Senin, 09 Januari 2023

REAKSI SAHAM PERUSAHAAN SUBSEKTOR PERDAGANGAN ECERAN TERHADAP HARI LIBUR UMUM PADA TAHUN 2013

 RICKY ADIPUTRA & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

PERKULIAHAN METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

 

1.     PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Investasi adalah suatu fasilitas untuk menempatkan uang atau dana untuk jangka waktu lebih dari satu tahun, dengan harapan memperoleh keuntungan atas uang atau dana tersebut di masa mendatang, sehingga bagi investor yang mendapatkan keuntungan dari penanaman modal atau dana, akan dapat meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu. Adapun tujuan investasi antara lain, untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang biasa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini dan pendapatan masa depan (Tandelilin, 2010). Akan tetapi sebelum memutuskan membeli suatu jenis efek, maka investor perlu mengetahui hal-hal yang berlaku di pasar modal.

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis, karena pada hakekatnya informasi menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi suatu kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi merupakan faktor yang memberikan arti penting bagi si penerima, khususnya dalam hal pengambilan keputusan menyangkut portofolio investasinya. Investor perlu mengetahui informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman yang akan memberikan signal bagi para investor dalam pengambilan keputusan investasi yang dapat diukur menggunakan abnormal return (Jogiyanto, 2009).

Anomaly di pasar modal menunjukkan bahwa pasar tersebut tidak efisien, dan secara teori cukup menarik karena penelitian menunjukan terdapatnya penyimpangan-penyimpangan (deviations) pada pasar efisien. Penyimpangan-penyimpangan secara prakteknya memperbolehkan investor untuk meningkatkan keuntungan di pasar saham, namun dalam kenyataan semua investor tidak ada yang menjamin akan berhasil seratus persen. Diantara anomali-anomali ini adalah pengaruh keuntungan negatif pada salah satu hari dalam seminggu, keuntungan yang tinggi pada hari terakhir sebelum hari libur yang disebut Holiday Effect yang didefinisikan sebagai anomaly musiman yang terjadi pada tingkat pengembalian saham pada hari libur sebelum libur dan sesudah libur akan lebih tinggi dari pada tingkat pengembalian saham pada hari-hari biasa lainnya (non-holiday) dan keuntungan pada bulan Januari yang disebut January Effect (Sukamulja, 2004).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan perusahaan jasa sektor perdagangan dan investasi sub sektor perdagangan eceran yang merupakan perusahaan yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi yang melakukan penjualan melalui outlet seperti kios atau warung tradisional, pasar modern, departemen store, butik, dan lainnya termasuk layanan pengiriman yang umumnya memasok untuk pembeli konsumsi pribadi. Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), bisnis ritel di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Ritel Tradisional dan Ritel Modern. Ritel modern pada dasarnya merupakan pengembangan dari ritel tradisional. Format ritel ini muncul dan berkembang seiring perkembangan perekonomian, teknologi, dan gaya hidup masyarakat yang membuat masyarakat menuntut kenyamanan yang lebih dalam berbelanja. Ritel tradisional merupakan ritel sederhana dengan tempat yang tidak terlalu luas, barang yang dijual terbatas jenisnya. Sistem manajemen yang sederhana memungkinkan adanya proses tawar menawar harga. Bentuknya bisa berupa warung, toko dan pasar. Berbeda dengan ritel modern yang menawarkan tempat lebih luas, banyak jenis barang yang dijual, manajemen lebih terkelola, harga pun sudah menjadi harga tetap. Ritel modern ini menggunakan konsep melayani sendiri atau biasa disebut swalayan. Dalam ritel modern dikenal bentuk-bentuk seperti hypermarket, department store, dan supermarket.

Di Indonesia, bisnis ritel merupakan salah satu sektor yang sangat prospektif. Menurut survey Master Card, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan penjualan ritel tertinggi setelah China. Indonesia berada di posisi kedua bersama Hong Kong (www.tempointeraktif.com). Dari catatan Business Watch Indonesia

(BWI) perkembangan ritel modern di Indonesia sejak tahun 2000 semakin pesat yakni sebesar 20% dan pada tahun 2007 naik menjadi 40%. Perkembangan ritel modern yang begitu pesat secara tidak sadar telah membentuk kekuatan besar dalam industry ritel di Indonesia. Di kota Bandung, berdasarkan data dari Aprindo penjualan ritel  modern            di kota Bandung         meningkat sebesar 18-22% (www.Tribunjabar.co.id).

Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis akan membahas mengenai abnormal return dan Trading Volume Activity. Oleh karena itu penulis mengangkat judul makalah yaitu “REAKSI SAHAM PERUSAHAAN SUBSEKTOR PERDAGANGAN ECERAN TERHADAP HARI LIBUR UMUM PADA TAHUN 2013”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan.

1. Bagaimana perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru pada tahun 2013?

2. Bagaimana perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru Cina pada tahun 2013?

3. Bagaimana perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event idul fitri pada tahun 2013?

4. Bagaimana perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event natal pada tahun 2013?

5. Bagaimana perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru pada tahun 2013?

6. Bagaimana perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru Cina

pada tahun 2013?

7. Bagaimana perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event idul fitri pada tahun 2013?

8. Bagaimana perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event natal pada tahun 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka tujuan pembelajaran meliputi.

1. Mengetahui perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru pada tahun 2013.

2. Mengetahui perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru Cina pada tahun 2013.

3. Mengetahui perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event idul fitri pada tahun 2013.

4. Mengetahui perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event natal pada tahun 2013.

5. Mengetahui perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru pada tahun 2013.

6. Mengetahui perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru Cina pada tahun 2013.

7. Mengetahui perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event idul fitri pada tahun 2013.

8. Mengetahui perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event natal pada tahun 2013.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Penulis dapat menambah wawasan mengenai abnormal return dan Trading Volume Activity sebuah perusahaan selama event tahun baru, idul fitri dan natal pada tahun 2013.

2. Bagi Perusahaan

Perusahaan dapat mengetahui abnormal return dan Trading Volume Activity yang dapat digunakan perusahaan untuk mengambil keputusan untuk masa depan perusahaan.

3. Bagi Investor

Investor dapat mengetahui dampak dari Holiday Effect yaitu selama tahun baru, idul fitri dan natal pada tahun 2013 sehingga investor dapat mengambil langkah yang sesuai guna melakukan investasinya.

4. Bagi Universitas Ma Chung

Universitas dapat menggunakannya sebagai bahan pembelajaran mata kuliah mengenai pasar modal.

 

2.     LANDASAN TEORI

2.1 Investasi

2.1.1Pengertian Investasi

Investasi berkaitan dengan keputusan untuk mengalokasikan sejumlah dana,

dalam suatu waktu tertentu, pada aset tertentu, sehingga investor akan

mendapatkan pengembalian di masa yang akan datang. Menurut Jones (2004:3)

definisi investasi adalah An investment can be defined as the commitment of

funds to one or more assets that will be held over some future time period”.

Artinya investasi dapat didefinisikan sebagai komitmen untuk menunda satu aset

atau lebih, yang dilakukan selama beberapa periode mendatang.

Gitman dan Joehnk (2005:3) mendefinisikan investasi sebagai berikut

Investment is any vehicle into which funds can be placed with expectation that it

will generate positive income and/or preserve or increase its value”. Artinya

investasi ialah suatu sarana dimana dana dapat ditempatkan dengan harapan hal tersebut akan menghasilkan pendapatan positif dan/atau menjaga atau

meningkatkan nilainya.

Kemudian Bodie, Kane, dan Marcus (2007:2) mendefinisikan investasi

sebagai berikut An investment is the current commitment of money or other

resources in the expectation of reaping future benefits”. Artinya investasi adalah

komitmen atas sejumlah uang atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini,

dengan tujuan menuai manfaat di masa depan.

Selanjutnya Jogiyanto (2003:5) mendefinisikan investasi sebagai berikut

Penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien

selama periode waktu yang tertentu. Komitmen atas sejumlah dana atau sumber

daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah

keuntungan di masa mendatang (Tandelilin, 2010: 2).

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan

suatu aktivitas, berupa penundaan konsumsi di masa sekarang dalam jumlah

tertentu dan selama periode waktu tertentu pada suatu aset yang efisien oleh

investor dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang pada

tingkat tertentu sesuai dengan yang diharapkan. Pengembalian yang diharapkan

investor pastilah adalah pengembalian di masa datang yang lebih baik daripada

mengonsumsi di masa sekarang atau dapat dibilang pengembalian yang jauh lebih

menguntungkan. Pengembalian yang diharapkan akan didapat oleh investor

adalah pengembalian yang rasional, dimana investor mengharapkan pengembalian

atas investasi yang dilakukannya atas dasar perkiraan risiko yang bersedia

ditanggung. Pemilihan alternatif investasi yang baik adalah dengan memilih

investasi dengan memilih tingkat pengembalian yang tertinggi dari berbagai

pilihan investasi pada risiko yang sama, atau memilih investasi yang mempunyai

tingkat pengembalian yang sama pada risiko yang terkecil.

2.1.2Tujuan Investasi

Untuk mencapai suatu efektivitas dan efisiensi dalam keputusan maka

diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan. Begitu pula halnya dalam

bidang investasi kita perlu menetapkan tujuan yang hendak dicapai.

Menurut Fahmi dan Hadi (2009:6) tujuan investasi, yaitu:

1. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut.

2.         Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan

(profit actual).

3. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham.

4. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.

Tujuan investasi menurut Eduardus Tandelilin (2010:8) adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah

kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat

ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang. Sumber dana untuk investasi

bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki saat ini, pinjaman dari pihak lain,

ataupun dari tabungan. Investor yang mengurangi konsumsinya saat ini akan

memunyai kemungkinan kelebihan dana untuk ditabung. Dana yang berasal

dari tabungan tersebut jika diinvestasikan akan memberikan harapan

peningkatan kemampuan konsumsi investor di masa datang, yang diperoleh dari

peningkatan kesejahteraan investor tersebut.

2.1.3Dasar Keputusan Melakukan Investasi

Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa keputusan investasi yang dilakukan

memiliki dasar pertimbangan sebagai berikut.

a. Return

Seseorang melakukan investasi untuk memperoleh keuntungan (return).

Return harapan merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan investor di

masa depan, sedangkan return aktual merupakan tingkat pengembalian yang

sudah diterima investor. Return harapan bersifat tidak pasti sehingga muncul

risiko yang dihadapi investor. Dengan kata lain, return harapan dapat berbeda

dengan return aktual, sehingga muncul risiko yang harus dipertimbangkan dalam

investasi. Maka, return tidak hanya menjadi bahan pertimbangan dalam keputusan

investasi, namun risiko juga harus.

Sedangkan Jogiyanto (2009), return saham dibagi menjadi 2, yaitu return

realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi adalah pengembalian yang sudah

terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return ini dapat digunakan sebagai

pertimbangan dalam menentukan return ekspektasi dan risiko di masa depan.

Rumus dari return realisasi adalah sebagai berikut.

Ri = (Pt - Pt-1 + D) / Pt-1 ………………………………………...……………(1)

Keterangan:

Ri:        Return saham

Pt:        Harga saham saat t Pt-1: Harga saham saat t-1 D:    Dividen

Sedangkan return ekspektasi adalah pengembalian yang diharapkan akan

diterima investor di masa depan. Dengan kata lain, return ekspektasi merupakan

return yang belum terjadi. Rumus dari return ekspektasi adalah sebagai berikut.

E(Ri) = Σ(Rij . Pj)……………………………………...……………...…(2)

Keterangan:

E(Ri): Expected return Rij:     Return saham Pj:         Probabilitas

b. Risiko

Risiko muncul dari selisih return harapan dengan return aktul. Maka,

risiko dapat diartikan sebagai return aktual lebih rendah daripada return minimum

yang diharapkan atau return yang disyarakatkan atau required date of return

(Tandelilin, 2010).

Jogiyanto (2010) membagi risiko menjadi 2, yaitu:

1. Risiko tidak sistematis adalah risiko pada suatu saham tertentu yang dapat

dihindari atau diminimalkan dengan cara diversifikasi. Risiko yang termasuk

dalam risiko ini adalah risiko kegagalan yang disebabkan oleh kondisi

internal perusahaan, risiko kredit atau keuangan, dan risiko manajemen.

Rumus dari risiko tidak sistematis adalah sebagai berikut.

σei2 = σi2  βi2σm2…………………………………...……………...…(3)

Keterangan:

σei2:     Risiko tidak sistematis σi2:      Varian residu

βi2:       Beta saham σm2:          Varian pasar

2. Risiko sistematis adalah risiko yang bersifat umum dan berlaku bagi semua

saham tanpa terkecuali. Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor yang

memengaruhi harga saham secara serentak dan tidak dapat dihindari oleh

investor dengan cara diversifikasi. Rumus dari risiko sistematis adalah

sebagai berikut.

βi = σim/ σm2…………………………………...……………...……(4)

Keterangan:

βi:        Beta saham

σim:     Kovarian return antara saham I dengan pasar σm2:    Varian return pasar

c. Hubungan tingkat risiko dan return harapan


Hubungan tingkat risiko dan return harapan ditunjukkan dengan grafik

 

sebagai berikut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1. Hubungan Tingkat Risiko dan Return Harapan

Sumber: Tandelilin (2010)

Pada grafik di atas, garis vertikal menunjukkan besarnya tingkat return

harapan dari setiap aset keuangan, sedangkan garis horizontal menunjukkan risiko

yang dihadapi investor. Titik RF menunjukkan tingkat return bebas risiko (risk-

free rate) dalam artian investasi dengan tingkat return harapan senilai RF

memiliki risiko sebesar nol. Risiko terendah dimiliki oleh obligasi pemerintah

dengan tingkat return harapan yang rendah juga. Berbeda dengan kontrak

berjangka seperti futures yang memiliki risiko yang tinggi dengan return harapan

yang tinggi juga. Maka, hubungan tingkat risiko dan return harapan bersifat

searah dan linear dalam artian semakin tinggi risiko yang dihadapi, maka semakin

tinggi juga return harapan investor.

2.1.4Bentuk-Bentuk Investasi

Bentuk investasi sangatlah beraneka ragam yang dapat dijadikan sarana

investasi. Masing-masing bentuk investasi memiliki ciri tersendiri dengan

kandungan risiko dan return harapan yang berbeda-beda pula. Investor dapat

memilih bentuk investasi mana yang sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut Fahmi dan Hadi (2009:7) dalam aktivitasnya investasi pada

umumnya dikenal ada dua bentuk, yaitu.

1. Real investment

Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan aset berwujud,

seperti tanah, mesin-mesin atau pabrik.

2. Financial investment

Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak tertulis, seperti

saham biasa (common stock) dan obligasi (bond).

Perbedaan antara investasi pada real investment dan financial investment

adalah tingkat likuiditas dari kedua investasi tersebut. Investasi pada real

investment relatif lebih sulit untuk dicairkan karena terbentur pada komitmen

jangka panjang antara investor dengan perusahaan. Sementara investasi pada

financial investment lebih mudah dicairkan karena dapat diperjualbelikan tanpa

terikat waktu.

2.1.5Jenis-Jenis Investasi

Alternatif investasi yang tersedia bagi investor sangat beragam jenisnya,

mulai dari yang berisiko rendah sampai dengan yang berisiko tinggi, mulai dari

yang berpendapatan tetap sampai dengan yang berpendapatan bervariasi. Jones

(1998) dalam Gumanti (2011:24) membagi alternatif investasi menjadi dua

golongan besar, yaitu.

1. Investasi langsung (direct investing)

Investor membeli dan menjual bagian dari investasi secara langsung tanpa

harus menggunakan fasilitas perusahaan investasi (investment companies)

atau reksadana (mutual funds).

2. Investasi tidak langsung

Investor membeli dan menjual bagian dari investasinya melalui perusahaan

investasi atau reksadana dalam bentuk portofolio sekuritas.

Gambaran investasi menurut Jogiyanto (2003:7) sebagai beriku.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2. Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung

Sumber: Jogiyanto (2003)

Investor yang melakukan aktivitas investasinya di pasar modal, apakah

melalui jasa perantara (broker atau intermediaries) atau sarana yang lain, memiliki

sejumlah jenis aset atau sekuritas yang dapat dipilih. Pada kelompok investasi

langsung, ada empat jenis besar alternatif investasi menurut Gumanti (2011:24),

yaitu investasi yang tidak dapat diperdagangkan (nonmarketable investing), pasar

uang (money market), pasar modal (capital market), dan pasar derivatif

(derivative market). Sedangkan pada kelompok investasi tidak langsung hanya

ada satu jenis alternatif investasi, yaitu perusahaan investasi (investment

companies).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3. Jenis-Jenis Aset Keuangan

Sumber: Jones (1998:27), dimodifikasi, (dalam Gumanti, 2011: 25)

2.1.6Risiko Investasi

Risiko terbesar dalam investasi hilangnya seluruh nilai investasi yang

ditanamkan. Hal ini terjadi jika perusahaan dimana investor menempatkan

investasi mengalami kebangkrutan, sehingga mereka tidak dapat memenuhi

kewajibannya untuk membayar nilai pokok investasi. Pada umumnya semakin

besar risiko, maka semakin besar pula tingkat return harapan ( Tandelilin

2010 :16).

Risiko investasi diartikan oleh Tandelilin (2010 : 16) sebagai berikut.

“Risiko merupakan kemungkinan realisasi return actual lebih rendah dari return

minimum yang diharapkan.

Menurut Halim (2010 :42) mendefinisikan risiko sebagai berikut. Risiko

merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan

dengan tingkat pengembalian aktual.

Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar (standard deviation) dari

nilai return. Semakin besar standar deviasi, maka semakin besar risikonya

(Jogiyanto 2010:256).

2.2 Pasar Modal

2.2.1Pengertian Pasar Modal

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang kelebihan dana dengan

pihak yang membutuhkan dana dengan cara memprjualbelikan sekuritas yang

umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun seperti saham dan obligasi dimana

tempat terjadinya jual beli sekuritas disebut bursa efek.

Pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara yang munjukkan peran

penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat

menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan

dana. Selain itu pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang

efisien karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana dapat

memilih alternative investasi yang memberikan return paling optimal (Tandelilin: 2010).

Dana yang didapatkan perusahaan dari penjualan sekuritas adalah hasil

perdagangan saham perusahaan (IPO) atau penawaran umum perdana. Biasanya

perusahaan menyerahkan permasalahan yang berhubungan dengan IPO ke banker

investasi yang ahli dalam penjualan sekuritas yang dijual di pasar primer.

Underwriting adalah proses pembelian sekuritas oleh banker investasi yang akan

dijual kembali di pasar publik (Jogiyanto: 2003). Selanjutnya surat berharga yang

sudah beredar diperdagangkan di pasar sekunder (secondary market).

2.2.2Peranan Pasar Modal

Rusdin (2006: 2-3) menjelaskan bahwa ada lima peranan Pasar Modal di

Indonesia, yaitu sebagai berikut.

1. Pasar Modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien.

2. Pasar memudahkan alternatif berinvestasi dengan memberikan keuntungan

dengan sejumlah resiko tertentu.

3. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat

dan berprosfek baik.

4. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara professional dan transparan.

5. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional.

Seperti halnya pasar pada umumnya, pasar modal merupakan tempat

bertemunya penjual dan pembeli efek dengan risiko untung dan rugi. Pada

hakikatnya pasar modal memunyai dua fungsi menurut Tandelilin (2001: 13)

fungsi pasar modal diantarnya adalah.

1. Lembaga perantara yang menunjukan peran penting dalam menunjang

perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang

membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana.

2. Mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya

pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih

alternatif investasi yang memberikan return yang optimal.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pasar modal berfungsi sebagai lembaga yang

mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien melalui pengalihan dana dari

pihak lender ke pihak borrower          yang mampu memicu pertumbuhan

perekonomian suatu negara dengan mengalirkan dana lebih kepada sektor-sektor produktif.

2.2.3Jenis-Jenis Pasar Modal

1. Pasar Perdana

Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya

kepada investor utuk pertama kalinya. Sebelum ditawarkan perusahaan akan

mengeluarkan informasi mengenai perusahaan secara detail prospek

perusahaan dimasa datang yang disebut dengan prospektus. Prospektus

adalah dokumen yang berisi tentang perusahaan penerbit sekuritas dan

informasi lainnya yang berkaitan dengan sekuritas yang ditawarkan.

( Jogiyanto: 2003)

2. Pasar Sekunder

Tempat pedagangan sekuritas yang sudah beredar di pasar perdana.

Perdagangan di pasar sekunder dapat dilakukan di 2 jenis pasar yaitu.

a. Pasar Lelang (auction market)

Merupakan      pasar    sekuritas          yang melibatkan       proses  pelelangan

(penawaran) pada sebuah alokasi fisik yang melalui broker sehingga

tidak dapat secara langsung melakukan transaksi atara penjual dan

pembeli (Tandelilin: 2010).

Disebut pasar lelang karena transaksi dilakukan secara terbuka dan harga

ditentukan oleh penawaran dan permintaan dari harga terendah untuk jual

dan harga tertinggi untuk beli. Anggota dari bursa yang mengamati,

mencatat, dan menstabilkan harga serta volume transaksi dari suatu

saham tertentu disebut specialist (Jogiyanto: 2003).

b. Pasar Negosiasi (negotiated market)

Merupakan pasar yang terdiri dari jaringan berbagai dealer yang

menciptakan pasar tersendiri dengan cara membeli dan menjual ke

investor. Pasar negosiasi juga sering disebut dengan over the counter

market (OTC) atau di Indonesia sering disebut dengan bursa paralel yang

transaksinya terjadi di luar bursa dan terhubung secara elektronik di

antara dealer yang terlibat (Tandelilin: 2010).

Pasar negosiasi merupakan pasar bursa saham dimana harga dari

sekuritas ditentukan dengan cara negosiasi (tawar-menawar) antara

investor dan dealer. OTC market terdiri dari jaringan dealer yang siap

menjual dan membeli sekuritas. Dealer berbeda dengan broker. Broker

menerima         komisi  karena  sebagai            perantara,        sedangkan       dealer

medapatkan laba dari selisih harga jual dan harga beli (Jogiyanto: 2003).

2.2.4Instrumen Pasar Modal

Instrument pasar modal sering disebut dengan sekuritas yaitu surat berharga

atau efek yang merupakan asset finansial yang menyatakan kalim keuangan.

Menurut UU Pasar Modal No.8 Tahun 1995 mendefinisikan efek adalah surat

berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga            komersial, saham,

obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan investasi kolektif, kontrak berjangka

atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

2.2.5Sekuritas di Pasar Finansial

Sekuritas yang diperdagangkan di pasar finansial terdiri dari.

1. Pasar Uang (money marke )

Merupakan pasar untuk sekuritas jangka pendek yang dikeluarkan oleh bank

dan perusahaan umum dan daerah seperti SBI (sekuritas Bank Indonesia),

SBPU (surat berharga pasar uang), commercial paper, promissory notes, call

money, repurchase agreement, banker’s acceptance, surat perbendaharaan

Negara, dan lain-lain.

2. Pasar Modal (capital market)

Merupakan pasar untuk sekuritas jangka panjang baik berbentuk hutang

maupun ekuitas (modal sendiri) . Saham yang diperdagangkan di pasar modal

antara lain saham biasa dan saham preferen, obligasi perusahaan dan obligasi

konversi, oligasi Negara, bukti right, waran, kontrak opsi, kontrak berjangka,

dan reksa dana yang memunyai karakteristik berjatuh tempo lebih dari satu tahun.

2.2.6Sekuritas di Pasar Ekuitas

Sekuritas yang diperdagangkan di pasar ekuitas terdiri dari.

1. Saham biasa (common stock)

Merupakan sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan.

Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada

manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Hak pemegang saham

antara lain.

a. Hak kontrol yaitu hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan

perusahaan, misalnya berhak mengontrol siapa yang akan memimpin

perusahaan (Jogiyanto: 2003).

Menurut Tandelilin (2010), pemegang saham biasa suatu perusahaan

memunyai hak suara proposional pada berbagai keputusan penting

perusahaan antara lain pada persetujuan keputusan dalam Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS).

b. Hak menerima pembagian keuntungan yaitu hak pemegang saham biasa

untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan (Jogiyanto:

2003). Pemegang saham biasa memiliki hak klaim atas penghasilan dan

aktiva perusahaan. Jika perusahaan menghasilkan laba maka sebagian

atau seluruh laba dibagiakan kepada para pemegang saham sebagai

dividen (Tandelilin: 2010). Dalam pembagian dividen terdapat beberapa

macam, yaitu.

1) Dividen Tunai (cash dividend) adalah deviden yang dibagikan pada

pemegang saham dalam bentuk uang tunai.

2) Dividen Saham (stock dividend) adalah deviden yang dibagikan pada

para pemegang saham dalam bentuk saham baru sehingga akan

menambah jumlah saham baru pemegang saham.

3) Saham bonus (bonus share) adalah saham baru yang diberikan pada

pemegang saham dan berasal dari kapitalisasi agio saham dan akan

menambah jumlah saham yang dimiliki, hal ini mirip seperti dividen

saham tapi bedanya dividen saham berasal dari laba perusahaan.

c. Hak preemptive adalah hak untuk mendapatkan presentasi kepemilikan

yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk

tujuan melindungi hak control dari pemegang saham lama dan

melindungi harga saham lama dari penurunan nilai.

2. Saham Preferen (preferred stock)

Merupakan saham yang mempunyai karakteristik gabungan (hybrid) antara

saham biasa dengan obligasi. Saham preferen serupa dengan saham biasa

karena merupakan ekuitas yang menyatakan kepemilikan, membayar deviden,

dan diterbitkan tanpa jatuh tempo, disisi lain juga serupa dengan obligasi

karena merupakan sekuritas yang menghasilkan pendapatan tetap dari dividen

tetapnya (Tandelilin: 2010). Karakteristik saham preferen antara lain.

a. Preferen terhadap dividen adalah hak untuk menerima dividen terlebih

dahulu dibandingakan dengan pemegang saham biasa. Hak dividen

kumulatif yaitu hak kepada pemegang saham preferen untuk menerima

dividen tahun tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum saham

biasa menerima dividennya. Dividend in arrears yaitu dividen dividen

periode yang lalu yang belum dibagikan dan akan dibagikan nanti dalam

bentuk dividen kumulatif.

b. Hak preferen pada waktu likuidasi adalah hak saham preferen untuk

mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan dengan

saham biasa pada saaat terjadi likuidasi. Macam-macam saham preferen

menurut (Jogiyanto: 2003), antara lain.

1) Convertible preferred stock adalah saham yang bisa dikonversikan

ke dalam saham biasa dengan rasio penukaran yang ditentukan.

2) Callable preferred stock adalah memberikan hak kepada perusahaan

yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari

pemegang saham dimasa datang dengan nilai tertentu dengan harga

tebusan biasanya lebih tinggi dari nilai nominalnya.

3) Floating atau Adjustable-rate Preferred Stock (ARP) yaitu saham

yang tidak membayar dividen dengan tetap tapi tingkat dividen yang

dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas t-bill (treasury

bill) (Jogiyanto: 2003).

3. Bukti right

Merupakan sekuritas yang memberikan hak pada pemegang saham lama

untuk membeli saham baru pada harga yang ditetapkan sesuai periode

tertentu. Bukti right juga sering disebut Hak Untuk Memesan Efek Terlebih

Dahulu (HUMETD) yang diterbitkan melalui penawaran umum terbatas

(right issue) yang ditetapkan RUPS dimana saham baru tidak dijual pada

masyarakat tapi hanya pada para pemegang saham saja untuk menjaga

proporsi kepemilikannya (Tandelilin: 2010).

4. Waran

Merupakan hak untuk membeli saham pada waktu dan harga yang sudah

ditentukan sebelumya. Sama seperti bukti right, perusahaan harus telah

mencatatkan sahamnya di bursa efek karena mungkin akan dikonversi oleh

pemegang waran. Tapi berbeda dengan right issue, waran biasaya dijual

bersama dengan sekuritas lain misal obligasi atau saham. Periode

perdagangan waran adalah jangka panjang antara 3-5 tahun (Tandelilin: 2010).

2.2.7Sekuritas di Pasar Obligasi

Obligasi (bond) adalah sertifikat atau surat berharga yang berisi kontrak

antara investor sebagai pemberi dana dengan penerbitnya sebagai pinjaman dana.

Penerbit obligasi wajib membayar bunga pada pemegangnya sesuai jadwal dan

melunasi pinjaman pada saat jatuh tempo. Sekuritas yang diperdagangkan di pasar

obligasi yaitu.

1. Obligasi Negara (government bond)

Merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia

yang diperdagangkan di BEI antara lain obligasi Negara seri fixed right, seri

variable rate, seri zero coupon, obligasi ritel, dan surat perbendaharaan negara.

2. Obligasi perusahaan atau obligasi korporasi (corporate bond)

Merupakan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta ataupun Negara

(BUMN) yang ditawarkan dalam bentuk mata uang rupiah dan dolar Amerika.

Secara umum obligasi mempunyai 3 karakteristik yaitu nilai nominal, kupon,

dan jatuh tempo.

3. Obligasi konversi

Merupakan obligasi yang dapat ditukar dengan saham biasa dengan

mencantumkan persyaratan untuk konversi yang tidak sama antara konversi

satu dengan yang lainnya.

2.2.8Sekuritas di Pasar Derivatif

Sekuritas derivatif adalah aset finansial yang diturunkan dari saham dan

obligasi dan bukan dikeluarkan perusahaan atau pemerintah untuk mendapatkan

dana. Menurut Tandelilin (2010) terdapat 2 jenis sekuritas derivatif yaitu.

1. Kontrak berjangka (futures contract)

Merupakan suatu perjanjian yang dibuat hari ini yang mengharuskan adanya

transaksi di masa datang. Ada        2 jenis kontrak berjangka yaitu konrak

berjangka komoditas (commodity futures) yaitu menggunakan underlying

asset yang merupakan aset riil berupa barang pertanian dan barang sumber

daya alam seperti emas dan perak. Yang ke dua adalah kontrak berjangka

finansial (financial futures) yang menggunakan underlying asset seperti

saham atau indeks saham.

2. Kontrak opsi (option contract)

Merupakan suatu perjanjian yang memberi pemiliknya hak untuk membeli

atau menjual aset tertentu pada harga tertentu dan waktu tertentu. Pemilik call

option memunyai hak tapi bukan kewajiban untuk membeli aset induk atau

aset acuan pada harga tetap waktu tertentu, sedangkan pemilik put option

memunyai hak tapi bukan kewajiban untuk menjual aset induk pada harga

tetap selama waktu tertentu.

2.2.9Reksa Dana (mutual fund)

Merupakan jenis investasi selain saham, obligasi, dll. Reksadana sebagai

wadah yang berisi sekumpulan sekuritas yang dikelola perusahaan investasi dan

dibeli oleh investor. Penerbit reksa dana menghimpun dana dari masyarakat dan

diinvestasikan pada berbagai jenis sekuritas di pasar uang dan pasar modal

(Tandelilin: 2010). Jenis jenis reksadana terdiri dari.

1. Reksa dana pasar uang menginvestasikan dananya khusus pada berbagai jenis

sekuritas di pasar uang.

2. Reksa dana pendapatan tetap menginvestasikan dananya khusus pada

portofolio obligasi.

3. Reksa dana saham menginvestasikan dananya pada portofolio saham.

4. Reksa dana campuran menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas

yang berbeda di pasar uang dan pasar modal.

5. Reksa dana terproteksi memberikan proteksi atas nilai investasi awal investor

melalui mekanisme portofolio.

2.3 Signaling Theory

Nurrohman & Zulaikha (2013) menjelaskan bahwa Signaling Theory

berfokus pada informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan

investasi. Informasi yang memberikan keterangan mengenai keadaan suatu

perusahaan pada masa lalu, masa kini, maupun keadaan pada masa mendatang

merupakan sinyal bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Informasi

tersebut dapat mendeskripsikan cara pandang manajemen perusahaan terhadap

prospek perusahaan di masa depan.

Sedangkan menurut Jogiyanto (2009) informasi dipublikasikan sebagai

suatu pengumuman untuk memberikan signal bagi investor dalam suatu

pengambilan keputusan investasi. Pada waktu informasi diumumkan dan semua

pelaku pasar sudah telah menerima informasi tersebut, pelaku pasar akan terlebih

dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal

baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi

tersebut sebagai signal baik bagi investor maka akan terjadi perubahan dalam

volume perdagangan saham.

2.4 Anomali Pasar Modal

Menurut Jones (1996) dalam Kusumawardhani (2001) anomali pasar adalah

teknik-teknik atau strategi-strategi yang berlawanan atau bertentangan dengan

konsep pasar modal yang efisien dan penyebab kejadian tersebut tidak dapat

dijelaskan dengan mudah. Beberapa anomali yang terdapat di pasar modal antara lain.

1. Price earning (P/E) effect adalah anomali dimana saham dengan P/E rendah

menunjukkan risk adjusted return yang lebih tinggi dibandingkan dengan

saham yang memiliki P/E tinggi.

2. Size effect adalah anomali dimana risk adjusted return dari perusahaan ukuran

 

kecil lebih tinggi dari perusahaan dengan ukuran besar .

3. January effect merupakan anomali pasar yang menyatakan bahwa return

saham saham di bulan Januari cenderung lebih tinggi dibanding bulan-bulan

yang lalu.

4. Neglected firm effect, merupakan suatu kecenderungan bahwa investasi pasar

saham pada perusahaan yang kurang dikenal dapat memberi tingkat

keuntungan abnormal, karena perusahaan kecil cenderung diabaikan oleh

investor besar maka informasi mengenai perusahaan ini cenderung tidak

tersedia. Kurangnya informasi tersebut membuat perusahaan kecil menjadi

lebih berisiko sehingga menimbulkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi.

5. Reversal effect adalah efek pembalikan rata-rata return yang merupakan

sebutan lain untuk anomali winnerloser yaitu kecenderungan saham yang

memiliki kinerja buruk (loser) akan berbalik menjadi saham yang memiliki

kinerja baik (winner) pada periode berikutnya dan begitu juga sebaliknya.

2.5 Abnormal Return

Menurut Jogiyanto (2010), abnormal return merupakan kelebihan dari

imbal hasil yang sesungguhnya terjadi (actual return) terhadap imbal hasil

normal. Imbal hasil normal merupakan imbal hasil ekspektasi (expected return)

atau imbal hasil yang diharapkan oleh investor. Dengan demikian imbal hasil

tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara imbal hasil sesungguhnya

yang terjadi dengan imbal hasil ekspektasi.

Tandelilin        (2010)  menjelaskan     bahwa  harga   saham  seharusnya

mencerminkan informasi risiko dan return yang diharapkan di masa depan dalam

pasar efisien. Return normal menunjukkan return yang sepadan dengan risiko

saham. Jika pasar tida efisien, saham akan menghasilkan return yang lebih besar

daripada return yang normal, sehingga disebut return tak normal (abnormal return).

Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto (2005) mengestimasi return

ekspektasi menggunakan model mean-adjusted model, market model, dan market

adjusted model. Penjelasan dari ketiga model tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Mean-Adjusted Model

Jika pasar bersifat efisien dan return saham bervariasi secara acak di sekitar

nilai sesungguhnya, maka rata-rata return saham yang dihitung dari perioda

sebelumnya dapat digunakan sebagai return harapan. Jika return harian

digunakan, maka dapat dikurangkan rata-rata return harian dari return harian

aktual untuk memeroleh return tak normal. Rumus dari Mean-Adjusted Model

adalah sebagai berikut.

ARi,t = Ri,t - Ṝi…………………………………...……………...….….(5)

Keterangan:

ARi,t: return tak normal saham i pada hari t Ri,t : return aktual saham i pada t hari

i : rata-rata return saham i setelah sekian hari sebelum hari t 2. Market-Adjusted Model

Pergerakan saham sering dihubungkan dengan pergerakan bersama dalam

pasar. Return tak normal dihitung dengan menghilangkan pengaruh pasar

terhadap return harian saham. Rumus dari Market-Adjusted Model adalah

sebagai berikut.

ARi,t = Ri,t RM,t………………………………...……………...….….(6)

Keterangan:

ARi,t: return tak normal saham i pada hari t Ri,t : return aktual saham i pada t hari

RM,t : return pasar pada hari t

 

3. Market Model

Cara ini menggambarkan hubungan antara saham dengan pasar dalam

persamaan regresi linear sederhana antara return saham dengan return pasar.

Rumus dari Market Model adalah sebagai berikut.

Ri = α1 + βiRM + ei…………………………...……………...….….…(7)

Keterangan:

Ri: return saham i

α1 : intersep dalam regresi untuk saham i

βi : koefisien regresi yang menyatakan slope garis regresi RM : return pasar

ei : kekeliruan regresi

2.6 Trading Volume Activity

Volume perdagangan saham merupakan banyaknya lembar saham yang

diperdagangkan dalam satu hari perdagangan. Ditinjau dari fungsinya, maka dapat

dikatakan bahwa TVA merupakan suatu variasi dari event study. Pendekatan

trading volume activity ini dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien

bentuk lemah (weak form efficiency) karena pada pasar yang belum efisien atau

efisien dalam bentuk lemah, perubahan harga belum dengan segera mencerminkan

informasi yang ada sehingga peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar modal

melalui pergerakan volume perdagangan pada pasar modal yang diteliti (Sunur, 2006).

Menurut Ambar dan Bambang (1998), volume perdagangan saham adalah

aktivitas perdagangan saham yang terjadi pada waktu tertentu yang diperoleh

dengan membandingkan atau membagi antara saham yang diperdagangkan

dengan saham yang beredar di bursa efek. Perubahan volume perdagangan saham

di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan

mencerminkan keputusan investasi investor. Aktivitas volume perdagangan ini

digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai pengumuman

tersebut informatif. Sehingga dapat dikatakan informasi tersebut dapat

memengaruhi suatu investasi.

Perhitungan     aktivitas           volume perdagangan    dilakukan        dengan

membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu

periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar perusahaan

tersebut dalam kurun waktu yang sama.

2.7 Penelitian Terdahulu

Rachmawati (2005) dalam hasil penelitiannya menunjukkan tidak terdapat

perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah libur Tahun Baru, tidak terdapat

perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah libur Lebaran, tidak terdapat

perbedaan abnormal return sebelum hari libur Tahun Baru dan sebelum libur

Lebaran, serta tidak terdapat perbedaan abnormal return sesudah hari libur Tahun

Baru dan libur Lebaran. Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada tahun

amatan 1998-2003.

Abu-Rub dan Sharba (2011) memberikan kesimpulan pada penelitian yang

dilakukannya yaitu tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah

hari libur keagamaan, tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah

libur akhir pekan, selain itu terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel hari

libur keagamaan, non keagamaan, dan libur akhir pekan. Penelitian dilakukan di

Palestine Securities Exchange (PSE) dengan rentang waktu pengamatan dari

tahun 2006-2010.

Sukor (2012) menunjukkan hasil dalam penelitiannya bahwa terdapat

perbedaan return saham sebelum hari libur yang signifikan lebih rendah daripada

return saham sesudah hari libur dengan window period 5-hari, 10-hari, dan 20-

hari sebelum dan sesudah hari libur. Penelitian di lakukan di pasar saham

Hongkong, Indonesia, Malaysia, Singapore, dan Taiwan dengan periode

penelitian dari tahun 1991 sampai 2011. Hari libur yang diteliti yaitu libur Tahun

Baru Cina dan Idul Fitri.

2.8 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang digunakan peneliti sebagai landasan pengujian dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ha1: Terdapat perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor

perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru pada tahun 2013.

Ha2: Terdapat perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor

perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru Cina pada tahun 2013.

Ha3: Terdapat perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor

perdagangan eceran sebelum dan sesudah event idul fitri pada tahun 2013.

Ha4: Terdapat perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor

perdagangan eceran sebelum dan sesudah event natal pada tahun 2013.

Ha5: Terdapat perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan

subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru pada tahun 2013.

Ha6: Terdapat perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan

subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru Cina pada

tahun 2013.

Ha7: Terdapat perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan

subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event idul fitri pada tahun 2013.

Ha8: Terdapat perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan

subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event natal pada tahun 2013.

2.9 Rerangka Penelitian

 

 

    Abnormal Return

 

 

 


Holiday Effect

 

O Tahun Baru

 

O Tahun Baru Cina

 

O Idul Fitri


 

 

Trading Volume

Activity


Sebelum dan

Sesudah Event


 

O Natal


3.      METODA PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis tidak lepas dari ilmu tentang

penelitian yang sudah dicoba dan diatur menurut aturan serta urutan secara

menyeluruh dan sistematis.

Adapun pengertian penelitian menurut Wiratha (2006), adalah

penelitian didefinisikan sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan

penyajian data secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan

atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.

Untuk menerapkan suatu teori terhadap suatu permasalahan, diperlukan

metode yang dianggap relevan dan membantu memecahkan permasalahan.

Adapun pengertian dari metode menurut Wiratha (2006), adalah metode

merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang

diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang

dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan permasalahan.

Sedangkan pengertian dari metode penelitian menurut Wiratha

(2006), adalah metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk

memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan.

Berdasakan definisi di atas, dapat diartikan bahwa penelitian kuantitatif

menurut Sugiyono (2007) adalah metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel

pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi         terdiri atas obyek/subyek yang

memunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008). Populasi dalam

statistik tidak terbatas pada sekelompok/kumpulan orang-orang, namun mengacu

pada seluruh ukuran, hitungan, atau kualitas yang menjadi fokus perhatian suatu

kajian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan populasi perusahaan jasa sektor

perdagangan, jasa & investasi sub sektor perdagangan eceran yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 22 perusahaan.

3.2.2Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Sedangkan menurut Arikunto (2008)

penentuan pengambilan sample didasarkan pada.

Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara

10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari.

1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya dana..

3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk peneliti yang

resikonya besar, tentu saja jika samplenya besar hasilnya akan lebih baik .

Penelitian ini menggunakan 95% sampel dari jumlah populasi yaitu 21

perusahaan.

3.2.3Sampling

Sampling adalah teknik pengambilan sample (Sugiyono, 2003). Ada dua

macam teknik pengambilan sampel menurut Sugiyono yaitu.

1. Random Sampling

Adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi

baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama

untuk dipilih sebagai anggota sampel. Cara pengambilan sampel dengan

random ada tiga cara yaitu.

a. Cara undian adalah pengambilan sampel dengan cara memberikan

kesempatan kepada setiap individu untuk menjadi anggota sampel.

b. Cara ordinal adalah cara pengambilan sampel dengan cara kelipatan dari

sampel sebelumnya, misalkan kelipatan dua, kelipatan tiga, dan seterusnya.

c. Cara randomisasi adalah pengambilan sampling melalui tabel bilangan random.

2. Non Random Sampel

Adalah cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota sampel diberi

kesempatan untuk dipilih sebagai anggota sampel. Cara pengambilan sampel

dengan non random sanpel ada tujuh cara yaitu.

a. Proportional sampling adalah pengambilan sampel yang memperhatikan

pertimbangan unsur-unsur atau kategori dalam populasi penelitian.

b. Stratified sampling adalah cara pengambilan sampel dari populasi yang

terdiri dari strata yang mempunyai susunan bertingkat.

c. Proporsive sampling          adalah  cara      pengambilan    sampel dengan

menetapkan ciri yang sesuai dengan tujuan.

d. Quota sampling adalah ruang dan tempat belajar baik yang tersedia

dirumah maupun dikampus.

e. Double sampling atau sampling kembar sering digunakan dalam research

dan penelitian yang menggunakan angket lewat usaha menampung

mereka dan mengembalikan dalam angket.

f. Area probability sampling adalah cara pengambilan sampel yang

menunjukkan cara tertentu atau bagian sampel yang memiliki ciri-ciri populasi.

g. Cluster sampling adalah cara pengambilan sampel yang berdasarkan

pada cluster-cluster tertentu.

h. Combinet adalah gabungan antara beberapa sampling dalam teknik

random sampling dan teknik non random sampling di atas sehingga

menyiapkan tampilan komunikasi.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan cara purposive sampling. Purposive sampling adalah cara

pengambilan sampel dengan menetapkan ciri yang sesuai dengan tujuan.

Beberapa pertimbangan sebagai sampel yang ditentukan oleh peneliti di dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Perusahaan sub sektor perdagangan eceran yang terdaftar di BEI pada tahun 2013.

2. Laporan keuangan dilaporkan dengan denominasi mata uang Rupiah

3.2.4Gambaran Obyek Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

perdagangan eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013

sebanyak 22 perusahaan. Dari total keseluruhan 22 perusahaan sub sektor

perdagangan eceran, yang telah IPO sebelum Desember 2012 terdapat 1

perusahaan yang baru melakukan IPO pada tanggal 3 Juli 2013. Sehingga dalam

menentukan sampel dari populasi maka 1 perusahaan tersebut harus dikeluarkan

karena perusahaan tersebut baru melakukan IPO setelah Desember 2012..

Berikut ini merupakan daftar 21 perusahaan sub sektor perdagangan

eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013.

Table 1. Daftar Sampel Perusahaan

 

No

Kode Saham

Nama Perusahaan

1

ACES

Ace Hardware Indonesia Tbk

2

AMRT

Sumber Alfaria Trijaya Tbk

3

CENT

Centrin Online Tbk

4

CSAP

Catur Sentosa Adiprana Tbk

5

ERAA

Erajaya Swasembada Tbk

6

GLOB

Global Teleshop Tbk

7

GOLD

Golden Retailindo Tbk

8

HERO

Hero Supermarket Tbk

9

KOIN

Kokoh Inti Arebama Tbk

10

LPPF

Matahari Department Store Tbk

11

MAPI

Mitra Adiperkasa Tbk

12

MIDI

Midi Utama Indonesia Tbk

13

MPPA

Matahari Putra Prima Tbk

14

RALS

Ramayana Lestari Sentosa Tbk

15

RANC

Supra Boga Lestari Tbk

16

RIMO

Rimo Catur Lestari Tbk

17

SKYB

Skybee Tbk

18

SONA

Sona Topas Tourism Industry Tbk

19

TELE

Tiphone Mobile Indonesia Tbk

20

TKGA

Permata Prima Sakti Tbk

21

TRIO

Trikomsel Oke Tbk

Sumber: Data Diolah

 

 

3.3 Data Penelitian

3.3.1Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan oleh peneliti ialah data

sekunder. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh

perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk

kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview dan observasi.

Peneliti memperoleh data yang digunakan dalam pebelitian bersumber dari

www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data metoda

dokumentasi, atau sering disebut juga metoda arsip yang memuat tentang kejadian

di masa lalu (Indrianto & Supomo, 2002). Peneliti mengumpulkan data melalui

peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan buku mengenai pendapat

maupun dalil yang berhubungan dengan masalah penelitian (Nawawi, 2005).

3.4 Variabel dan Pengukuran Variabel

Variabel merupakan objek penelitian yang memiliki variasi atau perbedaan

dari satu hal ke hal yang lainnya. Variabel perlu dipelajari karena berfungsi untuk

memudahkan kita dalam memahami permasalahan yang ingin dikaji atau diteliti.

Seolah-olah variabel ini bisa memberikan jawaban kepada anda atau paling tidak

bisa memebrikan prediksi. Variabel yang digunakan dalam peneletian adalah

Tahun Baru, Tahun Baru Cina, Idul Fitri, Natal, Return Realisasi, Abnormal

Return, dan Trading Volume Activity.

3.5 Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data event study. Menurut

Tandelilin (2010), event study merupakan penelitian yang mengamati dampak dari

pengumuman informasi terhadap harga saham sekuritas. Penelitian event study

umumnya berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk ke pasar

dapat tercermin pada harga saham. Pada penelitian ini menggunakan hari libur

umum tahun baru, tahun baru cina, idul fitri dan natal tahun 2013 sebagai

informasi yang digunakan sebagai event studynya. Pengujian         yang    dilakukan

peneliti menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS)

21.0. Suliyanto (2005) menyatakan bahwa uji normalitas dilakukan dengan alat uji

Kolmogorov Smirnov dengan dasar pengambilan keputusan uji Kolmogorov

Smirnov adalah jika nilai signifikansi lebih kecil daripada 5%, maka data

terdistribusi tidak normal, tetapi jika signikansi lebih besar daripada 5%, maka

data terdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah data abnormal return dan Trading Volume Activity

terdistribusi normal atau tidak.

Apabila data abnormal return terdistribusi normal, maka peneliti

menggunakan alat uji One Sample t-Test. Namun, bila data tidak terdistribusi

normal, maka peneliti menggunakan alat uji Wilcoxon Signed Ranks Test.

Berbeda dengan Trading Volume Activity bila data terdistribusi normal, maka

peneliti menggunakan alat uji Paired Sample t-Test. Namun, bila data tidak

terdistribusi normal, maka peneliti menggunakan alat uji Wilcoxon Signed Ranks Test.

3.6 Uji Hipotesis

Hipotesis peneliti di dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

H01: Tidak ada perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor

perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru pada tahun 2013.


Ha1: Terdapat perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor

perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru pada tahun 2013.

H02: Tidak ada perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor

perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru Cina pada tahun 2013.

Ha2: Terdapat perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor

perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru Cina pada tahun 2013.

H03: Tidak ada perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor

perdagangan eceran sebelum dan sesudah event idul fitri pada tahun 2013.

Ha3: Terdapat perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor

perdagangan eceran sebelum dan sesudah event idul fitri pada tahun 2013.

H04: Tidak ada perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor

perdagangan eceran sebelum dan sesudah event natal pada tahun 2013.

Ha4: Terdapat perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor

perdagangan eceran sebelum dan sesudah event natal pada tahun 2013.

H05: Tidak ada perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan

subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru pada tahun 2013.

Ha5: Terdapat perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan

subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru pada tahun 2013.

H06: Tidak ada perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan

subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru Cina pada tahun 2013.

Ha6: Terdapat perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan

subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event tahun baru Cina pada

tahun 2013.

H07: Tidak ada perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan

subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event idul fitri pada tahun 2013.

Ha7: Terdapat perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan

subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event idul fitri pada tahun 2013.

H08: Tidak ada perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan

subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event natal pada tahun 2013.

Ha8: Terdapat perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan

subsektor perdagangan eceran sebelum dan sesudah event natal pada tahun 2013.

3.7 Tahapan-Tahapan Penelitian

Dalam penelitian in terdapat beberapa langkah yang dilakukan untuk

mengolah data yaitu sebagai berikut.

1. Mengolah data berupa abnormal return dan Trading Volume Activity yang

menjadi sampel penelitian dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.

2. Mengelompokkan data harga dan return harian saham tersebut berdasarkan

lima hari sebelum event tahun baru, tahun baru Cina, idul fitri dan natal (t-4)

dan lima hari setelah event tahun baru, tahun baru Cina, idul fitri dan natal (t+4)

dan melakukan perhitungan abnormal return dengan menggunakan Microsoft

Excel 2010.

3. Mengelompokkan data jumlah saham yang diperdagangkan dan jumlah saham

yang beredar berdasarkan lima hari sebelum event tahun baru, tahun baru Cina,

idul fitri dan natal (t-4) dan lima hari setelah event tahun baru, tahun baru Cina,

idul fitri dan natal (t+4) dan melakukan perhitungan Trading Volume Activity

(TVA) dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.

4. Melakukan perhitungan rata-rata TVA berdasarkan lima hari sebelum event

tahun baru, tahun baru Cina, idul fitri dan natal (t-4) dan lima hari setelah event

tahun baru, tahun baru Cina, idul fitri dan natal (t+4) dengan menggunakan

Microsoft Excel 2010.

5. Menguji normalitas data abnormal return dan rata-rata TVA pada program

SPSS 21.0.

6. Menguji hipotesis 1-4 dengan uji One Sample t-Test dan apabila tidak normal

menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test pada program SPSS 21.0.

7. Melakukan            uji        volatilitas         pada    rata-rata           abnormal         return  dengan

menggunakan Microsoft Excel 2010.

8. Menguji hipotesis 5-8 dengan uji Paired Sample t-Test atau Wilcoxon Signed

Ranks Test pada program SPSS 21.0.

9. Melakukan uji volatilitas pada rata-rata Trading Volume Activity dengan

menggunakan Microsoft Excel 2010.

 

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Gitman, J. Lawrence. 2006. Principle Of Managerial Finance, 10th edition, Addison

Hariyanto dan Toto S., 2003, Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham, Jurnal ekonomi dan Bisnis, 141-152.

Husnan, S. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Jones, C.P. 1996. Investment Analysis and Managemen. Fifth Edition. Canada: John Willey & Sons Inc.

Jogiyanto, H. M. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.

Munawarah. 2009. Analisis Pebandingan Abnormal Return dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Suspend BEI (Studi Kasus pada Saham LQ-45 di BEI periode 6-15 Oktober 2008). Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang.

Ritonga, Rahman. 1997. Statistika untuk Penelitian Psikologi dan Penelitian. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.

Tandelilin, E. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE.

Wesley Longman Inc. Gitman, Lawrance J. dan Michael D. Joehnk, 2005, Fundamental Of Investing, 9th edition, Pearson.

Tidak ada komentar: