Jumat, 06 Januari 2023

PENGARUH SESUDAH DAN SEBELUM KENAIKAN BBM TERHADAP PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR MERK HAPPY DI DEALER HCM SINGOSARI

PARAMITHA RIA CHRISTANTI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

PERKULIAHAN METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

 

1.      PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini alat transportasi mulai menjadi perhatian bagi setiap orang, hal ini disebabkan karena adanya kebutuhan akan trend gaya hidup yang saat ini sudah mulai berkembang dalam masyarakat. Menurut Utomo (....), transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sedangkan menurut Sukarto (....), transportasi adalah perpindahandari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan (trip) antara asal (origin) dan tujuan (destination). Menurut Utamo (....), transportasi memiliki fungsi dan manfaat yang terklasifikasi menjadi beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan menunjang perkembangan pembangunan (the promoting sector). Sedangkan manfaat transportasi menjadi tiga klasifikasi yaitu: Manfaat dalam Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat.

Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi. Manfaat bidang sosial, transportasi menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya a) pelayanan untuk perorangan atau kelompok, b) pertukaran atau penyampaian informasi, c) Perjalanan untuk bersantai, d) Memendekkan jarak, e) Memencarkan penduduk. Manfaat di bidang poitis transportasi menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan negara, mengatasi bencana, dan lain-lainnya. Manfaat di bidang kewilayahan adalah memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman.

Alat transportasi sudah dianggap sebagai gaya hidup yang mencerminkan karakter seseorang yang aktif dan sporty. Kebutuhan akan alat transportasi pada saat ini sangatlah penting guna mendukung segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Sarana transportasi yang sangat beragam membuat manusia dapat menentukan pilihan transportasi yang ia pergunakan sesuai dengan kebutuhannya. Biasanya jarak adalah alasan mereka untuk menentukan sarana transportasi yang dipilihnya. misalnya sarana angkutan darat dengan menggunakan mobil untuk perjalanan dalam satu kota, sarana angkutan laut dengan menggunakan kapal laut untuk antar pulau, dan sarana angkutan udara dengan menggunakan pesawat terbang untuk antar pulau dan antar kota bahkan untuk ke luar negeri yang jaraknya lebih jauh. Biaya yang harus dikeluarkan pun biasanya lebih besar.

Salah satu pilihan sarana angkutan darat yang paling digemari di Indonesia untuk mempermudah dan mempercepat jarak tempuh adalah dengan menggunakan sepeda motor. Hal ini dikarenakan sepeda motor memiliki harga yang tergolong menengah ke bawah. Disampil harganya lebih murah, motor juga lebih praktis dibandingkan dengan mobil mengingat jalan raya khususnya di ibukota Jakarta sangatlah padat dengan tingginya kemacetan. Permintaan masyarakat terhadap sepeda motor terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal tersebut membuat produsen motor untuk terus melakukan inovasi dari produk yang dihasilkannya. Desain-desain baru pun sering bermunculan dari berbagai merek motor. Merk motor di Indonesia beragam ada merk honda, yamaha, happy, dan lain-lainya. Salah satu tujuan kegiatan pemasaran tentunya untuk mendapatkan hasil penjualan yang sesuai dengan target perusahaan.

Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri

menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan BBM ini akan diikuti oleh naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di masyarakat. Kenaikan harga barang dan jasa ini menyebabkan tingkat inflasi di Indonesia mengalami kenaikan dan mempersulit perekonomian masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap.

Jika terjadi kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat berpengaruh terhadap permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan (Rosyidi, 2009:291). Sementara penawaran adalah banyaknya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga dan waktu tertentu. Masalah lain yang akan muncul akibat dari kenaikan harga BBM adalah kekhawatiran akan menurunnya jumlah penjualan kendaraan bermotor. Kenaikan tersebut pastinya akan menghambat perusahaan mendapatkan laba sesuai dengan target yang di anggarkan. Permintaan masyarakat akan berkurang karena harga barang naik drastis. Begitu juga dengan penawaran, akan berkurang akibat permintaan dari masyarakat menurun.

Hal ini sesuai dengan hukum permintaan, Jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun, dan sebaliknya jika harga barang turun, jumlah barang yang diminta akan bertambah” (Jaka, 2007:58).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan mengambil topik Pengaruh Sesudah dan Sebelum Kenaikan BBM Terhadap Penjualan Kendaraan Bermotor Merk Happy di Dealer HCM Singosari”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan permasalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kenaikan BBM terhadap penjualan motor segala merk di dealer HCM Happy singosari?

2. Bagaimana perilaku pasar ketika kebijakan pemerintah memutuskan untuk menaikkan BBM terhadap penjualan motor segala merk di dealer HCM Happy singosari?

3. Sejauh apa hasil yang didapatkan atas penjualan motor di dealer HCM Happy singosari sesudah kenaikan BBM ?

1.3 Tujuan Peneliti

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan oleh peneliti, tujuan atas penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh kebijakan BBM terhadap penjualan motor segala merk di dealer HCM Happy singosari,

2. Mengetahui perilaku pasar dan aksi pasar dalam pembelian motor segala merk di dealer HCM Happy singosari,

3. Mengetahui sejauh apa hasil yang didapatkan oleh penjual sesaat setelah kenaikan bahan bakar minyak di dealer HCM Happy singosari.

1.4 Manfaat

Berdasarkan tujuan yang diuraikan oleh peneliti, manfaat yang diharapkan adalah sebagi berikut:

Bagi Peneliti

1. Mendapatkan informasi pengaruh kebijakan pemerintah dalm menaikkan BBM pada penjualan motor di HCM Happy Singosari.

2. Lebih dapat memperluas informasi dan ilmu pengetahuan.

Bagi Dealer HCM

1. Informasi yang didapat akan mencadi acuan strategi dalam pemasaran setelah kebijakan BBM dipiutuskan.

2. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan.

Bagi Universitas

1. Sebagai bahan acuan pembelajaran kebijakan pemerintah akan memberikan dampak bagi semua aktivitas dari semua segi pembelajaran.

2. Sebagai informasi dan ilmu pengetahuan.


2.  LANDASAN TEORI

2.1       Teori Kebijakan

Banyak defenisi yang dibuat oleh para ahli untuk menjelaskan arti kebijakan. Kebijakan

publik membahas soal bagaimana isu-isu dan persoalan disusun (constructed) dan

didefinisikan dan bagaimana kesemuanya itu diletakkan dalam agenda kebijakan dan agenda

politik. Atau, seperti yang diungkapkan oleh Dye (....) yang menyebutkan kebijakan

sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (whatever

government chooses to do or not to do). Sementara itu, istilah publik dalam rangkaian kata

public policy mengandung tiga konotasi: pemerintah, masyarakat, dan umum. Ini dapat

dilihat dalam dimensi subyek, obyek, dan lingkungan dari kebijakan. Dalam dimensi subyek,

kebijakan publik adalah kebijakan dari pemerintah. Maka itu salah satu ciri kebijakan adalah

what government do or not do. Kebijakan dari pemerintahlah yang dapat dianggap

kebijakan yang resmi dan dengan demikian mempunyai kewenangan yang dapat memaksa

masyarakat untuk mematuhinya. Dalam dimensi lingkungan yang dikenai kebijakan,

penegertian publik di sini adalah masyarakat.

Anderson (....) mengemukakan beberapa ciri dari kebijakan, seperti berikut :

1.         Public policy is purposive, goal-oriented behavior rather than random or

chance behavior. Setiap kebijakan mesti ada tujuannya. Artinya, pembuatan suatu kebijakan

tidak boleh sekedar asal buat atau karena kebetulan ada kesempatan membuatnya. Bila tidak

ada tujuan, tidak perlu ada tujuan.

2.         Public policy consists of courses of action rather than separate, discrete

decision or actions performed by government officials. Maksudnya, suatu kebijakan tidak

berdiri sendiri, terpisah dari kebijakan lain, tetapi berkaitan dengan berbagai kebijakan dalam

masyarakat, dan berorientasi pada pelaksanaan, interpretasi dan penegakan hukum.

3.         Policy is what government do not what they say will do or what they intend to

do. Kebijakan adalah apa yang dilakukan pemerintah, bukan apa yang ingin atau diniatkan

akan dilakukan pemerintah.

4.         Public policy may be either negative or positive. Kebijakan dapat berbentuk

negatif atau melarang dan juga dapat berupa pengarahan untuk melaksanakan atau menganjurkan.

5.         Public policy is based on law and is authoritative. Kebijakan didasarkan pada

hukum, karena itu memiliki kewenangan untuk memaksa masyarakat untuk mematuhinya.

Sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sub-sistem atau elemen, komposisi dari

kebijakan dapat dilihat dari dua perspektif : dari proses kebijakan dan dari struktur kebijakan.

Dari sisi proses kebijakan, ada beberapa tahapan diantaranya: identifikasi masalah dan tujuan,

formulasi kebijakan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan. Sementara jika dilihat dari segi

struktur, terdapat lima unsur kebijakan. Unsur pertama, tujuan kebijakan. Seperti penjelasan

sebelumnya, suatu kebijakan dibuat karena ada tujuan yang ingin dicapai. Tanpa ada tujuan,

tidak perlu ada kebijakan.

Kebijakan yang baik mempunyai tujuan yang baik. Tujuan yang baik sekurang-

kurangnya memenuhi empat kriteria yaitu; diinginkan untuk dicapai, rasional atau realistis,

jelas, dan berorientasi ke depan. Unsur kedua, masalah. Masalah merupakan unsur yang

sangat penting dalam kebijakan. Kesalahan dalam menentukan masalah secara tepat dapat

menimbulkan kegagalan total dalam seluruh proses kebijakan. Dengan kata lain, jika suatu

masalah telah dapat diidentifikasikan secara tepat berarti sebagian pekerjaan dapat dianggap

sudah dikuasai. Unsur ketiga, tuntutan. Tuntutan muncul antara lain karena salah satu dari

dua sebab: Pertama, karena terabaikannya kepentingan suatu golongan dalam proses

perumusan kebijakan, sehingga kebijakan yang dibuat pemerintah dirasakan tidak memenuhi

atau merugikan kepentingan mereka. Kedua, karena munculnya kebutuhan baru setelah suatu

tujuan tercapai atau suatu masalah terpecahkan.

Unsur keempat yaitu dampak. Dampak merupakan tujuan lanjutan yang timbul sebagai

pengaruh dari tercapainya suatu tujuan. Seberapa besar dampak yang terjadi untuk tiap jenis

kebijakan sulit diperhitungkan karena : tidak tersedianya informasi yang cukup, dalam bidang

sosial pengaruh dari satu kebijakan sulit dipisahkan dari pengaruh kebijakan lain, proses

berjalannya pengaruh dari sesuatu kebijakan di bidang sosial sulit untuk diamati. Unsur

kelima, sarana atau alat kebijakan. Suatu kebijakan dilaksanakan dengan menggunakan

sarana yang dimaksud. Beberapa dari sarana ini antara lain : kekuasaan, insentif,

pengembangan kemampuan, simbolis, dan perubahan kebijakan itu sendiri.

Menurut Friedrik (2003:2)

“kebijakan adalah serangkaian tindakan yang diajukan seseorang, group, dan pemerintah dalam lingkungan tertentu dengan mencantumkan kendala-kendala yang dihadapi serta kesempatan yang memungkingkan pelaksanaan usulan tersebut dalam upaya mencapai tujuan”.

Menurut Mustopadidjaja (2003:3)

Kebijakan adalah keputusan suatu organisasi yang dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan tertentu sebagai keputusan atau untuk mencapai tujuan tertentu, berisikan ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan pedoman perilaku dalam (1) pengambilan keputusan lebih lanjut, yang harus dilakukan baik kelompok sasaran ataupun (unit) organisasi pelaksana kebijakan, (2) penerapan atau pelaksanaan dari suatu kebijakan yang telah ditetapkan baik dalam hubungan dengan (unit) organisasi pelaksana maupun dengan kelompok sasaran yang dimaksudkan”.

2.2       Teori Penjualan

Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu pihak kepada

pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Penjualan juga merupakan

suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar penjualan maka semakin besar pula

pendapatan yang diperoleh perusahaan. Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama

perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik

maka secara langsung dapat merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena sasaran

penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan pun akan berkurang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari pengertian penjualan itu sendiri adalah sebagai berikut:

Menurut Simamora (2000: 24) dalam buku “Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis

menyatakan bahwa: “Penjualan adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa.

Pengertian penjualan menurut Marom (2002: 28) dalam buku “Sistem Akuntansi Perusahaan

Dagang menyatakan bahwa : “Penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah

persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu

produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk

tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.

2.2.1    Klasifikasi Transaksi Penjualan

Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut La Midjan (2001;170) dalam

bukunya “Sistem Informasi Akuntansi 1” dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Penjualan Tunai

2. Penjualan Kredit

3. Penjualan Tender

4. Penjualan Ekspor

5. Penjualan Konsinyasi

6. Penjualan Grosir”

Menurut pengertian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Penjualan Tunai

Adalah penjualan yang bersifat cash dan carry pada umumnya terjadi secara kontan

dan dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap kontan.

b. Penjualan Kredit

Adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.

c. Penjualan Tender

Adalah penjualan ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memegangkan

tender selain harus memenuhi berbagai prosedur.

d. Penjualan Ekspor

Adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang

mengimpor barang tersebut.

e. Penjualan Konsinyasi

Adalah penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual.

f.          Penjualan Grosir

Adalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang grosir atau eceran.

Dari uraian di atas penjualan memiliki bermacam-macam transaksi penjualan yang

terdiri dari: penjualan tunai, penjualan kredit, penjualan tender, penjualan konsinyasi,

penjualan ekspor, serta penjualan grosir.

2.2.2    Dokumen-Dokumen Penjualan

Dokumen-dokumen penjualan menurut La Midjan (2001;183) dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi 1 antara lain sebagai berikut:

1. Order Penjualan Barang (Sales Order)

2. Nota Penjualan Barang

3. Perintah Penyerahan Barang (Delivery Order)

4. Faktur Penjualan (Invoice)

5. Surat pengiriman Barang (Shipping Slip)

6. Jurnal Penjualan (Sales Journal)”.

Menurut pengertian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Order Penjualan Barang (Sales Order)

Merupakan penghubung antara beragam fungsi yang diperlukan untuk memproses

langganan dengan menyiapkan peranan penjualan.

2. Nota Penjualan Barang

Merupakan catatan atau bukti atas transaksi penjualan barang yang telah dilakukan

oleh pihak perusahaan dan sebagai dokumen bagi pelanggan.

3. Perintah Penyerahan Barang (Delivery Order)

Merupakan suatu bukti dalam pengiriman barang untuk diserahkan kepada pelanggan

setelah adanya pencocokan rangkap slip.

4. Faktur Penjualan (Invoice)

Adalah dokumen yang menunjukan jumlah yang berhak ditagih kepada pelanggan

yang menunjukan informasi kuantitas, harga dan jumlah tagihannya.

5. Surat Pengiriman Barang (Shipping Slip)

6. Jurnal Penjualan (Sales Journal)

Dapat disimpulkan bahwa dokumen-dokumen penjualan terdiri dari: Order Penjualan

Barang, Nota Penjualan Barang, Perintah Penyerahan Barang, Faktur Penjualan, Surat

Pengiriman Barang dan Jurnal Penjualan.

2.2.3    Bagian-Bagian Penjualan

Menurut Krismiaji (2002;275) dalam bukunya Sistem Informasi Akntansi menyatakan

bahwa bagian-bagian penjualan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Bagian Penjualan

2. Bagian Kredit

3. Bagian Gudang

4. Bagian Pengiriman

5. Bagian Penagihan

Menurut pengertian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagian Penjualan

Adalah bagian penjualan menerima surat pesanan dari pihak pembeli dan membuat

surat order penjualan atas dasar surat pesanan tersebut.

2. Bagian Kredit

Adalah atas dasar surat pesanan dari pembeli yang diterima dibagian penjualan,

bagian ini memeriksa data kredit pelanggan yang selanjutnya memberikan persetujuan

terhadap surat pesanan tersebut dan memeriksannya ke bagian gudang.

3. Bagian Gudang

Adalah bagian gudang yang bertugas untuk menyimpan persediaan baran dagangan

serta mempersiapkan barang dagangan yang akan dikirim kepada pembeli.

4. Bagian Pengiriman

Adalah bagian ini mengeluarkan surat order penjualan dan kemudian membuat nota

pengiriman atas barang yang dipesan.

5. Bagian Penagihan

Adalah bagian ini bertugas untuk membuat faktur penjualan dan kemudian

didistribusikan kepada:

a. Rangkap pertama (asli) diberikan kepada pelanggan

b. Rangkap kedua diberikan kepada bagian piutang

c. Rangkap ketiga diarsipkan brdasarkan nomor urut bersamaam dengan surat order penjualan

Dapat disimpulkan bahwa bagian-bagian penjualan terdiri dari: Bagian Penjualan,

Bagian Kredit, Bagian Gudang, Bagian Pengiriman, dan Bagian Penagihan.

2.2.4 Tujuan Penjualan

Dalam suatu perusahaan kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting, karena

dengan adanya kegiatan penjualan tersebut maka akan terbentuk laba yang dapat menjamin

kelangsungan hidup perusahaan.

Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut Swastha (2005;404)

Dalam bukunya “Manajemen Penjualan, yaitu:

1. Mencapai volume penjualan tertentu.

2. Mendapat laba tertentu.

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan umum perusahaan dalam

kegiatan penjualan adalah untuk mencapai volume penjualan, mendapat laba yang maksimal

dengan modal sekecil-kecilnya, dan menunjang pertumbuhan suatu perusahaan.

2.2.5    Faktor-faktor Yang Memengaruhi Penjualan

Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor tertentu yang dapat meningkatkan

aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor

yang mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut

Swastha (2005) dalam buku “Manajemen Penjualan antara lain sebagai berikut:

1. Kondisi dan Kemampuan Penjual

2. Kondisi Pasar

1. Modal

2. Kondisi Organisasi Perusahaan

3. Faktor-Faktor Lain”.

Menurut pengertian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1.Kondisi dan Kemampuan Penjual

Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah penting yang

berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual adalah:

a. Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan

b. Harga produk atau jasa

c. Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman

2. Kondisi Pasar

Pasar sebagai kelompok penbelian atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan

dan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.

3. Modal

Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang dagangan

ditempatkan atau untuk membesar usahanya.

4. Kondisi Organisasi Perusahaan

Pada perusahan yang besar, biasanya masalah penjual ini ditangani oleh bagian

tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli di bidang penjualan.

5. Faktor-faktor lain

Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah

sering memengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya faktor-faktor

tersebut pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kegiatan penjualan, yaitu: kondisi dan kemampuan penjualan, kondisi pasar,

modal, kondisi organisasi perusahaan, dan faktor-faktor lain.

2.2.6 Proses Penjualan

Menurut Swastha (2005) dalam buku “Manajemen Penjualan menyebutkan beberapa

tahapan penjualan, yaitu:

1. Persiapan Sebelum Penjualan

2. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial

3. Pendekatan Pendahuluan

4. Melakukan Penjualan

5. Pelayanan Sesudah Penjualan.

Menurut pengertian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Persiapan Sebelum Penjualan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan tenaga penjual dengan

memberikan pengertian tentang barang yang dijualnya, pasar yang di tuju, dan teknik-

teknik penjualan yang harus dilakukan.

2. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial

Dari lokasi ini dapatlah dibuat sebuah daftar tentang orang-orang atau perusahaan

yang secara logis merupakan pembeli potensial dari produk yang ditawarkan.

3. Pendekatan Pendahuluan

Berbagai macam informasi perlu dikumpulkan untuk mendukung penawaran

produknya kepada pembeli, misalnya tentang kebiasaan pembeli, kesukaan, dan

sebagainya. Semua kegiatan ini dilakukan sebagai pendekatan pendahuluan terhadap pasarnya.

4. Melakukan Penjualan

Penjualan dilakukan bermula dari suatu usaha untuk memikat perhatian calon

pembeli, kemudian diusahakan untuk menarik daya tarik mereka. Dan akhirnya

penjual melakukan penjualan produknya kepada pembeli.

5. Pelayanan Sesudah Penjualan

Dalam tahap akhir ini penjual harus berusaha mengatasi berbagai macam keluhan atau

tanggapan yang kurang baik dari pembeli. Pelayanan penjualan ini dimaksudkan

untuk memberikan jaminan kepada pembeli bahwa keputusan yang diambilnya tepat

dan barang yang dibelinya betul-betul bermanfaat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan proses penjualan

bermula dari persiapan sebelum penjualan, penentuan lokasi pembeli potensial, pendekatan

pendahuluan, melakukan penjualan, dan berakhir pada pelayanan sesudah penjualan.

Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan, karenanya jika aktivitas

penjualan barang tidak dikelola dengan baik maka secara langsung akan merugikan

perusahaan. Hal ini disebabkan oleh sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan


pendapatan perusahaan pun berkurang, maka dari itu dalam melakukan aktivitas penjualan

pengendalian internal penjualan sangatlah diperlukan.

2.3       Teori Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam

mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah

dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam

beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap

sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan

jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap

setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja

produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau kegiatan-kegiatan individu

yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa

termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-

kegiatan tersebut.

Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki

peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator,

influencer, buyer, payer atau user. Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya

sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat

menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu

pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku. Perilaku konsumen

mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang

membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer

pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan

keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan

peran masing-masing.

Peran yang dilakukan tersebut adalah: (1) Initiator, adalah individu yang mempunyai

inisiatif pembelian barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh

terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan

dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang memutuskan

apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer,

adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User, yaitu individu

yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli. Banyak faktor yang memengaruhi

seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari

faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut

diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis. Alasan mengapa

seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan

merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk,

harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari

program pemasaran perusahaan.

Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

(1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha

memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap

suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana

kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari

pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain;

(2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang

dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks

dalam menganalisis perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung;

(3) Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok

masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.

Pengertian Pemasaran menurut Stanton (1997) adalah

suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.

Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 8)

“pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.

Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan

(needs), produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan,

pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.

Perilaku Konsumen secara umum dibagi menjadi 2 yaitu Perilaku Konsumen yang bersifat

Rasional dan Irrasional.

Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional:

1. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan

2. Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi konsumen

3. Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin

4. Konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan konsumen

Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen yang bersifat Irrasional:

1. Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak maupun elektronik

2. Konsumen memiliki barang-barang bermerk atau branded yang sudah dikenal luas

3. Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan gengsi atau prestise.

2.4       Hasil Penelitian Terdahulu

Berita yang sedang bergejolak pada desember ini adalah kenaikan BBM

memengaruhi beberapa dealer motor pendapatannya menurun drastis. Diakibatkan

menurunnya permintaan masyarakat atas pemebelian motor sebagai alat transportasi. Alat

transportasi sangatlah diperlukan dalam mendukung kegiatan sehari-hari. Namun adanya

kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM membuat konsumen melakukan suatu

aksi hingga pasaran motor sepi. Berikut cuplikan berita yang mendukung penelitian ini :

Berita tanggal 02 Desember 2014

Newsth.com Nampaknya dampak kenaikan BBM juga mempengaruhi penjualan sepeda motor di Indonesia. Naiknya harga BBM ternyata membuat pengunjung dan konsumen sudah mulai jarang berkunjung dan melihat lihat motor di dealer yang ada. PT Astra Honda Motor (AHM) menyadari hal ini dan kini mulai merasakan imbasnya. Oleh karena itu kemungkinan akan ada revisi target Honda tahun 2014.

Hal ini dikatakan oleh Thomas Wijaya, Deputy General Manager Sales Division PT Astra Honda Motor, yang menyatakan Astra merevisi target penjualan mereka tahun ini, Akibat kenaikan BBM, kami merevisi penjualan di 2014,” ujarnya hari Sabtu kemarin (29/11) kepada media di Uluwatu Bali. “Sebelumnya kami menargetkan penjualan di 2014 mencapai 5,2 sampai 5,3 juta unit. Karena kenaikkan BBM penjualan di 2014, kami prediksi hanya mencapai 5 juta unit, tambahnya.

Fenomena penurunan penjualan dan turunnya animo masyarakat untuk membeli motor menjadikan penjualan kendaraan sepeda motor menjadi agak lesu, Karena konsumen yang berkunjung ke diler sudah berkurang. Begitu juga saat melakukan pameran konsumen agak lesu. Tapi sampai Oktober 2014, penjualan kita sudah mencapai 4,25 juta unit motor, bulan November 2014 kami perkirakan akan mencapai 400.000 unit, di bulan depan (Desember 2014) kita bisa mencapai 300.000. Jadi bisalah 5 juta unit, tambahnya. (Jf)


 

Berita tanggal 03 Desember 2014

INILAHCOM, Bandung - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan inflasi sedikit banyak mempengaruhi penjualan sepeda motor.

Begitu juga yang dialami oleh produsen sepeda motor Suzuki. Penjualan Suzuki tidak mencapai target lantaran dua faktor tersebut.

Regional Office Heads PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Jawa Barat Aceng Ulumudin menuturkan penjualan sepeda motor Suzuki dari 2011-2013 terus mengalami peningkatan. Namun pada 2014, inflasi dan kenaikan harga BBM memengaruhi penjualan.

Dari Januari-September 2014, rata-rata penjualan Suzuki di Jawa Barat per bulan 2.600-2.700 unit. Padahal target di tahun ini 3.000 unit per bulan.

"Jadi ada loss sekitar 200-300 unit per bulan akibat inflasi dan kenaikan BBM. Kendati demikian kami berupaya bisa mencapai target 36 ribu sampai Desember nanti," kata Aceng usai acara Address Race Media 2014 di Dealer Suzuki Sanggar Mas Jaya, Senin (24/11/2014) sore.

Dia menambahkan, minat masyarakat untuk memiliki kendaraan roda dua masih tetap tinggi. Dan motor hemat BBM yang menjadi incaran masyarakat.

Aceng menambahkan, penjualan di Jawa Barat menyumbang 10% dari penjualan nasional. Dan dari jenis kendaraan, 62% masih dikuasai motor skutik.

Kemudahan dalam pengoperasian atau penggunaan skutik menjadi pilihan masyarakat terutama yang tinggal di kota besar. Diprediksi, motor skutik masih akan trend di 2015.

"Selain skutik, diprediksi motor sport dan motor besar juga akan trend, makin digemari," pungkasnya. (jul)

Penelitian ini di dukung oleh jurnal Irma (2009) jurnal ISSN. Peneliti menganalisa kebijakan

pemerintah mengenai kenaikan bahan bakar membuat para konsumen pasar menurunkan

permintaannya terhadap barang jasa yang ditawarkan.

2.5       Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang peneliti kemukakan sebagai landasan pengujian untuk penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Ho: Secara signifikan tidak ada perbedaan antara penjualan motor per unit sebelum dan

sesudah kenaikan BBM.

Ha: Secara signifikan ada perbedaan antara penjualan motor per unit sebelum dan

sesudah kenaikan BBM.

2.6       Rerangka Pikiran

Penjualan

 

Kebijakan

Pemerintah

& Perilaku Konsumen

 

 

Aksi Pasar

 

Dalam rerangka pikiran, disebutkan bahwa suatu kebijakan pemerintah dalam

menaikkan harga BBM berpengaruh terhadap suatu permintaan masyarakat yang berdampak

pada penjualan motor yang menurun drastis. Penjualan motor yang menurun drastis

memberikan suatu gambaran perilaku konsumen dalam aksi pasarnya. Akibatnya adanya sutu

aksi demo, aksi diam dalam masyarakat. Jika dilihat dari sisi penjualan motor akan

menurunnya demand masyarakat atas supply yang ada. Adamya inflasi di Indonesia ini

membuat pemeruntah harus memutuskan suatu kebijakan yang berdampak bagi perusahaan

barang dan jasa khususnya peneliti meneliti penjualan motor happy di Singosari.

 

3.  METODE PENELITIAN

3.1       Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang

digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis

mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupak an suatu penyelidikan yang sistematis

untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan

terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat

penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian

untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya

dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara

umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan

manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan

mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi

motivasi untuk melakukan penelitian.

Adapun tujuan Penelitian adalah penemuan, pembuktian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

1. Penemuan. Data yang diperoleh dari penelitian merupakan data-data yang baru yang

belum pernah diketahui.

2. Pembuktian. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk membuktikan

adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.

3. Pengembangan. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperdalam

dan memperluas pengetahuan yang telah ada.

Kegunaan penelitian dapat dipergunakan untuk memahami masalah, memecahkan masalah,

dan mengantisipasi masalah.

1. Memahami masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk

memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya diketahui.

2. Memecahkan masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk

meminimalkan atau menghilangkan masalah.

3. Mengantisipasi masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk

mengupayakan agar masalah tersebut tidak terjadi.

4. Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk

melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan

penelitian. Beberapa pandangan metode penelitian secara umum menurut para ahli :

1.         Nasir (1988:51)

Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai

tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.

2.         Sugiyono (2004: 1)

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.

3.2       Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

Menurut Sugiyono (....) , metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan   data      menggunakan  instrumen         penelitian,        analisis data      bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

.Metode           kuantitatif        sering   juga      disebut metode tradisional,       positivistik,

ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional,

karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode

untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada

filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini

telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan

sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat

ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif

karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value

free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip

objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telãh

diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi

sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan

nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif

akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya (Sudarwan Danim, 2002: 35).

3.3       Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:117)

“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi untuk penelitian ini adalah penjulan motor happy HCM di singosari.

Penjualan motor diambil 15 hari sebelum dan sesudah kenaikan BBM. Dari populasi dapat

diambil sampel penelitian. Menurut Sugiyono (2010:118), sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan metoda purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu.

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah penjualan motor tanggal 2 November

2014 sampai 3 Desember 2014.

3.4 Data Penelitian

3.4.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data yang

digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer

disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk

mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang

dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara,

diskusi terfokus (focus grup discussion FGD) dan penyebaran kuesioner. Data diperoleh

dari data asli perusahaan melalui wawancara secara langsung pada 02 Desember 2014 pukul

14:00 WIB di dealer happy HCM Singosari.

Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai

sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari

berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. Data

sekunder yang diambil dalam penelitian ini adalah melalui laporan keuangan HCM singosari.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah metoda

wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap

muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara

sumber atau sumber data.

Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi

pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden,

sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul

data (umumnya penelitian kualitatif)

Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

1.         Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi

yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara

sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo,

dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.

2.         Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara           bebas, yaitu peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara

spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah mengunjungi dealer dengan bertanya

penjualan per unitnya 15 sebelum dan sesudah kebijakan pemerintah memutuskan bahwa

BBM dinaikkan.

3.5       Analisis Data

Pengujian ini menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences

(SPSS) 21.0. Ghozali (2011) menjelaskan bahwa uji normalitas dilakukan dengan alat uji

Kolmogorov Smirnov. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah jika nilai signifikansi

lebih kecil daripada 5%, maka data terdistribusi tidak normal, tetapi jika signikansi lebih

besar daripada 5%, maka data terdistribusi normal.

Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data normal

ataukah tidak normal dan data abnormal return dan Trading Volume Activity terdistribusi

normal atau tidak. Bila data abnormal return terdistribusi normal, maka peneliti

menggunakan alat uji One Sample t-Test. Namun, bila data tidak terdistribusi normal, maka

peneliti menggunakan alat uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Bila data Trading Volume

Activity terdistribusi normal, maka peneliti menggunakan alat uji Paired Sample t-Test.

Namun, bila data tidak terdistribusi normal, maka peneliti menggunakan alat uji Wilcoxon

Signed Ranks Test. Dalam penelitian ini menggunakan uji T-test dan Paired T-test.

3.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut :

a) Untuk menguji hipotesis pertama, yaitu terdapat perbedaan abnormal return secara

signifikan apakah terdapat perbedaan yang menonjol pada tanggal sebelum dan sesudah

kenaikan bahan bakar mesin (BBM) pada tahun 2014, maka digunakan alat uji One

Sample t-Test karena data terdistribusi normal. Hipotesis statistik pengujian yang akan

digunakan adalah sebagai berikut.

H0: Secara signifikan tidak ada perbedaan antara penjualan motor per unit sebelum dan

sesudah kenaikan BBM.

Ha: Secara signifikan ada perbedaan antara penjualan motor per unit sebelum dan

sesudah kenaikan BBM.

Jika thitung  ttabel atau Sig. > 0.05, maka H0 diterima. Jika thitung > ttabel atau Sig. < 0.05,

maka H0 ditolak.

b) Untuk menguji hipotesis yang kedua, yaitu melihat perbedaan rata-rata penerimaan

penjualan di dealer Happy. Untuk melihat perbedaan antara 2 variabel ini, digunakam iji

Paired Sample T-test. Hipotesisnya sebagai berikut :

H0: μsebelum - μsesudah = 0

Ha: μsebelum - μsesudah  0

Jika Sig. > 0.05, maka maka H0 diterima. Jika Sig. < 0.05, maka H0 ditolak.

3.7       Tahapan Penelitian

Tahapan Penelitian peneliti adalah sebag berikut :

1.         Langkah pertama adalah memasukkan data yang telah diperoleh peneliti dalam Variabel View.

2.         Kemudian mengisi Data View sesuai dengan yang telah didapatkan

3.         Analyze Non Parametric Test Legacy Dialogs dan pilih 1 sample KS.

4.         Masukkan kedua variabel, lalu optios pilih descriptiv, ok

5.         Kemudian peneliti melihat data normal atau tidak. Setelah data normal lanjut dengan

uji yang kedua yaitu Paired Sample T-test.

6.         Pilih analyze Compare Means Paired Sample Test.

7.         Masukkan ke 2 variabel dan ok.

8.         Selain 2 uji ini, peneliti menggunakan uji Volatilitas menggunakan Microsoft Excel.

 

DAFTAR PUSTAKA

Dye,Thomas.2002. Kebijakan Pemerintah.Surabaya: CV Atmahadi

Friedrik .2003:2. Perilaku Masyarakat Akibat Kebijakan Pemerintah.Jakarta:Universitas Atmajaya.

Simamora ,Henry..2000:24. Teori Penjualan. Yogyakarta: BPFE.

Marom, Chairul.2002:28. Teori Penjualan Menurut Para Ahli. Jakarta.

Krismiaji.2002:275. Klasifikasi Penjualan.Jakarta.

Basu Swastha.2005:406. Beberapa Teori Penjualan dan Klasifikasinya.Jakarta : Manajemen Penjualan.

Maslow.2009.Teori Hierarki Kebutuhan Maslow.Jakarta.

Utomo.2010.Teori dan kebijakan pemerintah.Jakarta

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.f

Sukarto,Wiryo.2009. Kebutuhan Akan Transportasi. Surabaya: PT Jaya Karya.

Imron, Ali. 2002. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Staton,Statler.2007.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Merek Honda. Management Analysis Journal: 1-5.

Nazir.2008.Penelitian Kuantitatif dan Metode Dalam Aplikasinya.Surabaya.

Sugiono.2008.Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta

Jaka.2007:58. Hukum Permintaan.Surabaya:Managemen Controling System

Rosyidi.2009:291. Kenaikan BBM Mempengaruhi Permintaan Konsumen.Jakarta

Tidak ada komentar: