Jumat, 06 Januari 2023

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP EARNING PER SHARE PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BEI SUB SEKTOR HOTEL, PARIWISATA DAN RESTORAN PERIODE 2007-2013

JESSICA NOVIA KRISTANTI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

PERKULIAHAN METODOLOGI PENELITIAN DAN EKONOMETRIK

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNGKABUPATEN MALANG 2014

 

ABSTRAK

Banyak       faktor  yang          memengaruhi        seorang       investor      dalam  menanamkan modalnya di perusahaan. Perusahaan yang kian berkembang dan menjamur salah satunya adalah perusahaan di sub sektor hotel, pariwisata dan restoran. Semakin terbukanya peluang dalam menamkan modal maka investor akan semakin selektif. Rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis yang digunakan. Ada beberapa rasio yang fundamental yang perlu diperhatikan dalam menganalisis laporan keuangan yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset. Analisis untuk melihat seberapa pendapatan yang diperoleh investor dalam setiap lemabr sahamnya dihitung dengan rasio Earning Per Share. Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset diuji pengaruhnya terhadap Earning Per Share menggunakan uji statistic memanfaatkan fasilitas SPSS versi 21

Kata-kata kunci: Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover Return On Asset, Earning Per Share, statistik.

 

1.     PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Semakin           berkembangnya           jaman, sudah   pasti     perekonomianpun berkembang. Berkembangnya perekonomian juga diikuti oleh perkembangan bisnis. Perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Terbaik disini bukan hanya dilihat dari segi laba tetapi juga dari segi nilai perusahaan.

Tujuannya tentu saja untuk menarik banyak investor yang masuk ke perusahaan tersebut. Nilai perusahaan tidak dapat hanya dilihat di laporan keuangan biasa. Perlu ada perbanding antar akun-akunnya dan di analisa tiap tahun untuk mengetahui bagaimana perkembangan keuangan suatu perusahaan tersebut. Departemen            Perindustrian   dan Perdagangan         mengeluarkan  target pertumbuhan sektor industri rata-rata 8 persen per tahun untuk periode 20052009. Selain itu, ditetapkan empat kelompok industri prioritas, yaitu industri berbasis pertanian atau agro (pengolahan kelapa sawit, pengalengan ikan, karet, kayu, cokelat, dan lain-lain), industri alat-alat transportasi (kendaraan bermotor, perkapalan,       dan      kedirgantaraan),           industri            telematika (informasi   dan  telekomunikasi) dan manufaktur (tekstil, alas kaki, keramik, elektronik, konsumsi kertas, dan ban). Namun, faktor utama yang menentukan kapasitas produksi suatu

industri adalah modal investasi awal, perkembangan industri, ketersediaan SDM,

teknologi sumber daya alam, dan sektor-sektor pendukung (Ulupui:2002).

Sektor pendukung yang penitng bagi perusahaan adalah mendapatkan dana. Dana perusahaan dapat diperoleh dari menjual saham di bursa efek. Bursa efek

merupakan tempat bertemunya investor dan perusahaan. Dimana jual beli saham terjadi. Sebanyak 113 perusahaan yang terdaftar pada Sektor Perdagangan Jasa dan Investasi, 21 diantaranya adalah perusahaan yang termasuk dalam sub sektor hotel, pariwisata dan restoran.

Penulis memilih perusahaan dari subsektor ini adalah karena Penulis melihat sangat besar peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya pada jasa perhotelan, pariwisata dan restoran yang tengah marah di Indonesia. Dalam setiap kegiatannya, masyarakat tidak mungkin tidak menyempatkan diri sejenak untuk berisitirahat dan menikmati hidangan. Terutama di bagian-bagian tertentu di Indonesia seperti di Bali, Jakarta, Lombok, dan kota-kota lainnya. Sektor ini sedang menjamur di Indonesia. Peluang bagi para investor menanamkan modalnya pun sangat besar. Tetapi apa yang menjadi pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya? Akankah rasio-rasio fundamental dapat menjadi acuan mereka dalam mengira-ira berapa keuntungan yang didapat saat membeli saham perusahaan?

Oleh karena itu Penulis melakukan analisis mengenai PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER DAN RETURN ON ASSET TERHADAP EARNING PER SHARE pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sub sektor hotel, pariwisata dan restoran periode 2007-2013.

1.2       Rumusan Masalah

Dari penjelasan mengenai latar belakang penelitian ini maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset mempengaruhi Earning Per Share?

2. Seberapa besar tingkat pengaruh/ non pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset terhadap Earning Per Share?

3. Bagaimana Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset dapat berpengaruh/tidak berpengaruh terhadap Earning Per Share?

1.3       Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bahwa Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset mempengaruhi/ tidak memengaruhi Earning Per Share.

2. Mengetahui besar tingkat pengaruh/tidak berpengaruhnya Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset terhadap Earning Per Share.

3. Mengetahui bagaimana Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset dapat berpengaruh/tidak berpengaruh terhadap Earning Per Share.

1.4       Manfaat Penelitian

Dengan Penelitian yang berjudul Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset terhadap Earning Per Share pada Perusahaan yang Listing di BEI Sub Sektor Hotel, Pariwisata dan Restoran Periode 2007-2013 Penulis berharap dapat memberikan informasi yang tepat mengenai pengaruh rasio-rasio fundamental bagi Earning Per Share perusahaan.

Bagi dosen pengampu Penulis berharap makalah ini dapat dijasikan bahan ajar untuk mata kuliah Metodologi Penelitian dan Ekonometrik. Bagi Universitas Ma Chung Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawansan, ilmu pengetahuan, literature tambahan dan bahan pustaka bagi Universitas Ma Chung

Bagi Penulis sendiri, Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan media untuk mengembangkan kemampuan menganalisis dan berfikir terutama di bidang pembuatan makalah (skripsi dan jurnal) dan ekonomterik.

 

2.      LANDASAN TEORI

2.1       Pasar Modal

2.1.1 Pengertian Pasar Modal

Menurut Ahmad (1996) dalam Primandoko (2005) pasar modal adalah

pasar abstrak sekaligus pasar konkret dengan barang diperjualbelikan adalah dana

yang bersifat abstrak, dan bentuk konkretnya adalah lembar surat-surat berharga di

bursa efek.

Pasar Modal dipahami sebagai pasar tempat perdagangan instrument utang

jangka panjang (yakni yang jatuh tempo lebih dari satu tahun) (Cahyono, 2010:19).

Undang-Undang Pasar Modal dalam Cahyono (2010) mendefenisikan pasar modal sebagai

kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga

dan profesi yang berkaitan dengan efek. Selanjutnya, UUPM mendefenisikan efek

sebagai surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,

obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak

berjangka efek, dan setiap derivatif dari efek.

2.1.2 Instrumen Pasar Modal

Dalam melakukan transaksi di pasar biasanya ada barang atau jasa yang

diperjualbelikan. Begitu pula dalam pasar modal, barang yang diperjualbelikan

kita kenal dengan istilah instrument pasar modal (Kasmir, 2008: 208). Jenis

instumen pasar adalah sebagai berikut:

a.         Saham: Merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Artinya si

pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang

dimiliknya, maka semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut.

Keuntungan yang diperoleh dari saham dikenal dengan nama deviden.

Pembagian deviden ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

b.         Obligasi: Surat berharga obligasi merupakan instrument utang bagi

perusahaan yang hendak memperoleh modal. Keuntungan dari membeli

obligasi diwujudkan dalam bentuk kupon. Berbeda dengan saham, maka

obligasi tidak memunyai hak terhadap manajemen dan kekayaan perusahaan

2.2       Laporan Keuangan

Setelah melakukan transaksi dan pencatatannya, perusahaan akan membuat

sebuah laporan untuk pertanggungjawaban dan untuk menggambarkan kondisi

keuangan perusahaan yang sebenarnya dalam suatu perioda.

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu

perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu, adapun jenis laporan

keuangan yang lazim dikenal adalah neraca atau laporan laba rugi atau hasil usaha,

laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan (anonymousa;2010).

2.2.1 Macam-macam Laporan Keuangan

Berdasarkan buku Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia (2008:22-27),

laporan keuangan dibagi menjadi 5 jenis antara lain:

1. Laporan laba rugi: laporan yang menyajikan pendapatan dan beban untuk

suatu perioda waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan yang

disebut juga konsep pemadaan. Laporan laba rugi juga menyajikan

selisih lebih pendapatan terhadap beban yang terjadi.

2. Laporan ekuitas pemilik: laporan yang menyajikan perubahan dalam

ekuitas pemilik untuk suatu waktu tertentu. Laporan ini dibuat setelah

laporan laba rugi karena laba bersih atau rugi bersih perioda harus

dilaporkan dalam laporan ini.

3. Neraca: laporan yang menyajikan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas

perusahaan dalam satu perioda. Hasil dari laporan ekuitas pemilik

dilaporkan dalam neraca.

4. Laporan arus kas: laporan arus kas terdiri dari 3 bagian:

a. Arus kas dari aktivitas operasi: melaporakan penerimaan dan

pembayaran kas dari aktivitas operasi misalnya penerimaan dari pelanggan.

b. Arus kas dari aktivitas investasi: melaporkan transaksi kas untuk

pembeliaan dan penjualan dari aset yang sifatnya permanen mencakup

tanah, gedung, fasilitas pabrik dan perabotan kantor.

c. Arus kas dari aktivitas pendanaan: melaporkan transaksi kas yang

berhubungan dengan investasi kas oleh pemilik, peminjaman, dan

penarikan kas oleh pemilik.

5. Catatan atas laporan keuangan: memuat informasi lain yang tidak tertera

di dalam empat laporan di atas. Catatan atas laporan keuangan biasanya

memuat penjelasan mengenai perubahan aset tiap tahun, kebijakan

perusahaan dalam pembagian dividend dan lain-lain.

2.3       Analisis Laporan Keuangan

Hanya berdasarkan dari laporan keuangan tidaklah cukup untuk melihat

apakah perusahaan memiliki masalah selama perusahan beroperasi, atau apakah

perusahaan sudah baik dalam pengelolaan aktiva lancar dan persediaannya. Hal-

hal tersebut tidak terlihat di laporan keuangan. Oleh karena itu perlu adanya

sebuah alat lagi untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan yang tidak

terdapat di dalam laporan keuangan, yaitu analisis laporan keuangan. Dengan

adanya analisis laporan keuangan dapat memaksimalkan informasi yang masih

sedikit terdapat di laporan keuangan menjadi lebih akurat dan jelas.

Terdapat lima alat penting analisis menurut buku Analisis Laporan

Keuangan oleh Subramanyam (....) yaitu:

1. Analisis laporan keuangan komparatif.

2. Analisis laporan keuangan common-size

3. Analisis rasio

4. Analisis arus kas

5. Penilaian

2.3.1 Analisis Laporan Keuangan Komparatif

Dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba rugi, atau laporan

arus kas yang berurutan dari satu period eke perioda berikutnya. Analisis ini

meliputi penelaahan perubahan saldo tiap- tiap akun dari tahun ke tahun atau

selama beberapa tahun. Informasi terpenting yang didapat dari analisis laporan

keuangan komparatif adalah kecenderungan atau tren. Dua teknik komparatif

yang popular adalah:

1. Analisis perubahan tahun ke tahun merupakan perbandingan laporan

keuangan selama perioda yang relatif pendek-dua atau tiga tahun-

biasanya dilakukan dengan analisis perubahan tahun ke tahun dalam

tiap-tiap pos. Analisis ini memiliki keunggulan penyajian perubahan

dalam angka absolute maupun persentase.

2. Analisis tren angka indeks, merupakan alat analisis yang memerlukan

pemilihan tahun dasar untuk seluruh pos yang biasanya diberi angka

indeks 100. Untuk analisis tren angka indeks, kita perlu menganalisis

setiap pos dalam laporan keuangan.

2.3.2 Analisis Rasio

Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat

dari analisis laporan keuangan sedangkan dari sudut pandang manajemen,

analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu

mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan maupun yang lebih penting

lagi sebagai titik awal untuk melakukan perencanaa langkah-langkah yang

akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang. (Brigham&

Houston; 2009:94)

Dari kutipan Brigham & Houston (2009) jelas dikatakan dibutuhkan analisis rasio dalam

mengetahui kondisi keuangan sesungguhnya dalam suatu perusahaan. Analisis

rasio dirancang untuk membantu perushaan mengevaluasi suatu laporan keuangan

perusahaan. Sebuah perusahaan yang memiliki banyak utang belum tentu artinya

kinerjanya baik dan perusahaan yang memiliki banyak aktiva belum tentu kinerja

buruk. Hal-hal ini yang dihitung melalui analisis rasio.

2.3.2.1 Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukan hubungan antara kas dan

aktiva kancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya

(Brigham & Houston; 2009:95). Likuiditas diartikan sebagai kemampuan untuk

menjual aset guna mendapatkan kas pada waktu singkat (Brealey Myers Marcus;

2007:77).

Rasio likuididtas yang digunakan dalam penelitianadalah rasio lancar

(current ratio): dihitung dengan cara membagi aset lancar dengan kewajiban

lancar suatu perusahaan. Rasio ini memiliki tujuan yang sama dengan rasio modal kerja.

2.3.2.2 Rasio Solvabilitas

Karena utang meningkatkan pemngembalian bagi pemegang saham dalam

masa-masa baik dan menguranginya dalam masa-masa buruk, utang tersebut

dikatakan menciptakan leverage keuangan. Rasio leverage mengukur seberapa

besar leverage keuangan yang ditanggung perusahaan (Brealey Myers Marcus;

2007:75).

Rasio yang digunakan dalam peneltiian ini adalah rasio total utang terhadap

ekuitas untuk mengukur seberapa beasr perusahaan dibelanjai pleh pihak kreditor.

Semakin besar rasio ini berarti semakin besar dana yang di ambil dari luar.

2.3.2.3 Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas mengukur kecepatan dan keefektivitasan perusahaan dalam

mengelola aset. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Asset

Turniver. Rasio ini menunjukan efektivitas penggunaan seluruh assets perusahaan

dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan beberapa rupiah

penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam

bentuk harta perusahaan. Jika perputaranya lambat, ini menunjukan bahwa aktiva

yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual

(anonymousc;2010).

2.3.2.4 Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas untuk mengetahui sampai seberapa jauh aktiva perusahaan

dimodali oleh modal pinjaman. Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang

perusahaan terhadap modal maupun assets, atau dengan kata lain kemampuan suatu

perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya, baik utang jangka panjang

(anonymousb;2010).

Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset. Rasio ini

mengukur kinerja perusahaan dengan rasio laba bersih terhadap total aset (Brealey

Myers Marcus; 2013:80).

2.3.2.5 Rasio Pasar

Rasio nilai pasar akan menghubungkan harga saham perusahaan pada laba,

arus kas, dan nilai buku per lembar sahamnya. Rasio ini dapat memberikan

indikasi kepada manajemen mengenai apa yang dipikirkan oleh para investor

tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan di masa mendatang. Rasio yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Earning Per Share. Eaarning Per Share

menjelaskan berapa keungutngan yang didapat dalam satu lembar saham.

2.4       Penelitian Terdahulu

Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan refrensi dan

perbandingan dalam penelitian antara lain sebagai berikut:

Penelitian dilakukan oleh Aziz (....) yang berjudul Pengaruh Return On

Asset, Debt to Equity Ratio, Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Inflasi terhadap

return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2010.

Variabel dependen yang digunakan adalah return saham sedangkan variabel

independennya adalah Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Tingkat

Suku Bunga dan Tingkat Inflasi. Metode yang digunakan adalah regresi linier

berganda. Hasilnya adalah ada pengaruh dari faktor internal (ROA dan DER) dan

faktor eksternal (Tingkat suku bunga dan Tingkat Inflasi) terhadap return saham

sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh grafik dari

masing-masing variabel yang keseluruhannya mengalami fluktuasi yang juga

terjadi pada return saham sektor perbankan pada tahun 2003-2010. A

Analisis regresi berganda, menunjukkan secara parsial faktor internal (ROA

memiliki pengaruh yang positif signifikan dan DER memiliki pengaruh yang negatif

tapi tidak signifikan) dan eksternal (tingkat suku bunga dan tingkat inflasi sama-sama

memiliki pengaruh yang negatif signifikan). Dan secara bersamaan (simultan) semua

variabel (internal dan eksternal) memiliki pengaruh yang signifikan.

Adapun penelitan oleh Ulupui (....) yang berjudul Analisis Pengaruh

Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham

(Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang

Konsumsi di BEJ). Variabel independen yang digunakan adalah Current Ratio

mewakili Rasio Likuiditas, Debt to Equity Ratio mewakili Rasio Leverage, Total

Asset Turnover mewakili Rasio Aktivitas, dan Return On Asset mewakili Rasio

Profitabilitas. Sedangkan variabel dependennya adalah Return Saham. Hasil uji

hipotesis menjelaskan bahwa dalam penelitian ini variabel independen secara

versama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham satu tahun ke depan.

Secara keseluruhan hasil penelitian ini, variabel independennya berpengaruh

terhadap variabel dependennya meskipun ada yang tidak signifikan.

Penelitian lainny adalah penelitian yang dilakukan oleh Hamzah (....) dengan

judul Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas. Solvabilitas dan

Investment Opportunity Set dalam tahapan siklus kehidupan perusahaan

manufaktir yang terdaftar di BEJ tahun 2001-2005. Variabel independennya

adalah Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas. Solvabilitas dan Investment

Opportunity Set. Sedangkan variabel dependennya adalah siklus kehidupan

perusahaan manufaktur.

Hasilnya adalah dari pengujian dengan regresi berganda antara variabel-

variabel independen berupa rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan

solvabilitas terhadap variabel dependen berupa investment opportunity set (IOS)

berpengaruh secara signifikan pada tahap pendirian (start-up) dan ekspansi awal

(initial expansion), sedangkan pada tahap ekspansi akhir (final expansion),

kedewasaan (mature), dan decline tidak berpengaruh secara signifikan.

2.5       Hipotesis

Dengan mengacu pada rumusan masalah, landasan teori dan beberapa

peneltian terdahulu maka hipotesis yang diajukan adalah:

1. Hipotesis Null: Diduga ada pengaruh Current Ratio, Debt to Equity

Ratio, Total Asset Turnover, dan Return On Asset terhadap Earning Per

Share pada perusahaan yang litsitng di BEI sub sektor hotel, pariwisata

dan restoran.

2. Hipotesis Alternatif: Diduga tidak ada pengaruh Current Ratio, Debt to

Equity Ratio, Total Asset Turnover, dan Return On Asset terhadap

Earning Per Share pada perusahaan yang litsitng di BEI sub sektor hotel,

pariwisata        dan      restoran.

 

3.      METODOLOGI PENELITIAN

3.1       Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Cresswell (2003),

penelitian kuantitatif adalah metoda-metoda untuk menguji teori-teori terntentu

dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel yang diukur menggunakan

instrument-instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri dari angka dapat

dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik.

3.2       Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan adalah variabel terikat (dependen) dan variabel

bebas (independen). Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan Current Ratio,

Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset sebagai variabel

independen dan Earning Per Share sebagai variabel dependen.

3.2.1 Current Ratio

Current Ratio dihitung dengan cara membagi aset lancar dengan kewajiban

lancar suatu perusahaan. Tujuannya adalah untuk melihat potensi cadangan aset

lancar perusahaan secara keseluruhan dalam menutupi kewajiban lancarnya

(Brealey Myers Marcus:2007). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

Current Ratio =          ……………………...........(1)

3.2.2 Debt to Equity Ratio

Rasio ini untuk mengukur seberapa beasr perusahaan dibelanjai pleh pihak

kreditor. Semakin besar rasio ini berarti semakin besar dana yang di ambil dari

luar (Brealey Myers Marcus:2007) Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

 

Debt to Equity Ratio = ……………….(2)

3.2.3 Total Asset Turnover

Rasio ini menunjukan efektivitas penggunaan seluruh assets perusahaan

dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan beberapa rupiah

penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan

dalam bentuk harta perusahaan. Jika perputaranya lambat, ini menunjukan bahwa

aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk

menjual (anonymousc;2010). Total Asset Turnover dapat dihitung menggunakan

rumus berikut :

Total Asset Turnover Ratio =   ……………(3)

3.2.4    Return On Asset

Rasio ini mengukur kinerja perusahaan dengan rasio laba bersih terhadap

total aset (Brealey Myers Marcus,2013:80). Dapat dihitung dengan rumus:

 

ROA =  ………........................................................(4)

3.2.5    Earning Per Share

Rasio   ini        menunjukan     bagian  laba     pada    tiap      lembar sahamnya

(Dwiatma:2011). Dapat dihitung dengan rumus:

EPS =   ……….............................................(5)

 

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

No

 

Variabel

 

Definisi

 

Cara Perhitungan

 

Skala

Variabel Dependen

 

 

1

 

Earning Per Share (EPS)

menunjukan bagian laba pada tiap lembar sahamnya

 

 

EPS =

 

 

Rasio

Variabel Independen

 

 

 

 

2

 

 

 

 

Current Ratio

melihat potensi cadangan aset lancar perusahaan secara keseluruhan dalam menutupi kewajiban lancarnya

 

 

 

 

Current Ratio =

 

 

 

 

Rasio

 

 

3

 

Debt to Equity Ratio (DER)

mengukur seberapa besar perusahaan dibelanjai pleh pihak kreditor

 

 

DER =

 

 

Rasio

 

 

 

 

4

 

 

 

 

Total Asset Turnover

menunjukan efektivitas penggunaan seluruh assets perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan

 

 

 

 

TAT =

 

 

 

 

Rasio

 

 

5

 

Return On Asset (ROA)

mengukur kinerja perusahaan dengan rasio laba bersih terhadap total aset

 

 

ROA =

 

 

Rasio

Sumber: dikembangkan untuk penelitian

 

Tabel 3.2 Variabel, Dimensi, Indikator dan Skala Pengukuran

 

Variabel

Dimensi

Indikator

Skala Pengukuran

Rasio Keuangan (Y)

Laporan Keuangan

Earning Per Share

Rasio

Likuiditas (X1)

Laporan Keuangan

Current Ratio

Rasio

Solvabilitas (X2)

Laporan Keuangan

DER

Rasio

Aktivitas (X3)

Laporan Keuangan

TAT

Rasio

Profitabilitas (X4)

Laporan Keuangan

ROA

Rasio

3.3       Penentuan Sampel dan Populasi

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan sekumpulan data yang mengidentifikasi sebuah

fenomena. Populasi merupakan keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau

beberapa karakteristik yang sama. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan

adalah perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Sub Sektor Hotel,

Pariwisata dan Restoran.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel dapat diidentifikasikan sebagai sekumpulan data yang diambil atau

diseleksi dari suatu populasi.

Metode dalam pengumpulan sample pada penelitian ini adalah dengan

metode purposive sampling. Metode ini menciptakan kriteria-kriteria tertentu

yang digunakan sebagai metode pengumpulan sample. Kriteria tersebut adalah:

1. Perusahaan harus telah melakukan IPO mulai tahun 2000 hingga 2007.

2. Perusahaan harus menerbitkan laporan keuangan yang mencantumkan

akun-akun yang membantu menghitung rasio untuk variabel.

3. Memiliki laporan keuangan dari tahun 2007 hingga 2013

4. Tahun buku pelaporan keuangan adalah 31 Desember.

Berdasarkan kualifikasi di atas maka perusahaan yang dapat dijadikan

sampel dalam penelitian ini berjumlah 5 (dari 21 perusahaan dikurangi perusahaan

yang melakukan IPO di bwah tahun 2000 dan diatas 2007), seperti yang

ditampilkan dalam Tabel 3.3.

 

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

 

No.

Nama Perusahaan

Kode

1

Island Concepts Indonesia Tbk.

ICON

2

Indonesian Paradise Property Tbk.

INPP

3

Panorama Sentrawisata Tbk.

PANR

4

Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk.

PGLI

5

Pembangunan Jaya Ancol Tbk.

PJAA

 

3.4       Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berjenis data. Data sekunder dapat

diartikan sebagai data peneliti yang diperoleh secara tidak langsung oleh Peneliti.

Data sekunder biasanya didapatkan dari publikasi-publikasi dan data dokumenter

yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan.

Data yang dibutuhkan oleh Penulis untuk penelitian ini adalah rasio-rasio

keuangan yang bersumber dari perhitungan atas laporan keuangan tahun 2007-

2013 yang ada di Pojok Bursa IDX.

3.5       Metoda Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metoda studi

pustaka. Dalam metoda studi pustaka Penulis berusaha memahami literatur-

literatur yang berkaitan dengan pembahasan dengan cara melakukan klasifikasi

dan pengkategorian bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

Data dikumpulkan juga melalui jurnal, penelitian terdahulu, literature

pustaka yang berkaitan dan materi-materi yang bisa didapatkan melalui internet.

3.6       Metoda Pengolahan Data

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menjelaskan bagaimana data dikumpulkan dan diringkas

pada hal-hal yang penting di data tersebut. Kegiatan yang berhubungan dengan

statistic deskriptif seperti menghitung mean, median, modus, mencari mediasi

standar, melihat kemiringan distribusi data dan sebagainya (Singgih:2012)

3.6.2 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

3.6.2.1 Uji Normalitas

Model regresi digunakan untuk melakukan prediksi terhadap nilai variabel

independen. Karena sebuah prediksi, tentu saja dapat terjadi kesalahan (error).

Besar kesalahan adalah selisih antara nilai riil dengan nilai yang diprediksi.

Walaupun prediksi pasti tidak sempurna, namum error yang dihasilkan, yang

jumlahnya adalah sebesar jumlah data, seharusnya memunyai distribusi normal

atau dapat dianggap normal. Hal ini lah yang akan diuji menggunakan uji

normalitas data (Singgih:2012)

Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan SPSS versi 21 untuk menguji

normalitas. Tepatnya menggunakan 1-Sample Kolomogrof Smirnof Test. Untuk

melihat normal tidaknya sebuah model regresi , dapat dilihat dari angka Asymp-

Sig pada tabel Kolmogrof Smirnof. Jika lebih dari 0,05 atau 5% maka model

regresi terdistribusi normal (Singgih:2012)

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variabel independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen

 (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik adalah model dengan semua

variabel independennya tidak berhubungan erat satu sama lain. Tujuan uji

multikolinearitas adalah menguji apakah pada sebuah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar-variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan

terdapat problem Multikolinearitas (Singgih:2012)

Sebuah mdoel regresi dikatakan tidak terjangkit Multikolinearitas jika

model regresi tersebut mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai

angka tolerance mendekati 1.

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji asumsi ini adalah ingin mengethaui apakah dalam sebuah model

regresi terjadi ketidaksamaann varians pada residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satu pengamat ke pengamat yang

lain tetap maka disebut Homoskedastisitas. Jika varians tersebut berbeda maka

disebut Heteroskedastisitas. Sebuah model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi

Heteroskedastisitas (Singgih:2012).

Dasar paling mudah untuk melihat adanya Heteroskedastisitas adalah

melalui scatter plot. Jika scatter plot hasil uji tidak berbentuk pola dan menyebar

maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Jika scatter plot hasil uji membentuk pola

tertentu maka model regresi terjangkit Heteroskedastisitas. Dasar lain untuk

melihatnya adalah dengan Glejser Test. Uji ini cukup melihat nilai signifikansi

pada tabel hasil uji. Jika diatas 0,05 atau 5% maka tidak terjangkit

Heteroskedastisitas.

3.6.2.4 Uji Autokorelasi

Tujuan uji ini adalah ingin mengetahui apakah dalam sebuah model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pada periode t-1. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem Autokorelasi.

Autokorelasi banyak ditemukan pada data yang bersifat time series. Model

regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjangkit Autokorelasi.

Untuk melihat apakah model regresi tejangkit autokorelasi atau tidak

dengan cara melihat nilai Durbin-Watson. Secara umum standar Durbin Watson

adalah sebagai berikut:

a. Bila angka DW terletak antara batas atas (DU) dan (4-DU), maka

koefisien autokrelasi sama dengan nol atau tidak terjangkit Autokorelasi.

b. Bila angka DW lebih rendah daripada batas bawah (DL), koefisien

korelasi autokrelasi lebih besar daripada nol, artinya terjangkit

autokrelasi positif.

c. Bila nilai DW lebih besar dari (4-DL) maka koefisien autokrelasi lebih

kecil daripada nil, berarti ada autokrelasi negative.

3.7       Pengujian Hipotesis

Pada penelitian ini, Penulis menggunakan uji regresi berganda untuk

menguji hipotesis. Uji ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui apakah

dalam sebuah model regresi ada hubungan linier antara sebuah variabel

independen dengan variabel dependen. Seharusnya ada hubungan yang bersifar

linier antara kedua variabel tersebut. Model persamaa nalaisis regresi dalam

penelitian ini adalah sebagai beikut:

Y=a+bX1+cX2+dX3+eX4+e

Keterangan:

Y= Variabel Earning Per Share (EPS)

X1=Variabel Current Ratio (CR)

X2=Variabel Debt to Equity Ratio (DER)

X3=Variabel Total Asset Turnover (TAT)

X4=Variabel Return On Asset (ROA)

e = error

 

DAFTAR PUSTAKA

Anonymousa . 2010. http://digilib.unpas.ac.id/files/disk1/39/jbptunpaspp-gdl-

naisgayatr-1920-2-babii.pdf. Diakses tanggal 13 Desember 2013.

Anonymousb. 2010.

http://repository.maranatha.edu/27/1/Analisis%20Laporan%20Keuangan%2

0untuk%20Menilai%20Kinerja%20Keuangan%20pad.pdf. Diakses tanggal

13 Desember 2013.

Anonymousc. 2010.

http://repository.maranatha.edu/27/1/Analisis%20Laporan%20Keuangan%2

0untuk%20Menilai%20Kinerja%20Keuangan%20pad.pdf. Diakses tanggal

13 Desember 2013

Ardi Hamzah. 2010. Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, Solvabilitas dan IOS Dalam Tahapan Siklus Kehidupan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ tahun 2001-2005. Jurnal Akuntansi Univeristas Trunojoyo . Madura.

Ariyadi Primandoko. 2005. Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Bank Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Brigham, Eugene F., et al. (2009). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Jakarta :Salemba Empat.

I D.K.A Ulupui. 2011. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri barang Konsumsi di BEJ) . Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Bali.

Kasmir. 2008. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Marcus, Myers, Brealey. (2008). Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid 2. Jakarta : Penerbit PT Gelora Aksara Pratama.

Nini Safitri Aziz. 2012. Pengaruh Return on Asset (roa), Debt to Equity Ratio (DER), Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Inflasi terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia (Periode 2003-2010). Skripsi Universitas Hasanuddin. Makasar

I D.K.A Ulupui. 2011. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri barang Konsumsi di BEJ) . Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Bali.


LAMPIRAN

DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BEI SUB SEKTOR

HOTEL, PARIWISATA DAN RESTORAN PERIODE 2007-2012

 

Nama Perusahaan

Kode Saham

PT Island Concepts Indonesia Tbk.

ICON

PT Indonesian Paradise Property Tbk.

INPP

PT Panorama Sentrawisata Tbk.

PANR

PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk.

PGLI

PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.

PJAA

 

 

Tidak ada komentar: