

pengeluaran kas. Data tersebut kemudian diolah dengan progrm IBM SPSS 20

untuk memberikan jawaban dari rumusan masalah yang ada.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data primer dan sekunder,

yaitu informasi yang diperoleh secara langsung dari hasil pengamatan lapangan,

data dokumentasi dari perusahaan dan narasumber yang berkompeten (indrianto & supomo, 2012).

1. Data Primer Data yang diperoleh dari sumber data penelitian di lapangan. Data

penelitian ini diperoleh dengan metoda kuesioner yang disebar untuk para

karyawan atau kepala bagian hotel slendid

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber kedua atau sumber

sekunder dari data yang dibutuhkan. Data sekunder penelitian ini adalah literatur

yang dapat diperoleh dari studi kepustakaan. Pada penelitian ini data sekunder

diperoleh dari profil, visi dan misi perusahaan.

3.4 Metoda Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini,

metoda pengumpulan data yang digunakan yaitu penelitian lapangan. Penelitian

lapangan (Field Research) adalah data utama penelitian ini diperoleh melalui

penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama atau

data primer (indrianto & supomo,2012). Data primer yang merupakan persepsi

responden terhadap variabel-variabel yang digunakan. Untuk memperoleh

informasi dan data dari responden penulis menggunakan kuisioner dalam penelitian

ini. Menurut (Sugiyono, 2010), kuisioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada

responden guna memperoleh jawaban langsung mengenai pokok permasalahan

yang diteliti. Kuisioner yang diberikan berisi sejumlah pertanyaan yang telah

dibagikan manajer tingkat menengah dan bawah.

Dalam penelitian ini kuisioner terdiri dari dua bagian, bagian pertama dalam

kuisioner akan berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai demografi dari para

responden. Bagian kedua merupakan kuisioner yang berisikan pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan dengan variabel penelitian.  Kuisioner tersebut

menggunakan metoda penilaian skala likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial (Sugiyono, 2010).

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolok ukur

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Penyebaran kuesioner mengenai Penerapan Sisitem Pengendalian Internal Dalam

Menunjang Sistem Pengeluaran Kas dan Penerimaan Kas Pada Hotel Splendid Inn

dengan kuesioner. Kuesioner diperoleh dari penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Kurniawan pda tahun 2006 yang meneliti dengan tema yang sama pada

perusahaan jasa disesuaikan oleh peneliti sesuai dengan nilai nilai dalam sektor

perhotelan. Kuesioner ini akan dibagikan kepada para kepala bagian dan karyawan

keuangan di Hotel Slendid dengan waktu pelaksanaan penyebaran kuesioner pada

bulan Oktober 2015. Jawaban dari responden tersebut akan diukur dengan

menggunakan skala likert, yaitu skala yang berdasarkan lima tingkatan jawaban.

Masing masing jawaban akan diberikan skor penelitian sebagai berikut:

 


A.        Skor 4 untuk jawaban B.        Skor 3 untuk jawaban C.        Skor 2 untuk jawaban

D.        Skor 1 untuk jawab


: Sangat Setuju (SS) : Setuju (S)

: Tidak Setuju (TS)

 

: Sangat Tidak Setuju (STS)


 

3.5 Variabel Operasional

Pengertian variabel menurut Sugiyono (2010), adalah sesuatu hal yang

berbentuk apasaja yang ditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini,

variabel yang diteliti dikelompokkan menjadi dua variabel yakni variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah fokus pada pelanggan, obsesi kualitas, kerjasama tim, perbaikan yang

berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, keterlibatan dan perberdayaan

karyawan, komitmen organisasi, dan kesatuan tujuan variabel dependen dalam

penelitian ini adalah kinerja manajerial. Berikut ini akan diuarikan definisi dan

pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Independen atau Variabel X

2. Dependen atau Variabel Y

3.6 Metoda Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan statistik inferensial, uji kualitas data, uji

asumsi klasik dan uji hipotesis dengan program IBM SPSS 20 for Windows.

Menurut Sugiyono (2010), terdapatduateknik dalam menganalisisdata yaitu terdiri

dari statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik

untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul untuk membuat kesimpuan. Sedangkan statistik inferensial

adalah teknik statistik yang digunakanuntuk menganalisisdata sampel dan hasilnya

diberlakukan untuk populasi.

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik inferensial

karena peneliti bermaksud untuk membuat kesimpulan di akhir penelitian. Statistik

inferensial terdiri dari dua, yaitu statistik parametris dan nonparametris. Menurut

Sugiyono (2010), statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi

melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel, sedangkan

nonparametris digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal. Penelitian

ini menggunakan statistik parametris karena menggunakan perhitungan statistik,

yaitu discretionary accrual dan menggunakan program untuk mengolah data ke

dalam bentuk stastistik dengan menggunakan SPSS 21.

3.6.1. Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukursah atau valid tidaknyasuatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian

validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara

menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan pertanyaan.

Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti

data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2011).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Dalam pengujian reliabillitas ini,

peneliti menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan signifikansi yang

digunakan sebesar > 0,70 jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel > 0,70

maka butir pertanyaan yang diajukan dalam pengukuran instrumen tersebut

memiliki reliabilitas yang memadai dan sebaliknya apabila nilai cronbach alpha

dari suatu variabel < 0,70 maka reliabilitasnya kurang memadai menurut (Ghozali, 2011).

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusinormal atau tidak

(Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini untuk mendeteksi normalitas data dilakukan

melalui analisis statistik yang dapat dilihat melalui Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut :

1. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 atau 5 persen maka data

terdistribusi secara normal

2. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 atau 5 persen maka data

tidak terdistribusi normal.

Grafik Normality Probability Plot. Dalam uji ini, ketentuan yang digunakan adalah:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.6.3.2 Uji Multikolonieritas

Uji MultikolonieritasGhozali (2011), digunakan untuk mengetahui apakah ada

hubungan        korelasi            diantara           variabel            independen     pada    model regresi.

Multikolonieritas menyatakan hubungan antar sesama variabel independen. Dalam

penelitian ini, uji multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi

atau hubungan diantara variabel X terhadap Y di perusahaan jasa.

Uji multikolonieritas dalam penelitian ini dengan cara menganalisis matriks

korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai tolerance dan VIF. Nilai

cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah

nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF >10. Apabila nilai tolerance > 0,1

dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolonieritas pada persamaan regresi

penelitian (Ghozali, 2011). Alternatif mengatasi masalah multikoleniaritas sebagai berikut.

1. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang memunyai multikoleniaritas tinggi

2. Menambah jumlah observasi

3. Mentransformasikan data ke dalam bentuk lain: logaritma natural, akar kuadrat,

dan first difference delta.

3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2011). Jika varians dari residual dari satu

pengamatan kepengamatan yang lain tetap, makadisebut homokedastisitas dan jika

varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda,

disebut heteroskedastisitas Salah satu cara untuk mengetahui terjadinya

heteroskedastisitas dalam suatu model regresi linear berganda adalah dengan grafik

scatterplot dengan memplotkan nilai ZPRED(nilai prediksi) dengan SRESID(nilai

residual). Model yang baik jika tidak ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit).    Sebaliknya,      jika      membentuk     pola     tertentu            maka    terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian heteroskedastisitas yang lain, dapat digunakan yaitu menggunakan

metoda glejser. Uji glesjer dilakukan dengan meregresikan variabel bebas terhadap

nilai absolut residualnya (Gujarati, 2006). Rule of thumb Apabila nilat

thitung>ttabel atau nilai probabilitasnya <0,05 maka model regresi mengalami


heteroskedastisitas. Sedangkan Apabila thitung< ttabel atau nilai probabilitasnya

>0,05 maka model regresi ini tidak mengalami heteroskedastisitas.

3. 7 Uji Hipotesis

Untuk mendapatkan jawaban dari suatu penelitian, maka perlu diadakan

pengujian terhadap hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih

bersifat praduga dan harus diuji kebenarannya. Untuk itu setiap hipotesis yang

terbentuk dalam penelitian ini perlu diujikebenarannya. Penelitian ini mengunakan

alat statistik regresi berganda dan tingkat signifikansi 5% (α=0,05), yang berarti

risiko kesalahan dalam menolak yang benar sebanyak 5% dan peluang penerimaan

hipotesis yang benar sekurang kurangnya 95%. Uji regresi ini dilakukan untuk

menjelaskan kekuatan dan arah pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Pendekatan regresi berganda digunakan dengan alasan bahwa metoda

ini dapat digunakan sebagai model prediksi terhadap satu variabel dependen

dengan beberapa variabel independen. Model regresi berganda yang digunakan

untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

Y = a+b1X1+b2X2+ e

Keterangan

Y: Sistem Pengendalian Internal

X1: Pengeluaran Kas

X2: Penerimaan Kas

Berikut ini merupakan beberapa hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini.

Ho1; bi 0 ; tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen

(Penerimaan dan Pengeluaran kas) dan variabel dependen (SPI).

Ha1; bi > 0 ; ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (Penerimaan

dan Pengeluaran kas) dan variabel dependen (SPI).

Ho2; bi 0 ; tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen

(Pengeluaran) dan variabel dependen (SPI).

Ha2; bi > 0 ; ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen

(Pengeluaran) dan variabel dependen (SPI).

Ho3; bi 0 ; tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen

(Penerimaan) dan variabel dependen (SPI).

Ha3; bi >0 ; adapengaruh yang signifikan antaravariabel independen (Penerimaan)

dan variabel dependen (SPI).

3.7.1 Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independen benar benar

memengaruhi variabel dependen secara serentak atau tidak. Kriteria penerimaan

atau penolakan hipotesis dengan tingkat signifikansi 5% adalah sebagai berikut Ghozali (2011).

A. Signifikansi F≤0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak

3.7.B. Signifikansi F≥0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

 

independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai 𝑅 s berkisar antar0 sampai untuk menjelaskan variabel dependen terbatas. Sebaliknya jika nilai 𝑅2 mendekati


 

 

1 berarti variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan utnuk

memprediksi variasi variabel terkait (Ghozali, 2011)

3.7.3 Uji t

Uji untuk melihat pengaruh masing-masing variabel, maka dilakukan uji t. Uji

t yang menyatakan pengaruh suatu variabel independen secara individu atas

variabel dependen. Uji t digunakan untuk mengetahui adatidaknya pengaruh secara

linier antara variabel independen dan variabel dependen. Kriteria Hipotesis (Ghozali, 2011).

a.         Jika nilai t hitung > t tabel, Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti bahwa

terdapat hubungan antara variabel total quality manahement dengan kinerja

manajerial.

b.         Jika nilai t hitung < t tabel, Ho diterima dan Ha ditolak, hal ini berarti bahwa

tidak terdapat hubungan antara variabel total quality manahement dengan

kinerja manajerial.

3.7.4 Uji Korelasi (r)

Pengujian ini digunakan untuk mengukur presentasi variabel bebas secara

masing masing terhadap variabel dependen. Nilai uji r dapat dilihat pada tabel nilai

standrdized coefficient. Nilai berkisar antara 0-1(0< r parsial < 1). Bila r parsial=0,

menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel dependen,

bila r parsial semakin mendekati 1 menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel

bebas terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011).

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Arens & Loebbecke. 2000. Auditing. Salemba Empat. Jakarta.

Baridwan. 1992. Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE.

Danim. 2002. Menjadi Peneliti kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Fadjriya. 2009. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas dari Pembayaran Rekening Berjalan Pada PT PLN Presero UPJ Sumberlawang. Skripsi. Surakarta: Fakultass Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati. 2006. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Indriantoro & Supomo. 2002. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta

Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.

Nawawi, H. Hadari. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Gajah Mada UniversityPress.

Romney. 2004. Accounting Information System. Jakarta : Salemba Empat.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian, pendekatan Kualitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sulistyo & Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra

Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Gramedia.

Yusuf. 2001. Dasar-dasar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Kieso & Weygandt. 2008. Intermediate Accounting. Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar: